Home / Romansa / Takdir Cinta Sang Anak Koruptor / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Takdir Cinta Sang Anak Koruptor: Chapter 51 - Chapter 60

99 Chapters

bab limapuluh - menerobos garis batas (2)

"Kamu ngapain di sini, Sena?" "Antar makanan buat kamu." Sena langsung mengangkat tas yang di dalamnya ada rantang berisi makanan yang ia masak di rumah tadi ketika Winena muncul di dekat pos satpam kosnya dengan pakaian tidur. Senyum terpatri di wajah Sena meski Winena menyambutnya dengan agak ketus. Winena menekan pelipisnya seraya mendesah. Tampak kekesalan pekat di wajahnya yang pucat. "Saya kasih alamat kos saya bukan untuk ini, Sena," Winena berujar dengan lebih dingin dari sebelumnya, membuat Sena agak terkejut, tetapi berhasil menyamarkan ekspresi di wajahnya. "Kamu pasti juga udah menyadari kan, kalau saya nggak terlalu suka membagikan sesuatu yang terlalu privat ke orang lain? Bahkan sama Asih, yang udah saya kenal cukup lama dan cukup akrab pun saya nggak kasih alamat kos saya. Tapi kamu... kenapa kamu di sini? Sengaja mau bikin saya tambah sakit?" Ah, dada Sena sedikit tersengat karena lagi-lagi Winena menyebut Sena sebagai 'orang lain'. Padahal, mereka berteman, bukan
last updateLast Updated : 2022-11-19
Read more

bab limapuluh satu - peluk

Berkat kedatangan Sena, Winena menghabiskan sisa hari itu tanpa harus terjebak di kamar kosnya dengan hanya meratapi hari ulang tahun Ibu tanpa kehadiran sosok itu di sisinya untuk kali pertama. Menolak diantarkan ke dokter, setelah menghabiskan makanan yang dibawakan Sena dan mengobral sebentar, Winena dengan tak tahu malu meminta Sena menemaninya keliling kota Yogyakarta naik motor. Sebenarnya, Winena berani mengutarakan keinginannya itu karena Sena sendiri sempat bersikeras ingin tinggal lebih lama di kos Winena setelah Winena tidak lagi menunjukkan raut permusuhan karena tiba-tiba muncul di kosnya."Kenapa nggak pakai mobil aja, Win? Kamu kan lagi sakit lho ini. Nanti tambah sakit kalau kena angin," usul Sena yang tak langsung mengiakan ajakan Winena."Percaya sama saya, Sena. Saya sebenarnya nggak sakit," kilah Winena.Sena jelas-jelas tidak percaya pada jawaban itu."Nggak sakit gimana? Coba kamu ngaca dulu sana di kamar biar bisa lihat sendiri muka kamu yang pucat banget. Sekar
last updateLast Updated : 2022-11-25
Read more

bab limapuluh dua - jangan ke mana-mana

Sebelum melajukan motor Winena untuk kembali ke kos, Sena menyempatkan untuk memberitahu Ibu kalau dirinya belum bisa ikut ke Magelang hari ini. Sebab, Sena tidak bisa meninggalkan Winena begitu saja setelah melihat wanita itu meluruh dalam tangis di pelukannya. Sena ingin terus memeluk Winena sampai wanita itu sendiri yang menolak untuk dipeluk. Perjalanan menuju kos Winena tak lagi diisi obrolan-obrolan ringan seperti saat mereka tadi berangkat. Sena cukup tahu diri untuk tidak mengajak Winena bicara banyak-banyak setelah luapan emosi wanita itu yang sesungguhnya sempat mengagetkan Sena. "Belum sampai, Win. Jangan dilepas," ucap Sena saat Winena menjauhkan tubuh dan melepas pelukan di pinggang laki-laki itu, ketika berhenti di lampu merah. "Cuma mau benerin helm," sahut Winena dalam suara serak. Hanya sekitar lima belas detik kemudian Winena sudah kembali memeluk pinggang Sena tanpa diminta. "Mau mampir beli makan atau GoFood aja kalau udah sampai kos?" "Nanti aja di kos." Sen
last updateLast Updated : 2022-11-26
Read more

bab limapuluh tiga - kita ini, apa?

Winena sangat sadar, tetapi agak sedikit tidak waras, dan bisa dengan jelas melihat bahwa saat ini ada pertentangan di kepala Sena tentang apa yang akan laki-laki itu lakukan pada posisi mereka yang melekat begitu dekat. Hanya tinggal memangkas batas tipis untuk menyatukan bibir mereka sekarang juga atau Sena akan memilih untuk mundur saja setelah membuat Winena berada dalam posisi gamang.'Kenapa bukan kamu saja yang mencium Sena duluan, Win?'Setan di kepala Winena mendesak wanita itu untuk bertindak, tetapi Winena masih ragu-ragu dan tanpa sadar mengeratkan pelukan di pinggang Sena, membuat tubuh Sena yang liat semakin lekat menempel pada tubuhnya.Winena menelan ludah. Bertanya-tanya dalam hati dengan tidak sabar, mau sampai kapan mereka bertahan pada posisi yang sangat tanggung itu? Kenapa Sena tidak juga bertindak? Atau Sena sengaja mengulur-ulur waktu untuk melihat respons Winena? Kalau memang itu yang sedang Sena lakukan sekarang, laki-laki itu jelas telah berhasil membuat Win
last updateLast Updated : 2022-11-27
Read more

bab limapuluh empat - status baru

Winena meraup wajahnya dengan kedua tangan, terduduk menyandar di pintu kamar setelah kabur dari Sena. Energi yang terbentuk dari makan malamnya bersama Sena tadi seperti baru saja menguap dan membuat tubuh Winena lemas. Jantung Winena berdebar-debar keras hingga rasanya bisa merontokkan tulang rusuk. Winena mendongak dan menggigit bibir bawahnya menahan pekikan. Bagaimana bisa ia memulai hari dengan begitu muram seolah kehidupan telah meninggalkan tubuhnya, lalu berakhir menjadi begitu hidup dan menyala hanya karena kehadiran Sena? Pengaruh seorang Sena benar-benar luar biasa. Detik ini ketika matanya kembali terpaku pada gelang rumah sakit milik Ibu yang teronggok di atas ranjang, Winena tidak semuram dan sesedih tadi pagi. Ingatan tadi sore, setelah Winena menangis saat menumpahkan sekelumit cerita hidupnya kepada Sena, laki-laki itu melepaskan rengkuhan dan menatap Winena dengan begitu menenangkan dan mengucapkan kata-kata yang menguatkan Winena secara ajaib. "Winena, yang na
last updateLast Updated : 2022-11-28
Read more

bab limapuluh lima - diminta kembali

Ibu Ingat ya, Mas. Jangan pulang terlalu malam Nggak boleh nginep di tempat perempuan . . Sena meringis membaca pesan dari Ibu lalu mengirimkan balasan kalau dirinya sudah dalam perjalanan pulang ke rumah dan berjanji akan melakukan video call jika Ibu khawatir dirinya berbohong. Walaupun sebenarnya ia nyaris tidak pulang karena tidak rela berpisah dari Winena tadi. Dulu, saat masih merantau di Jakarta, Sena lebih bebas melakukan apa-apa. Ibu juga jarang merecokinya karena tahu bahwa Sena sibuk bekerja. Ibu hanya sesekali menghubungi Sena kalau anaknya itu terlalu lama tidak memberi kabar. Setelah pulang ke Yogyakarta dan kembali tinggal bersama Bapak dan Ibu, Sena sendiri yang memang berinisiatif untuk lebih sering berkabar dengan Ibu meski ibunya tak meminta. Sena hanya merasa bahwa ia punya kewajiban untuk membuat kedua orang tuanya tidak khawatir. Saat mobilnya berhenti di lampu merah, Sena mengirimkannya pesan suara singkat kepada Winena lalu tersenyum-senyum sendiri seper
last updateLast Updated : 2022-11-28
Read more

bab limapuluh enam - rencana

Nindi Fahrani baru selesai melakukan pemotretan sebagai brand ambassador brand ternama yang baru-baru ini mengeluarkan produk tas terbaru saat asisten pribadinya tergopoh-gopoh menyerahkan sebuah amplop cokelat kepada wanita itu. Menjatuhkan tubuh pada kursi malas sembari melepas lelah setelah harus berpose berbagai gaya hingga punggungnya encok, Nindi membuka amplop yang berisi foto-foto Sena dan seorang wanita asing. Nindi terbakar api cemburu. Kepalanya dan dadanya tersengat panas. Dan untuk bisa memadamkan api itu, Nindi harus berurusan dengan Sena. Atau mungkin harus berurusan dengan wanita yang berada di dalam foto itu bersama Sena. "Juned," panggil Nindi kepada asisten pribadinya yang sibuk mengipasi Nindi dan menyodorkan air minum kepada sang artis. "Butuh apa lagi, Beb?" Nindi memutar bola mata. Juned memang senang sekali memanggilnya 'Beb' atau 'Say' kepada Nindi. Awalnya menbuat Nindi kesal, tetapi lama-kelamaan Nindi terbiasa dan membiarkan Juned memanggilnya begitu hi
last updateLast Updated : 2022-11-28
Read more

bab limapuluh tujuh - keputusan

"Selamat siang, Pak Rudi."Sena berusaha sebisa mungkin untuk tidak menunjukkan emosi berlebihan saat menghubungi Pak Rudi begitu sampai di kantor setelah makan siang.Pagi tadi, setelah Winena masuk ke gedung kantornya dan tak lagi terlihat, Sena menepikan mobil untuk mengirimkan pesan kepada Pak Rudi yang menghubunginya terlalu pagi. Sena menyampaikan kepada mantan atasannya itu bahwa ia akan menghubungi Pak Rudi setelah makan siang karena ada pekerjaan yang cukup padat sehingga belum bisa mengobrol panjang di pagi hari."Banyusena," Pak Rudi menyebut lengkap nama depan Sena. "Saya sempat mengobrol dengan Pak Rusli beberapa waktu lalu. Pak Rusli memuji kinerja kamu yang selalu bagus dan bahkan hasil sidang yang kamu menangkan selalu memuaskan. Kamu juga hampir tidak punya kasus yang tidak terselesaikan."Pak Rusli adalah kepala kantor kejaksaan di tempat Sena bekerja sekarang. Sena tidak tahu jika Pak Rusli akrab dengan mantan atasannya, terlebih lagi mereka membicarakan tentang dir
last updateLast Updated : 2022-11-30
Read more

bab limapuluh delapan - kejutan

Sena baru akan kembali masuk ke ruangannya setelah menghabiskan beberapa batang rokok, tetapi langkahnya tertahan oleh keramaian yang terjadi beberapa meter di depannya. Beberapa orang Sena kenali sebagai rekan kerjanya."Fer, ada apa, sih?" Sena menepuk pundak salah seorang yang dikenalnya.Ferdi memutar tubuh dan menaikkan alis. "Eh, Mas Sena di kantor? Saya kira hari ini nggak ke kantor.""Tadi ketemu saksi ahli cuma sampai sebelum makan siang, kok. Itu kenapa rame-rame?" Sene mengendik ke arah keramaian yang terasa ganjil di kantor mereka yang biasanya lengang."Anu... ada artis, Mas."Kernyitan tipis sontak terbit di kening Sena. "Artis? Terjerat kasus apa?""Oh, bukan. Nggak ada kasus apa-apa setahu saya, tapi katanya tadi mau ketemu teman jaksa yang kerja di sini."Sena manggut-manggut, tampak tidak tertarik lalu pamit kepada Ferdi untuk lebih dulu masuk ke ruangan karena ada berkas kasus baru yang harus segera ia tinjau dan selesaikan.Namun, kaki Sena yang baru satu langkah t
last updateLast Updated : 2022-12-04
Read more

bab limapuluh sembilan - gosip

"Mbak Win, cerah amat pagi ini! Ini pertama kalinya Mbak Wina senyum secerah mentari pagi lho eaktu di kantor. Bahkan waktu pertama kali masuk, Mbak Wina senyumnya aja senyum tanggung kayak nggak ikhlas mau kerja di sini," Asih langsung mengoceh karena takjub melihat Winena menyapanya dengan senyum saat Asih muncul dari pantry menenteng cangkir yang masih mengepulkan uap. "Bagi-bagi kabar baiknya, dong!""Perasaan biasa aja, deh." Winena meringis. Apa sejelas itu perubahan suasana hatinya?"Mua teh, Mbak?" Asih menawari, tetapi Winena menggeleng. "Pasti ada hubungannya sama mas-mas yang anterin Mbak Wina ke kantor ya?"Winena sontak melotot. Bagaimana Asih bisa tahu? Padahal, Winena baru saja tiba di ruangan kantor mereka."Ternyata benar!" Asih heboh sendiri bahkan meski Winena tidak mengonfirmasi apa-apa."Siapa, Mbak? Pasti Mas Sena ya?"Winena benar-benar tak bisa membohongi siapa pun dari ekspresi panik yang terpasang jelas di wajahnya. "Kalau kamu tadi lihat kenapa nggak nyamper
last updateLast Updated : 2022-12-04
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status