Aku menggeleng. "Mengapa? Apa kamu benar-benar tidak mencintainya? Ibu menyesal, Sa. Selama ini mata dan hati Ibu tertutup untuk melihat siapa Safira. Dia istri yang luar biasa," ucap Ibu lirih. Meskipun suara yang keluar berat, tetapi aku tahu ada ketulusan dari hatinya saat memuji Safira. "Justru saya sangat mencintai Fira, Bu. Sayangnya saya terlambat menyadari," jawabku serak, "Ketika talak selesai saya ucap, rasanya hati begitu nelangsa, Bu. Rasanya kosong, hampa. Saat melihat dia menangis, hati saya sakit, Bu." Aku tak mampu menahan air mata yang seketika pecah. Aku laki-laki lemah. "Kalau begitu, Mas kembali saja sama Mbak Fira, Santi yakin Mbak masih mencintai Mas," celetuk Santi. "Iya, Sa," sambung Ibu. Aku menggeleng, "Saya malu. Selama ini Fira telah berbuat banyak. Tapi, saya justru membalasnya dengan rasa sakit. Dia tidak akan bahagia bersama saya."
Last Updated : 2021-12-24 Read more