"Mau pakai mobil apa motor?" tanya Haykal ketika mereka bersiap berangkat. Ia sedang duduk di kursi teras, menyambut Nur yang baru keluar dari kamar, mengambil sesuatu yang tertinggal. "Terserah, Abang, saja," jawab Nur. Sedikit kikuk sebenarnya dia memanggil laki-laki itu dengan sebutan abang. Meskipun selama ini dia memendam debar-debar rasa pada Haykal dan sempat bermimpi akan memanggilnya dengan sebutan itu, tetap saja canggung. Mereka sudah terbiasa blak-blakan. "Pakai motor saja, ya. Biar lebih dekat," balas Haykal seraya mengeluarkan kendaraan roda duanya dari garasi. Ada desiran halus menjalari aliran darah Nur. Perlakuan Haykal demikian lembut, andai semua itu dibarengi cinta, maka betapa indah dunia untuknya. Namun, kenyataannya semua itu hanya kepalsuan. Ibarat pil kina, manis di luar, pahit di dalam. "Pegangan, nanti jatuh." Haykal meraih dua t
Last Updated : 2022-01-07 Read more