Semua Bab Unexpected Encounter: Bab 21 - Bab 30

83 Bab

Video call

Hari sudah sore.Maudi sudah mengerjakan semua pekerjaannya, seperti biasa setelah bangun tidur tadi pagi ia membersihkan diri, menemani Calum bermain setelah Satria berangkat bekerja. Hari ini Maudi mengirim lamaran ke beberapa perusahaan, katanya kan, sambil menyelam minum air jadi barangkali ada yang nyantol Maudi mengirim berkas ke perusahaan-perusahaan itu.Siang pun sama, Maudi tak melakukan hal banyak, hanya memasak, karena bosan ia yang hoby melihat vlog memasak di Yutube pun berniat mempraktekan.Tentu dengan ijin, Maudi punya nomor Bintang, sudah dua kali video call juga karena Bintang ingin bicara dan melihat wajah anaknya, Maudi meminta ijin meminjam mixser dan juga oven di dapur Bintang, dan tentu saja di ijinkan.Oleh karena itu Calum bisa memakan roti bolu buatannya. Membuat bolu tidak sulit, Maudi bisa dengan mudah membuatnya, pun dengan bahan-bahannya, tidak banyak, hanya perlu waktu membuat meringue dan memanggang.Calum sudah mau mendekat
Baca selengkapnya

Cororo

Calum sudah mandi, anak itu sudah memakai baju tidur dan bau bedak bayi, sedang duduk di depan rumah sembari menanti ayahnya pulang, Maudi menemani, ia belum mandi, nanti saja kalau ia sudah santai dan Calum sudah bersama Satria, biar habis mandi sekalian nonton anime sambil rebahan. Tak pelu dijelaskan lagi, orang-orang pasti tau nikmatnya kegiatan tersebut.Biasanya Satria pulang sekitar jam setengah lima atau lebih. Dan sekarang masih jam empat.Maudi pun tidak hanya duduk menunggu, sementara Calum bermain dengan robot dan juga mobil-mobilannya Maudi sibuk melihat-lihat tanaman yang ada di depan rumah.Sepertinya layaknya wanita kebanyakan Bintang juga menyukai hal feminism dan juga indah semacam bunga, Maudi juga suka, ia hanya tidak suka merawatnya, yang telaten itu ibu Maudi, terbukti dengan koleksi tanaman hias yang Tiar punya, semua Tiar yang urus sendiri, Maudi tidak punya tenaga atau keinginan untuk membantu ibu menyiram bunga-bunga di depan rumah namu
Baca selengkapnya

Orang nyebelin

“Jadi ceritanya soal apa?”Malam harinya saat Maudi hendak pergi ke kamar mandi ia tanpa sengaja berpapasan dengan Satria, lelaki jangkung itu menggunakan celana pendek dan juga kaos biasa, di tangannya ada satu gelas air minum.Sepertinya Calum ditinggal di kamar. Karena sepengelihatan Maudi tadi ruang tv sedang kosong.Satria menanyakan tentang bagaimana Calum satu hari ini, seperti kemarin, lalu seakan tak boleh lupa satu hari pun dia menanyakan lagi soal pernovelan.Jangan khawatir bestie, Maudi tersenyum lebar sekali, mata sipitnya sampai kelihatan merem. Bangga dengan dirinya sendiri, karena setelah berpikir keras beberapa saat lalu Maudi berhasil membuat plot cerita.Maudi mengedip beberapa kali. Menjawab. “Anak tunggal kaya raya jatuh cinta sama upik abu yang banyak hutang.”Kisah Cinderella.Lalu Satria yang tadi meneguk air minumnya kini terlihat mengangguk mendengar jawaban Maudi, Maudi jadi berpikir lebih p
Baca selengkapnya

Konsultasi pertama

Maudi berdiri dengan tangan saling bertumpu di depan tubuh. Sedari tadi ia tak sudah-suah menunduk, sesekali melarikan diri ke lain arah, lalu kemudian menghadap depan kembali pada laki-laki yang tengan duduk di sofa sembari memangku laptop.Mata Satria dari tadi tak lepas dari lcd laptop di pangkuannya. Maudi bisa melihat kerutan dahi Satria datang sesekali, lalu alis terangkat satu seakan-akan tengan keheranan dengan tulisan yang sedang dibacanya, pun sudah terhitung dua kali Satria melirik ke arah Maudi terang-terangan.Maudi makin berdebar.Ini sudah layaknya wawancara kerja saja. Daritadi Satria meliriknya seperti seorang pengawas ujian nasional. Oke ini memang pertama kalinya Maudi menulis sebuah karangan, namun setelah ia baca sendiri tadi pagi, Maudi rasa tulisannya tidak seburuk itu hingga Satria harus memberikan respon yang membuat orang jadi was-was semacam itu.Maudi berdehem keras, sengaja, bahkan terdengar sekali kalau dehemannya dibuat-buat.
Baca selengkapnya

Pulang atau tinggal

“Lusa kita putus, Lum. Mbak Mody mau pergi.”Maudi baru saja duduk di sofa setelah selesai menyapu, ia juga sudah selesai sarapan, sudah mandi juga, dan Calum memang bukan anak yang apa-apa harus ditemani, anak tiga tahun itu anteng saat Maudi menyuruhnya diam bersama para mainan, ditinggal mandi dan tidak memanggil atau menangis karena sendirian.Mungkin karena sudah terbiasa sendirian, atau mungkin memang pada dasarnya bermain mainan merupakan hal kesukaannya hingga ia tak sedikitpun melempar protes.Calum yang dari tadi sibuk bermain menoleh pada Maudi setelah mendengar perkataan tante-tante beraroma sabun itu.Calum mengerjap. Berkata. “Mau kemana?”Seminggu memang bukan masa yang lama, dan Maudi juga tidak merasa sebegitu berat hingga tak terasa seminggu yang ia dedikasikan untuk menemani Calum di rumah sudah hampir habis.Satria sudah memberinya bayaran kerjanya selama satu minggu meski Maudi belum genap bekerja semin
Baca selengkapnya

Salah bicara

Sekedar informasi saja barangkali ada yang meragukan. Maudi benar-benar sehat. Ia tidak tuli atau punya gangguan THT.Dan menurut telinga yang diyakini bersih ini untuk pertama kali Maudi merasa ragu dengan apa yang didengarnya.Tidak salah?Tadi Satria bilang; Kamu mau jadi pengasuh Calum lebih lama?What? Maudi perpanjang kontrak kerja begitu? Okelah dari awal pun tidak ada kontrak, tapi beneran Satria meminta Maudi untuk jadi pengasuh Calum lagi? Padahal Maudi sudah ada niatan pulang kampung. Menghadapi realita.Maudi mengedipkan mata, ia kemudian meniringkan kepala. Sedikit keheranan sebenarnya dengan apa motif Satria mengatakan hal semacam itu.“Bukannya tadi mas bilang kalau mas dirumahkan?” tanya Maudi setelah beberapa lama, tidak langsung mengiyakan tawaran yang Satria berikan.Satria mengangguk, sambil dengan santai mengunyah mendoan. “Iya,”Nah kan.Maudi melirik Calum, anak itu sedang berfokus pada
Baca selengkapnya

Diam-diaman

Maudi ingat sekali, dulu, tiga atau empat tahun yang lalu komplek RTnya mendapat sebuah berita pergosipan yang besar.Keadaan dimana ketika si ratu nyinyir akhirnya malah menjadi seseorang yang dinyinyiri, biang gossip malah justru menjadi bahan yang digosipi.Tentang pernikahan Satria dan pacarnya yang kabar desas-sesusnya sudah hamil terlebih dahulu, diisukan juga kalau mereka hidup di bawah satu atap yang sama tanpa ikatan pernikahan. Lalu sang wanita berakhir hamil. Maudi mendengarnya dari ibu, dan terbukti dengan pulangnya Satria membawa satu perempuan yang tengah hamil muda.Karena rumah mereka bersebelahan persis, dan bisa dibilang kalau kamar Maudi berada paling dekat dengan ruang tamu rumah Bu Sarah, Maudi bisa mendengar apa yang keluarga itu diskusikan walaupun ia tak punya niat menguping sama sekali.Maudi dengar, keluarga mbak Bintang murka akan kehamilan anak perempuannya, dan mbak Bintang diusir dari rumah. Sewaktu resepsi pernikahan pun tidak ada k
Baca selengkapnya

Maaf tapi ...

Setelah berpikir semalaman Maudi akhirnya memutuskan sesuatu. Ia tidak akan pulang dan kembali ke rumah dengan tangan kosong, Maudi memilih untuk menetap di Jakarta dan menjadi pengasuh Calum sementara ia menunggu panggilan kerja dari perusahaan lain.Dan untuk mewujudkan hal itu, satu hal pertama yang Maudi harus lakukan adalah meminta perampunan, menjadi kembali bicara dengan Satria, minimal sekali Maudi harus membuat Satria memaafakannya. Setelah kemarin Maudi membiarkan Satria mendiaminya karena Maudi tau orang marah perlu waktu untuk menenangkan diri dan juga berpikir.Dan sepertinya satu malam cukup kan?Satria sudah pasti akan mau berbicara lagi dengan Maudi kan?Maudi berdiri di depan kamar Calum, pintunya setengah terbuka, setahu Maudi, Satria belum keluar dari kamar sejak siang, setelah mengantarkan Calum ke kamar Maudi tadi jam Sembilan.Maudi asumsikan kalau Satria sedang bekerja, lelaki itu bilang sendiri kalau ia akan sibuk meski sedang d
Baca selengkapnya

Tentang ciuman

--Terakhir yang Maudi ingat, sudah beberapa hari tepatnya setelah Satria memberi koreski pada tulisan yang Maudi buat. Mungkin tidak banyak yang tau, namun jika memang benar-benar niat Maudi bisa melakukan dan membuat sesuatu dengan baik. Seperti pengalamannya kali ini, cerita yang ia buat ini merupakan pertama kalinya Maudi menulis dan merangkai sebuah cerita.Dan berhubung ia niat juga Maudi pun langsung mengkoreksi apa yang kurang dari tulisannya saat Satria selesai mengoreksi waktu itu.Selain selesai koreksi, Maudi juga berhasil menulis empat part tambahan hanya dalam beberapa hari.Maka begitulah, disini Maudi sekarang. Berdiri percaya diri dengan dagu terangkat, menunggu lelaki yang duduk di sofa itu selesai membaca penggalan naskah yang ia buat.“Udah begini doang?”Wajah Maudi yang semula jemawa, kini berubah menjadi datar. ‘Doang’ katanya? Ini orang tidak tau ya? Bahkan setelah Maudi dengar-dengar dari beberapa orang
Baca selengkapnya

Ambigu

Semenjak Satria dirumahkan Maudi jadi lebih banyak menganggur dari pada punya pekerjaan, ia lebih sering berdiam diri di kamarnya, mencoba menulis atau kadang cuma rebahan sembari menonton anime dan drama, Maudi jarang sekali ikut nimbrung kalau Satria dan Calum sedang bersama-sama.Namun jika kemarin hampir satu harian penuh Maudi diam di kamar dan hanya dipanggil kalau Satria sedang sibuk atau hendak pergi keluar. Hari ini Maudi lebih banyak berada di luar rumah. Bukan luar rumah dalam artian yang jauh, namun di luar rumah secara harafiah. Satu meter dari teras, berjongkok sembari mengarahkan gunting memotong daun dari bunga-bunga dalam pot.Kemarin sore Bintang menghubungi Maudi, dia meminta tolong Maudi untuk menjagakan bunga-bunganya selama ibu Calum itu pergi.Dan untuk informasi saja, Maudi memang tidak pernah menaruh peduli pada bunga-bunga yang selama ini hanya diihatnya, sudah hampir dua minggu, bukan? Berkat bantuan gerimis dan hujan bunga-bunga koleksi Bin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status