Maudi menutup pintu kulkas keras-keras, tak santai sama sekali, wajahnya terkejut lengkap dengan sebuah sirat tak percaya.“Resign?” celetuk Maudi dengan pelototan mata, dia membawa satu bungkus roti tawar dan juga selai kacang ke meja.Tak percaya dengan apa yang didengar telinganya barusan. Yang mana merupakan sebuah pembahasan pasti saat seseorang sedang dalam titik rendah. Kerja disini berat, bosnya sialan, rekan kerja tikus semua, mau resign aja. Bukan sekali dua kali Maudi mendengar sahabatnya mengeluh begitu.Maudi menatap pada ponselnya yang berdiri didepan toples kaca. Wajah Eva terlihat di sana.“Ini wacana lagi?” tanya Maudi kemudian.Karena memang Eva selalu; pengen resign, mau resign, otw resign, tapi tidak resign-resign. Wajar saja Maudi menanyakan itu.Gadis yang sedang menjalin penggilan video dengan Maudi itu menjawab. “Kali ini beneran, udah kasih surat pengunduran diri juga.”Maudi mendecak. &l
Baca selengkapnya