Home / Romansa / Ajari Aku Salat / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Ajari Aku Salat: Chapter 131 - Chapter 140

222 Chapters

Apa Reaksinya? 2

“Oh, tapi ... baiklah.” Akhirnya Zahra mau setelah pertimbangan. Marc menggandeng tubuh Zahra dan membantunya berdiri. Selain itu, dia menggandengnya, karena mungkin sang istri terlalu lelah dan capek. Mereka akhirnya keluar dari ruangan itu.***MEYYIS*** Marc mengajak Zahra makan di depan rumah sakit. Tempatnya nyamand an masakan Indonesia. Yang terpenting ada logo halal terpampang jelas dari nama restoran itu bersebelahan dengan nama restoran tersebut. “Duduklah, Sayang. Aku akan memesan. Mungkin khas Jawa ada di sini?” Marc menuju ke layanan pemesanan. Memang interaksi dengan pelanggan dibatasi hanya mungkin saat memberikan layanan antar saja. Marc terlihat memasuki loket pesanan dengan menekan tombol yang tersedia. Pemesanan memang sudah menggunakan peralatan canggih. Setelah pesanan selesai, Marc duduk kembali. Zahra masih mematung saja tanpa suara. Sebagai lelakinya, tentu dirinya tahu bagaimana perasaan
last updateLast Updated : 2021-12-09
Read more

Tak Sama 1

“Enggak, sepertinya akan ada kejutan. Nanti kamu akan tahu,” ujar Marc sambil memeluk tubuh sang istri erat sengaja memancing kemarahan Raehan. Dia sudah punya rencana agar nanti Raehan kepergok saat mendekati Zahra. ***Meyyis*** Marc melenggang sambil menggenggam tangan sang istri. Dia langsung mengajaknya ke ruangan Kim, sebab tadi muntah-muntah. Sebelumnya, dia mengetuk pintu dahulu, kemudian mendorongnya saat Kim bersuara untuk mempersilakan masuk. “Kim,” panggil Marc. “Ada apa, Marc? Apa anakmu sudah bangun?” tanya Kim. Dia memang sudah bebas sampai lepas pulang. jadwal prakteknya dikurangi saat ini sebab baru saja melakukan operasi tersebut. “Bukan Jelita, tapi istriku. Dia sepertinya sakit. Tadi muntah-muntah,” tukas Marc. “Oke, berbaringlah!” Marc mengerutkan keningnya. &
last updateLast Updated : 2021-12-11
Read more

Tak Sama 2

“Mohon maaf, Dok. Kami belum mengerti.” Doter Erlida mungkin termasuk dokter yang sedikit memiliki selera humor tinggi. Dia malah mengambil sebuah kotak yang ada di laci kemudian memasukan alat tersebut ke dalamnya. “Berikan pada sahabatmu Kim, apa reaksi dia?” Marc dan Zahra semakin tidak mengerti, tapi keduanya menuruti yang dikatakan oleh Dokter Erlida.***MEYYIS*** Sudah pukul empat ketika Zahra dan Marc keluar dari ruangan Dokter wanita tersebut. Dia seperti sapi yang dicucuk hidungnya. Mereka masuk ke ruangan Kim yang sudah memakai jaketnya, karena akan kembali ke rumah. “Kamu sudah selesai, Kim?” Kim mengangguk. “Iya, sepertinya anak kalian akan diperikas temanku nanti,”ujar Kim. “Ini, Dokter memberikan ini untuk kamu baca katanya.” “Itu apa?” Marc hanya mengedikkan bahu. Kim membuka bungkusan i
last updateLast Updated : 2021-12-11
Read more

Tekanan Mental 1

“Mari kita bicara. Tujuan aku ke mari juga ingin bicara, bukan bertengkar lagi,” ucap Raehan. “Aku akan bicara jika suamiku mengijinkan.” Zahra sengaja menekankan kata “suamiku” dengan nada yang sedikit sarkas. ***Meyyis*** Marc sudah ada di luar ketika Zahra bicara seperti itu. Marc segera masuk ke ruangan itu. sebab dia tahu jika Jelita sangat ketakutan. Maka dari itu Marc langsung membuka pintu dan mengucapkan salam. “Ada tamu rupanya? Sudah dari tadi, Rey. Sayang, sudah salim sama Papa?” tanya Marc. Jelita menggeleng. Dia terlihat sangat ketakutan dalam pelukan Zahra. “Lebih baik kalian bicara dan selesaikan masalah kalian dengan baik. Sayang, saat ini kamu sedang mengandung. Tidak baik marah-marah. Jaga emosimu, oke? Rey, aku mengijinkan istriku untuk bicara denganmu.” Zahra memndang Marc agar diselamatkan tidak harus bicara dengan Raeh
last updateLast Updated : 2021-12-11
Read more

Tekanan Mental 2

“Nggak tahu, tiba-tiba ingin saja.” Zahra terhenyak ketika teleponnya berbunyi. Marc meletakkan mangkuk bekas makan Jelita yang tidak habis, kemudian melihat siapa yang menelpon istrinya. Dia tersenyum ketika sudah tahu siapa yang menelpon.  ***MEYYIS*** Raehan naik pesawat sudah tidak seperti dia. Kadang, dia menangis kadang cekikikan. Demikian sepanjang perjalanan. Untung saja tidak keras. Jadi tidak mengganggu penumpang lain. Mereka sudah mendarat di bandara Ngurahrai dengan selamat. seluruh penumpang turun. Namun tidak dengan Raehan. Dia tetap duduk dan merancau tidak karuan. Seorang pramugari memperingatkannya. Tapi dia malah curhat tidak karuan. Tertawa kemudian menangis. “Ini sepertinya ada gangguan mental. Sebaiknya bawa ke kantor dan hubungi keluarganya,” tukas salah satu pramugari. “Baiklah, nanti malah bahaya kalau dia dilepas sendiri. 
last updateLast Updated : 2021-12-11
Read more

Menikah Itu Enak 1

“Raehan, Nak. Ada apa? Kamu kenapa?” Seorang wanita paruh baya memeluk Raehan. “Oh, terima kasih, Nak. Saya ibunya Raehan.” Mamanya Raehan melepaskan pelukannya dengan Raehan kemudian bangkit dan mengulurkan tangan kepada Edo.                LXXIIMENIKAH ITU ENAK Raehan sudah tidak bereaksi lagi. Mamanya memandang ke arah papanya. Dia kemudian memadnang lagi ke arah Edo yang dari tadi juga menunduk saja. “Sebenarnya apa yang terjadi, Nak Edo? Kenapa jadi begini?” tanya mamanya Raehan. “Jadi dari bernagkat memang Pak Raehan merancau, Nyonya. Tapi waktu turun beliau menganggap teman kami Santi sebagai Zahra. Jadi mungkin memang beliau ada masalah sehingga saya menghubungi pihak kelu
last updateLast Updated : 2021-12-11
Read more

Menikah Itu Enak 2

“Pa, kita selalu setia satu sama lain dan tidak pernah saling menyakiti kecuali karena perbedaan pendapat saja. Tapi mengapa Raehan begitu? Aku sampe malu sama Jeng Zubaedah. Itu kenapa aku hanya kirim paket kalau memberikan hadiah sama Jelita.” Papanya Raehan memeluk istrinya dengan erat untuk menyalurkan kasih sayang agar istrinya tersebut lebih tenang.    ***MEYYIS*** Malam ini Kim beneran datang dengan seluruh makanan yang sduah dia persiapkan. Sebelumnya dia menelpon Marc untuk menanyakan makanan apa yang disukai istri dan anaknya. Maka hanya label halal saja yang diminta Marc. Terpilihlah masakan China sebab Kim memang pecinta masakan China sebagai cikal bakal kebudayaannya. Dia memang keturunan China dua-duanya. Hanya saja, dia memang bergaul dengan semua teman dari negara mana saja. Kim membawa banyak masakan. Ada berbagai masakan tapi memang masih original masakan China. Mereka mulai m
last updateLast Updated : 2021-12-11
Read more

Bulan Madu Ke-2 sesion 1

“Kau itu ... sayang, sudah mengantuk? Tidur saja kalau sudah mengantuk.” Zahra mengangguk. Sehingga Marc dan Kim ke teras karena takut mengganggu Zahra dan Jelita yang sedang tidur. Dua sahabat itu boleh dibilang temu kangen setelah sekian lama tidak bertemu.  ***Meyyis*** Jumat pagi, Marc dan keluarga sudah siap mau pulang ke tanah air. Jelita juga sudah siap dan wangi. Dia duduk di ranjang rumahs akit menunggu Marc menyelesaikan administrasi. Sebelum masuk kembali ke dalam kamar rawat Jelita, Marc mendapatkan telepon. Dia melongok ke layar. Ternyata adalah Jason yang menelepon. “Jelita bagaimana, Marc. Lo jadi pulang ke Indonesia nggak?” tanya Jason. “Gue lagi siap-siap,” tukas Marc. “Ya sudah, hati-hati.” Marc memutuskan sambungannya kemudian memasukkan ponselnya ke saku celananya. Dia menggendong Jelita dan juga menggandeng
last updateLast Updated : 2021-12-12
Read more

Bulan Madu Ke-2 Season 2

“Kau nggak tahu, sih. Kata Mama Zubaedah, yang menyukai Ziya itu para anak Kyai. Bagiamana gue nggak minder?” Jason menunduk. Marc menghentikan tingkah jahilnya. Dia baru melihat Jason dalam mode takut seperti itu. “Tidak usah takut. Jodoh tidak mengenal  logika.” Jason memandang lekat ke arah sahabatnya itu dan memeluknya.***MEYYIS*** Marc sedikit geli melihat sahabatnya itu dalam mode melankolis. “Sudah jangan berlebihan. Lepaskan, nanti ketahuan Ziya malah dia jijik sama kamu karena dikira gay.” Jason langsung melepaskannya dan mengibaskan tubuhnya. “Lo kira aku najis kamu kibaskan? Ck!” Dua sahabat itu tertawa bersama. Semua persiapan hampir kelar. Hanya tinggal baju pesta yang belum datang. Jason memesan langsung pada seorang desainer. Dia ingin membuat pernikahan ini berkesan. Dia mendapatkan nasehat bahwa memberikan mahar haruslah yang terbaik. Maka Jaso
last updateLast Updated : 2021-12-12
Read more

Lamaran 1

“Benarkah? Iya mungkin, Ma. Sudah lima tahun nggak ke sana. Waktu masih di Malang saja dua lebaran nggak berkunjung karena tetap kerja.” Marc dan Jason yang ada di sebelah mereka hanya menjadi pendnegar setia saja. Mereka memandnag lautan lepas yang terlihat tenang tapi ternyata gejolaknya menyimpan jutaan misteri. Seperti yang baru saja kita terima, Mandala poranda di dalam lautan sana.  ***Meyyis***“Marc, hati seseorang seperti lautan. Semoga Ziya memberikan sedikit terumbu karang untuk aku berlindung. Aku tidak tahu, mengapa merasa begitu sulit.” Marc Menoleh ke arah Jason. Sedangkan Jelita dan Zahra sudah duduk di bangku yang tersedia di dek itu. “Jas, aku juga merasa demikian tidak percaya diri waktu melamar Zahra. Tapi satu hal yang perlu kamu ketahui, kita yang minoritas dalam ilmu itu harus berjuang untuk menjadi mayoritas dalam hati istri kita. Mungkin awalnya sangat sulit, tapi tentu akan
last updateLast Updated : 2021-12-12
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
23
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status