Home / Romansa / Ajari Aku Salat / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Ajari Aku Salat: Chapter 111 - Chapter 120

222 Chapters

Maafkan Aku 2

“Hubby, boleh nggak aku menjenguk Raehan? Tapi kalau tidak boleh juga tidak apa-apa.” Marc memegang kedua pinggang sang istri kemudian melihat ke arah matanya yang sayu. “Boleh nggak, ya?” Marc mengelus pipi Zahra dengan punggung telunjuknya yang dibengkokkan.***MEYYIS***Zahra memejamkan matanya untuk merasakan sentuhan lembut itu. “Aku percaya padamu. Aku akan mengantarmu menjenguknya. Memang kenapa?” Kedua tangan Marc beralih memegang kedua pinggang sang istri. “Tadi orang tua Raehan datang. Mereka meminta aku menjenguknya.” Marc mengerutkan kening membuat Zahra takut. Dia menunduk tidak berani memandang ke arah sang suami. “Benarkah? Yang tamu tadi? Memang Raehan sakit apa?” marc masih dalam posisi itu. “Katanya kehilangan semangat hidup. Tapi pas mau pulang mereka apat telepon bahwa Raehan jatuh dari lantai dua.&rdq
last updateLast Updated : 2021-12-03
Read more

Raehan Keterlaluan 1

“Mas, kamu sudah siuman?” Zahra masuk karena mendengar Raehan yang histeris. “Zahra, maafkan aku, Zahra. Aku bersalah padamu. Maafkan aku ... aku ....” Raehan memeluk Zahra tiba-tiba ketika dia mendekat. Awalnya, Zahra keget karena gerakan tiba-tiba itu. dia menoleh ke arah Jason yang berada di belakangnya.  Marc mengangguk tanda mengijinkan untuk istrinya itu memberikan semangat untuk Raehan. Namun rasa cemburu sebenarnya menguras hatinya. Dia ingin sekali meninju lelaki yang berani memeluk istrinya itu. Tapi rasa kasihan dan demi kemanusiaan membuat dirinya mengalah.***Meyyis*** “Raehan, kita memang sudah berpisah sebagai pasangan. Tapi kita masih dapat berteman ‘kan? Masih ada Jelita di antara kita.” Raehan memandang wanita yang dulu selalu ada untuknya tersebut. Dia masih memeluknya. Walau dirinya merelakan Zahra memeluk mantan suaminya, tapi tetap saja n
last updateLast Updated : 2021-12-04
Read more

Raehan Keterlaluan 2

“Ma, mamafkan Zahra, sepertinya Raehan tidak membutuhkanku. Mungkin mama undang Zoya saja, ya? Permisi!” Zahra menggenggam tangan suaminya. Jemari itu terasa dingin menyentuh kulit tangan Marc. Sejujurnya Marc ingin marah. Namun tidak jadi melihat sang istri sangat tertekan sepertinya. Raehan memang sangat keterlaluan. Tidak habis-habisnya merendahkan Zahra.  Entah apa yang ada di otaknya hingga bisa pikirannya sejahat itu.       ***MEYYIS*** “Sayang, kau baik-baik saja?” tanya Marc. “Iya, Hubby. Aku hanya kaget. Ternyata Raehan benar-benar tidak kenal denganku. Hubby, kita berumah tangga cukup lama. Ternyata dia masih tdiak mengenaliku. Bisa-bisanya mulutnya sepedas itu.” Zahra menmgepalkan tangan karena merasa sangat marah. “”Hai, kenapa kamau marah? Seharusnya aku yang marah.” Marc menegakkan dagu sang istri karena wa
last updateLast Updated : 2021-12-04
Read more

Maharnya? 1

“Iya, Sayang. aku mau rapat. Ada apa.” Entah siapa sang penelpon sehingga Jason menjawabnya sangat mesra sehingga menimbulkan kecurigaan Zahra dan Marc. Biarlah, nanti siang akan dia tanyakan. ***Meyyis*** Zahra masih mndengar Jason menelpon. Dia sedikit curiga.siapa sebenarnya yang Jason paggil sayang? dia harus menyelidiki. Zahra tidak mau jika Ziya kecolongan apalagi sampai mencintai lelaki ini yang ternyata memiki kekasih lain. Sebab dia belum dapat konfirmasi sari Ziya, bahwa dirinya menjadi kekasih Jason. Zahra membuka sosial medianya. Barang kali di sana ada petunjuk. Pelan-pelan dia membuka sosial media itu. Dia tidak menemukan apa pun. Di postingan Jason juga hanya bisnis dan beberapa foto Jason yang tersenyum dan tertawa saat di Malang. Zahra menjadi frustasi. Namun sekian detik dia menertawakan dirinya. Mengapa bisa kepo dengan kehidupan orang? Karena lama menunggu suaminya dan Jason belum kembali,
last updateLast Updated : 2021-12-04
Read more

Maharnya? 2

“Bagus juga itu. tapi Al-Qadar yang hanya saiprit saja aku nggak hafal-hafal. Bagaimana mau seluruh ayat. Sudahlah, yang penting Al-Qadar dulu baru menyusul yang lainnya,” ucap Jason mantap. Marc menepuk bahu sahabatnya. Dia memberikan semangat pada sahabatnya itu. Memang benar kata kyai. Bahwa memandang orang itu dilihat siapa temannya? Maka teman adalah cerminan dari orang tersebut. seperti juga Jason yang menjadi ketularan Marc menyukai gadis berhijab dan berusaha sebaik mungkin untuk mempelajarai Islam.***MEYYIS*** Zahra membuka matanya. Dia mendengarkan percakapan serius suaminya dengan Jason yang terdengar sangat seru. Terdengar mereka memang membicarakan Ziya sanga dik sepupu. Zahra mengucek matanya kemudian bangkit. Sebelum bergabung, Zahra terlebih dahulu mencuci wajahnya. “Seru amat, apa yang kalian bicarakan?” tanya Zahra sambil menghempaskan diri di kursi. Marc meraih bahunya agar lebih dekat.
last updateLast Updated : 2021-12-04
Read more

Yang Di Rumah Lebih Istimewa 1

Tapi untuk pertama kalinya dirinya gemetar mendengar azan saat berada di rumah Zahra, untuk pertama kalinya dia gemetar mendnegar lantunan ayat suci Al-Qur’an. Entah mengapa demikian rumit rasa yang membuat dirinya  bergejolak. Rasa yang belum pernah dirasakannya sepanjang hidupnya. Rasa tenanag dan damai setelah getaran itu terhenti mengguncang jiwanya.                                                                      ***Meyyis***Jason membuang puntung rokok pada asbak yang tersedia. Dia mematikannya kemudian duduk di kursi yang ada. “Aku sudah pikirkan masak-masak. Sekali saja ketemu dengan Kyai Kholid
last updateLast Updated : 2021-12-08
Read more

Yang Di Rumah Lebih Istimewa 2

“Hmmm, bagus itu. Kayaknya aku nggak ikut aja.” Marc mengangguk membebaskan istrinya. Mereka kemudian masuk ke dalam karena Jason sudah kayak emak-emak yang mau ngelahirin memanggil mereka karena gabut kangen dengan Ziya.  ***MEYYIS*** Malam sudah berlalu. Jason sudah siap untuk pergi ke pesantren mengajibersama Kyai Kholid. Dia memakai baju koko warna putih dengan sarung palekat. Sedangkan Marc di rumah juga baru saja dari masjid. Dia masuk ke kamarnya. “Hubby, mau makan dulu? Atau bagaimana? Katanya mau ke pesantren Kyai Kholid?” tanya Zahra sambil melepas mukenanya, dia selesai melaksanakan salat Isha’ juga. “Aku ganti baju dulu. Kau nampak cantik dengan baju itu.” Marc tahu istrinya mengenakan baju malam baby dol baru. Sebagai lelaki yang jantan, dia akan memuji setiap yang dikenakan istrinya oertama kali. “Masa, si
last updateLast Updated : 2021-12-08
Read more

Lepaskan, Dian Bisa Mati! 1

“Nanti aku tanyain lagi. Tadi hanya bilang dia sudah pulang. Aku hanya bilang akan menyampaikan, udah begitu aja. Selebihnya hanya ngobrol santai. Sebab menelepon kamu tidak diangkat katanya.” Marc mengangguk.nanti dia akan tanya sendiri kapan jadwalnya dan bagaimana prosedurnya. Mereka menyelesaikan makanannya hingga tandas. Jelita menguap hingga selepas makan malam, Marc menggandengnya agar masuk ke kamarnya. Zahra kemudian mengikuti untuk menemani putrinya tersebut. “Aku sekalian berangkat, ya?” Marc mencium kening Zahra dan putrinya bergantian. ***Meyyis*** Sementara di rumah Zahra Marc sedang gabut karena memtik bunga mawar kesayangan mertuanya, di rumah sakit Raehan sedang termenung karena perkataannya paada Zahra tadi siang.  Lelaki itu menyesal sudah mengatakan hal-hal buruk kepada mantanm istrinya itu, entah mengapa, kadang yang dia pikirkan tidak terkoneksi dengan yang dia lakukan.
last updateLast Updated : 2021-12-08
Read more

Lepaskn! Dia Bisa Mati 2

“Pa, ada apa?” tanya mama Raehan ketika berpapasan di lorong rumah sakit. Dia tidak menjelaskan apa pun tetapi langsung  meninggalkan istrinya tersebut. Mamanya Raehan bingung, tapi kemudian berjalan menuju ruangan Raehan.          ***MEYYIS*** Hari ini sudah dijadwalkan Jelita akan berobat ke Singapura. Dokter Kim sudah setuju untuk menjadwalkan untuk bertemu. Namun mungkin Marc tidak bisa menemani langsung hari ini. Dia ada rapat penting. Sejak Raehan memutuskan menjadi sekutu pasif. Secara otomatis dia yang mengurusi perusahaan itu. Jika tidak ada masalah mungkin bisa dipercayakan anak buah. Tapi Raehan meninggalkan banyak sekali problem yang harus diselesaikan. “Semua sudah aku siapkan, Sayang. Kalian akan terbang dengan jet pribadi. Aku tidak mau ambil resiko. Karena kamu terbang sendiri tanpa aku.” Marc mengelus rambut Jelita yang sudah tertidur di s
last updateLast Updated : 2021-12-08
Read more

Lepaskan Dia 1

“Halo, bisa saya pesan itu sekarang? Malam ini juga. Saya akan bayar langsung.” Maka Marc memutuskan sambungan ketika orang itu setuju. “Hubby, kau yang terbaik. Mudah-mudahan mama tidak mengamuk besok pagi. Soalnya nunggu sekian bulan barulah mawar itu kuncup.”  Marc tersenyum meringis.***Meyyis*** Sementara di rumah Zahra Marc sedang gabut karena memtik bunga mawar kesayangan mertuanya, di rumah sakit Raehan sedang termenung karena perkataannya paada Zahra tadi siang.  Lelaki itu menyesal sudah mengatakan hal-hal buruk kepada mantanm istrinya itu, entah mengapa, kadang yang dia pikirkan tidak terkoneksi dengan yang dia lakukan. Emosinya tidak stabil. Walau dia sudah berpikir untuk berbuat baik,  nyatanya hal itu kadang berbanding terbalik dengan emosinya. “Raehan, apa yang kau lakukan sebenarnya, Nak? Papa sudah susah payah membuat Zahra datang ke rumah sakit. Kenapa
last updateLast Updated : 2021-12-08
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
23
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status