Home / Romansa / Ajari Aku Salat / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Ajari Aku Salat: Chapter 101 - Chapter 110

222 Chapters

Pulang 2

“Ini pisang goreng sama teh. Mana mereka? Belum turun juga?” Zubaedah meletakkan pasugatan itu di atas meja makan. “Kami di sini, Ma.” Zahra memeluk mamanya dan mencium pipinya kanan kiri.***MEYYIS*** Zubaedah kaget ketika sudah ada sang putri yang memeluknya. Tidak lama kemudian Jelita datang dan berlari memeluk Marc terlebih dahulu. Lelaki itu langsung mengangkat tubuh kecil sang anak dan mencium pipinya. “Jelita kangen sama papa?” Gadis itu mengangguk. Marc menurunkannya kembali kemudian bergabung dengan Jason di mejamakan. “Mama kangen sam aku, ya?” Zubaedah mencubit hidung Zahra. “Udah jangan manja sama mama. Sudah punya suami pula. Itu tehnya diminum saja. Mama bikin semur daging sebentar lagi matang.” Maka Zahra melepaskan pelukannya kemudian bergabung bersama Jason dan suaminya. “Za, jadi gini, kita
last updateLast Updated : 2021-11-29
Read more

Pelor (Nempel Molor) 1

“Eh, Stop! Jangan pernah berani sentuh istri gue!” Marc memelootkan matya saat Jason akan mencubit pipi Zahra.***Meyyis*** Pagi ini Zahra sudah siap dengan jas stelan warna dongker. Dia sudah memagutkan wajahnya di depan kaca. Dia berputar mencari kesalahan dari pakaiannya. Ini bukan pertama kali dia terjun ke perusahaan. Tapi kali ini rasanya sangat gugup. Padahal Jason sudah mengatakan bahwa fungsinya hanya sebagai kamuflase saja. “Sudah sangat cantik tidak usah berkaca lagi. Nanti cerminnya cemburu.” Marc memeluknya dari belakang. Lelaki itu juga mengenakan jas dengan warna senada dengan yang dipakai Zahra. “Bukan begitu. Aku sangat guguip.” Marc membalikkan tubuh sang istri agar berhadapan dnegannya. “Santai saja, sekarang pejamkan matamu kemudian tarik napas dan hembuskan perlahan. Bismilah.” Zahra mengangguk kemudian melakukan intruksi suaminya. 
last updateLast Updated : 2021-11-29
Read more

Pelor (Nempel Molor) 2

“Baiklah Tuan dan nyonya, acara sudah selesai, sekarang yang terakhir adalah memperkenalkan pemilik saham enam puluh persen tersebut adalah ....” Suara moderator tertahan saat mendengar bunyi ponsel. Siapa yang berani-beraninya tidak mematikan ponsel saat rapat?***MEYYIS*** Banyak dari pesrta rapat memuji kehebatan dari Zahra. Wanita itu hanya tersenyum saja. Satu per satu peserta rapat sudah meninggalkan ruangan itu. Tinggalah Marc, Jason, Zahra dan tentu saja Raehan dan Zoya. “Kamu sengaja, ya?” Zahra mengerutkan keningnya. Kali ini dia tidak akan menyerah. Zoya akan melihat siapa sebenarnya Zahra sang perempuan ajaib bahkan jago berantem saat masih lajang. “Sengaja? Kalau kau pikir begitu memang boleh jadi aku sengaja. Lantas?” Zahra berdiri kemudian mencondongkan tubuhnya, hanya terhalang oleh meja. “Kurang ajar emang!” Zoya bangkit kemudian mendekati Zahra. Dia
last updateLast Updated : 2021-11-29
Read more

Skors Untuk Nanti Malam 1

Saat terakhir ada yang mau, dengan profit yang sangat tinggi, sehingga merugikan perusahaannya. Jalan terakhir maka melelang saham. Saat dalam lelang ada penawar yang bahkan menawar saham lebih besar dari ekspektasinya, tentu saja Raehan tidak menyia-nyiakannya. Enak saja Zoya menyalahkannya. “Pa, tunggu dulu aku belum selesai bicara. Papa ....” Zoya kesal sendiri ketika suaminya tidak menggubrisnya.***Meyyis*** Zahra meremas lengan suaminya. Sungguh dia merasa takut. Semalam, Jason sudah memberikan treatment pada Zahra untuk sedikit pelajaran pada Zoya. Zahra melakukannya dengan baik. Tapi yang Zahra lakukan lebih dari ekspektasi Jason dan Marc. Mereka terus melangkah menuju lobi yang sudah ditunggu oleh sopir. Kali ini mereka menggunakan mobil super mewah karena memang ingin membungkam kesombongan Zoya. Marc membukakan pintu mobil untuk istrinya, setelah Zahra masuk, Marc berputar untuk sampai ke sebelah. Sopir membukak
last updateLast Updated : 2021-11-30
Read more

Skors Untuk Nanti Malam 2

“Kalau aku tidak mau?” Marc sudah mulai naik ke atas ranjang. “Skors untuk nanti malam puasa.” Zahra dengan tegas mengatakannya. “Ya sudahlah. Kalau Paduka Ratu sudah bicara, aku ngikut.”***MEYYIS*** Rehan berjalan bergegeas ke ruangannya meninggalkan Zoya yang mengomel tidak karuan. Rasanya sedih,bingung, sakit bercampur jadi satu. Hatinya belum bisa menerima keadaan. Ditambah menyadari atau tidak, dia masih menginginkan istrinya. Raehan menghempaskan tubuhnya di kursi kebanggaaannya. Gerakan Zahra tidak terhempas dari pikirannya. Kata demi kata yang meluncur dari bibir wanita yang sampai saat ini masih menghuni relung jiwanya terngiang terus di telinganya bagai rekaman yang berulang dan berulang. Raehan menjambak rambutnya sendiri. “Zahra,aku menyesal.sungguh-sungguh aku sangat menyesal. Dadaku sakit melihat kau menggandeng pria
last updateLast Updated : 2021-11-30
Read more

Depresi 1

"Mas! Mas, berhenti! Mas, kumohon. Mas Raehan...." Zoya mengejarnya dengan tertatih karena sepatu hak tingginya menyulitkannya. Rehan bergeming dan berlalu meninggalkan istrinya yang baru saja dia talak lewat lisan. Tekadnya sudah bulat untuk mengakhiri pernikahan ini. Raehan menyetir dengan kecepatan sangat tinggi. Bahkan dia tidak peduli dengan rambu-rambu yang ada. Lampu merah diterjang saja. Beberapa kali bahkan hampir menabrak. Dia menuju rumah ornag tuanya. Zoya pasti tidak mau pergi dari rumah. Dia sudah lelah bertengkar dengan Zoya. Tiap hari hanya petengkaran yang sama. "Raehan? Kau nampak kacau?" Ibunya kali ini yang bicara. Raehan tidak menanggapinya. Dia tetap berlalu tidak menggubrisnya. Raehan menuju ke kamar lamanya. Foto-foto pernikahan tidak diturunkan. Zoya tidak mengetahui karena dia tidak pernah masuk kamar itu. Kalau datang ke rumah ornag tuanya, Zoya tidak pernah menginap. Ayah dan Ibunya memang tidak pernah suka dengan Zoya. S
last updateLast Updated : 2021-11-30
Read more

Depresi 2

“Raehan, sadarlah, Nak. Sebenarnya kau kenapa?” Mamanya Reahan terus menggosok seluruh tubuh putranya tersebut dnegan minyak angin itu. Raehan tetap belum sadarkan diri. Dia pingsan. ***MEYYIS*** “Pa, bagaimana ini?” dia tidak juga sadar. Apa kita undang dokter saja?” tanya mamanya Raehan. “Baiklah, kita panggil dokter saja.”  Maka mamanya Rehan mendial nomor dokter untuk mengundangnya. Mamanya Raehan nampak murung. Dia keluar dari kamar Raehan. Disusul dengan ayah dari belakang. Ibunya tiba di ruang tengah. Dia memijit pelipisnya. Semua memang bermula dari keinginan Raehan untuk menikahi Zoya. Sebagai seorang ibu, dia sangat peka dan mengetahui bahwa Zoya bukan orang yang baik. Terlihat dari gelagatnya. Jika hanya cinta, tidak mungkin Zoya meminta saham perusahaan. Namun nyatanya Zoya memintanya. Bahkan ayahnya Raehan harus ikhlas miliknya diberikan separuh untuk istri gila
last updateLast Updated : 2021-11-30
Read more

Permintaan Mantan Mertua 1

“Bu, sudahlah. Biarkan Raehan istirahat. Kita tinggalkan saja dulu biar dia tenang. Ayo!” Mamanya Raehan bangkit. Dia mengikuti suaminya yang kini menggandengnya. Sesekali mamanya tersebut menoleh ke arah raehan. Hingga sebelum menutup pintu kaamr itu kembali, sekali lagi mamanya menoleh ke arah putranya tersebut.***Meyyis***Mamanya Raehan berhenti di teras belakang.hati ibu mana yang tidak hancur melihat putra kebanggannya semata wayang yang terpuruk seperti itu. Dia merasa sangat gagal. Memang dia sudah berusaha sekuat tenaga untuk memperingatkan anaknya tersebut agar tidak menyakiti dan menyia-nyiakan istrinya. Sebab dia mengenal siapa Zahra dan ibunya. Yang terpenting, ada sebuah dosa yang dilakukan ayahnya Raehan yang sebenarnya coba ingin di tebus lewat pernikahan itu. Namun bukan penebusan dosa tapi malah menambah derita pada Zahra. Tidak terasa air mata mamanya Raehan luruh lagi. “Ma, kita berdoa saja, yuk. Meminta penga
last updateLast Updated : 2021-12-03
Read more

Permintaan Mantan Mertua 2

“Terima kasih, Bi. Duduklah sini, aku perlu teman untuk bicara.” Bibi dengan sedikit takut duduk, tapi di bawah. “Jangan di situ. Ada kursi, duduk kursi aja.” Bibi dengan takut akhirnya duduk di kursi.     ***MEYYIS*** “Raehan ini sudah dua hari kau tertidur. Bangunlah!” Ibunya Raehan menggenggam tangan anaknya yang masih terus tertidur. Ibunya salah, Raehan memang akan tertisur, tepatnya pura-pura tidur saat ada orang yang masuk ke ruangannya. Dia sedang tidak ingin diganggu. Kalau dia kunci pintu, ibunya pasti akan menggedornya. Sehingga dia memilih untuk tertidur saja. Namun jika tidak ada orang, dia akan bangun. Saat ini dia hanya ingin bermalas-malasan saja. Tangannya dipasangi infus, makanya tidak merasa lapar. Tapi memang rasanya tidak lapar. Pikirannya hanya tertuju pada Zahra saja. “Pa, apakah kita minta bantuan Zahra saja?” Wajah R
last updateLast Updated : 2021-12-03
Read more

Maafkan Aku 1

“Zahra, kamu sudah lebih baik, ya sekarang.” Kata pertama yang mamanya Raehan ucapkan. Setelah sekian lama tidak bertemu, tapi kata itu yang meluncur. “Alhamdulilah, Ma. Mama ada keperluan apa sehingga mencari Zahra kemari? Harusnya panggil Zahra saja, pasti Zahra akan datang.” Kedua paruh baya itu saling pandang. ***Meyyis*** Mamanya Raehan memandnag lekat ke arah Zahra. Semua yang mantan menantunya pakai itu terlihat mahal. Pada waktu sama anaknya, walau Raehan kaya tapi Zahra tidak pernah mengenakan barang mahal kalau tidak dihadiahi oleh dirinya atau dari temannya saat dia ulang tahun atau saat ulang tahun pernikahan. Zahra hampir tidak pernah beli barang sendiri. Apalagi anak semata wayangnya Raehan juga sepertinya tidak pengertian. Kalau Zahra tidak mau juga tidak terus diberi kejutan. Malah semakin kesenengan tidak keluar uang. Wanita paruh baya itu malu sendiri. &ldquo
last updateLast Updated : 2021-12-03
Read more
PREV
1
...
910111213
...
23
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status