Share

Pulang 2

Penulis: Meyyis
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-29 05:53:13

“Ini pisang goreng sama teh. Mana mereka? Belum turun juga?” Zubaedah meletakkan pasugatan itu di atas meja makan.

“Kami di sini, Ma.” Zahra memeluk mamanya dan mencium pipinya kanan kiri.

***MEYYIS***

Zubaedah kaget ketika sudah ada sang putri yang memeluknya. Tidak lama kemudian Jelita datang dan berlari memeluk Marc terlebih dahulu. Lelaki itu langsung mengangkat tubuh kecil sang anak dan mencium pipinya. “Jelita kangen sama papa?” Gadis itu mengangguk. Marc menurunkannya kembali kemudian bergabung dengan Jason di mejamakan.

“Mama kangen sam aku, ya?” Zubaedah mencubit hidung Zahra.

“Udah jangan manja sama mama. Sudah punya suami pula. Itu tehnya diminum saja. Mama bikin semur daging sebentar lagi matang.” Maka Zahra melepaskan pelukannya kemudian bergabung bersama Jason dan suaminya.

“Za, jadi gini, kita

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ajari Aku Salat   Pelor (Nempel Molor) 1

    “Eh, Stop! Jangan pernah berani sentuh istri gue!” Marc memelootkan matya saat Jason akan mencubit pipi Zahra.***Meyyis***Pagi ini Zahra sudah siap dengan jas stelan warna dongker. Dia sudah memagutkan wajahnya di depan kaca. Dia berputar mencari kesalahan dari pakaiannya. Ini bukan pertama kali dia terjun ke perusahaan. Tapi kali ini rasanya sangat gugup. Padahal Jason sudah mengatakan bahwa fungsinya hanya sebagai kamuflase saja. “Sudah sangat cantik tidak usah berkaca lagi. Nanti cerminnya cemburu.” Marc memeluknya dari belakang. Lelaki itu juga mengenakan jas dengan warna senada dengan yang dipakai Zahra.“Bukan begitu. Aku sangat guguip.” Marc membalikkan tubuh sang istri agar berhadapan dnegannya.“Santai saja, sekarang pejamkan matamu kemudian tarik napas dan hembuskan perlahan. Bismilah.” Zahra mengangguk kemudian melakukan intruksi suaminya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-29
  • Ajari Aku Salat   Pelor (Nempel Molor) 2

    “Baiklah Tuan dan nyonya, acara sudah selesai, sekarang yang terakhir adalah memperkenalkan pemilik saham enam puluh persen tersebut adalah ....” Suara moderator tertahan saat mendengar bunyi ponsel. Siapa yang berani-beraninya tidak mematikan ponsel saat rapat?***MEYYIS***Banyak dari pesrta rapat memuji kehebatan dari Zahra. Wanita itu hanya tersenyum saja. Satu per satu peserta rapat sudah meninggalkan ruangan itu. Tinggalah Marc, Jason, Zahra dan tentu saja Raehan dan Zoya. “Kamu sengaja, ya?” Zahra mengerutkan keningnya. Kali ini dia tidak akan menyerah. Zoya akan melihat siapa sebenarnya Zahra sang perempuan ajaib bahkan jago berantem saat masih lajang.“Sengaja? Kalau kau pikir begitu memang boleh jadi aku sengaja. Lantas?” Zahra berdiri kemudian mencondongkan tubuhnya, hanya terhalang oleh meja.“Kurang ajar emang!” Zoya bangkit kemudian mendekati Zahra. Dia

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-29
  • Ajari Aku Salat   Skors Untuk Nanti Malam 1

    Saat terakhir ada yang mau, dengan profit yang sangat tinggi, sehingga merugikan perusahaannya. Jalan terakhir maka melelang saham. Saat dalam lelang ada penawar yang bahkan menawar saham lebih besar dari ekspektasinya, tentu saja Raehan tidak menyia-nyiakannya. Enak saja Zoya menyalahkannya.“Pa, tunggu dulu aku belum selesai bicara. Papa ....” Zoya kesal sendiri ketika suaminya tidak menggubrisnya.***Meyyis***Zahra meremas lengan suaminya. Sungguh dia merasa takut. Semalam, Jason sudah memberikan treatment pada Zahra untuk sedikit pelajaran pada Zoya. Zahra melakukannya dengan baik. Tapi yang Zahra lakukan lebih dari ekspektasi Jason dan Marc. Mereka terus melangkah menuju lobi yang sudah ditunggu oleh sopir. Kali ini mereka menggunakan mobil super mewah karena memang ingin membungkam kesombongan Zoya. Marc membukakan pintu mobil untuk istrinya, setelah Zahra masuk, Marc berputar untuk sampai ke sebelah. Sopir membukak

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-30
  • Ajari Aku Salat   Skors Untuk Nanti Malam 2

    “Kalau aku tidak mau?” Marc sudah mulai naik ke atas ranjang.“Skors untuk nanti malam puasa.” Zahra dengan tegas mengatakannya.“Ya sudahlah. Kalau Paduka Ratu sudah bicara, aku ngikut.”***MEYYIS***Rehan berjalan bergegeas ke ruangannya meninggalkan Zoya yang mengomel tidak karuan. Rasanya sedih,bingung, sakit bercampur jadi satu. Hatinya belum bisa menerima keadaan. Ditambah menyadari atau tidak, dia masih menginginkan istrinya.Raehan menghempaskan tubuhnya di kursi kebanggaaannya. Gerakan Zahra tidak terhempas dari pikirannya. Kata demi kata yang meluncur dari bibir wanita yang sampai saat ini masih menghuni relung jiwanya terngiang terus di telinganya bagai rekaman yang berulang dan berulang. Raehan menjambak rambutnya sendiri.“Zahra,aku menyesal.sungguh-sungguh aku sangat menyesal. Dadaku sakit melihat kau menggandeng pria

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-30
  • Ajari Aku Salat   Depresi 1

    "Mas! Mas, berhenti! Mas, kumohon. Mas Raehan...." Zoya mengejarnya dengan tertatih karena sepatu hak tingginya menyulitkannya. Rehan bergeming dan berlalu meninggalkan istrinya yang baru saja dia talak lewat lisan. Tekadnya sudah bulat untuk mengakhiri pernikahan ini.Raehan menyetir dengan kecepatan sangat tinggi. Bahkan dia tidak peduli dengan rambu-rambu yang ada. Lampu merah diterjang saja. Beberapa kali bahkan hampir menabrak. Dia menuju rumah ornag tuanya. Zoya pasti tidak mau pergi dari rumah. Dia sudah lelah bertengkar dengan Zoya. Tiap hari hanya petengkaran yang sama."Raehan? Kau nampak kacau?" Ibunya kali ini yang bicara. Raehan tidak menanggapinya. Dia tetap berlalu tidak menggubrisnya. Raehan menuju ke kamar lamanya. Foto-foto pernikahan tidak diturunkan. Zoya tidak mengetahui karena dia tidak pernah masuk kamar itu. Kalau datang ke rumah ornag tuanya, Zoya tidak pernah menginap. Ayah dan Ibunya memang tidak pernah suka dengan Zoya. S

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-30
  • Ajari Aku Salat   Depresi 2

    “Raehan, sadarlah, Nak. Sebenarnya kau kenapa?” Mamanya Reahan terus menggosok seluruh tubuh putranya tersebut dnegan minyak angin itu. Raehan tetap belum sadarkan diri. Dia pingsan.***MEYYIS***“Pa, bagaimana ini?” dia tidak juga sadar. Apa kita undang dokter saja?” tanya mamanya Raehan.“Baiklah, kita panggil dokter saja.” Maka mamanya Rehan mendial nomor dokter untuk mengundangnya. Mamanya Raehan nampak murung. Dia keluar dari kamar Raehan. Disusul dengan ayah dari belakang. Ibunya tiba di ruang tengah. Dia memijit pelipisnya. Semua memang bermula dari keinginan Raehan untuk menikahi Zoya. Sebagai seorang ibu, dia sangat peka dan mengetahui bahwa Zoya bukan orang yang baik. Terlihat dari gelagatnya. Jika hanya cinta, tidak mungkin Zoya meminta saham perusahaan. Namun nyatanya Zoya memintanya. Bahkan ayahnya Raehan harus ikhlas miliknya diberikan separuh untuk istri gila

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-30
  • Ajari Aku Salat   Permintaan Mantan Mertua 1

    “Bu, sudahlah. Biarkan Raehan istirahat. Kita tinggalkan saja dulu biar dia tenang. Ayo!” Mamanya Raehan bangkit. Dia mengikuti suaminya yang kini menggandengnya. Sesekali mamanya tersebut menoleh ke arah raehan. Hingga sebelum menutup pintu kaamr itu kembali, sekali lagi mamanya menoleh ke arah putranya tersebut.***Meyyis***Mamanya Raehan berhenti di teras belakang.hati ibu mana yang tidak hancur melihat putra kebanggannya semata wayang yang terpuruk seperti itu. Dia merasa sangat gagal. Memang dia sudah berusaha sekuat tenaga untuk memperingatkan anaknya tersebut agar tidak menyakiti dan menyia-nyiakan istrinya. Sebab dia mengenal siapa Zahra dan ibunya. Yang terpenting, ada sebuah dosa yang dilakukan ayahnya Raehan yang sebenarnya coba ingin di tebus lewat pernikahan itu. Namun bukan penebusan dosa tapi malah menambah derita pada Zahra. Tidak terasa air mata mamanya Raehan luruh lagi.“Ma, kita berdoa saja, yuk. Meminta penga

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-03
  • Ajari Aku Salat   Permintaan Mantan Mertua 2

    “Terima kasih, Bi. Duduklah sini, aku perlu teman untuk bicara.” Bibi dengan sedikit takut duduk, tapi di bawah.“Jangan di situ. Ada kursi, duduk kursi aja.” Bibi dengan takut akhirnya duduk di kursi.***MEYYIS***“Raehan ini sudah dua hari kau tertidur. Bangunlah!” Ibunya Raehan menggenggam tangan anaknya yang masih terus tertidur. Ibunya salah, Raehan memang akan tertisur, tepatnya pura-pura tidur saat ada orang yang masuk ke ruangannya. Dia sedang tidak ingin diganggu. Kalau dia kunci pintu, ibunya pasti akan menggedornya. Sehingga dia memilih untuk tertidur saja. Namun jika tidak ada orang, dia akan bangun. Saat ini dia hanya ingin bermalas-malasan saja. Tangannya dipasangi infus, makanya tidak merasa lapar. Tapi memang rasanya tidak lapar. Pikirannya hanya tertuju pada Zahra saja.“Pa, apakah kita minta bantuan Zahra saja?” Wajah R

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-03

Bab terbaru

  • Ajari Aku Salat   Wanita Lain? 2

    “Aku berbuat baik dengan siapa pun, Brina. Kau yang kelewat baper. Bukan hanya kamu yang aku baikin, dengan Bu Rusda juga aku baikin. Lalu bagaimana bisa kau menuduhku memberi harapan palsu?” Fatih meninggalkannya masih sesenggukan. Dia setengah berlari menaiki tangga. Sedangkan Sabrina sangat kacau sekarang. Diva sendiri juga kacau saat melihat Fatih dan Sabrina ... ah, apa tadi? Berpelukan dan Fatih menerima saja. Terang saja, karena Sabrina begitu cantik. Demikian pikir Diva.***MEYYIS***Diva tengkurap di atas tempat tidur saat Fatih mulai masuk ke dalam kamar. Fatih tersenyum karena mengira Diva telah tidur seharian. Dia mendekat dan memeluk Diva. Tapi dia mengerutkan kening setelah tidak sengaja memegang pipinya basah.“Hai, istriku menangis? Kenapa? Aku tahu, kamu melihat Sabrina memelukku? Jangan cemburu ... dia ....” Fatih menghentikan kaliamtnya.“Lepaskan aku! M

  • Ajari Aku Salat   Wanita Lain? 1

    Sementara itu meninggalkan kekepoan seorang Diva yang begitu tinggi maka di bawahFatih sedang berbicara dengan seorang wanita keturunan Mesir. Dia seorang wanita yang cerdas juga cantik. Sudah lama mengagumi Fatih. Tapi rasa sukanya dianggap Fatih hanya rasa biasa sesama teman saja. “Sabrina? Kamu menyusul kemari? Ada apa?”BAB CXVWANITA LAIN?Sementara itu meninggalkan kekepoan seorang Diva yang begitu tinggi maka di bawahFatih sedang berbicara dengan seorang wanita keturunan Mesir. Dia seorang wanita yang cerdas juga cantik. Sudah lama mengagumi Fatih. Tapi rasa sukanya dianggap Fatih hanya rasa biasa sesama teman saja. “Sabrina? Kamu menyusul kemari? Ada apa?”Gadis berkerudung lebar itu tersenyum. “Aku sengaja menu

  • Ajari Aku Salat   Sakit 2

    “Tidak perlu minta maaf, kau selalu cantik apa pun kondisinya. Aku tetap mencintaimu, Bidadariku.” Ah, jantung Diva terasa lompat-lompat cari perhatian untuk di sentuh dadanya. Wajah Diva sudah serupa kepiting rebus yang baru diangkat dari dandang. Merah merona.“Ih, peres.” Diva menutup wajahnya yang sduah kepalang malu.“Bener, kamu sangat cantik.” Fatih mencolek dagu Diva. Wanita berkerudung navy itu semakin panas dingin dibuatnya.***MEYYIS***Hari ini sudah hampir satu bulan Diva dan Fatih di negeri piramida itu. Malam ini Fatih sudah bilang akan pulang terlambat. Sebenarnya Diva diajak, tapi dia tidak mau karena merasa lelah. Sepertinya sering bercinta bukan hanya memberikan efek bahagia saja, lebih dari itu maka efek lelah membuatnya hari ini tidak semangat untuk ikut. “Ya sudah, nanti akan aku kirim makanan saja ke rumah. I Love you, Sayang.”&nb

  • Ajari Aku Salat   Sakit 1

    “Tidak perlu minta maaf, kau selalu cantik apa pun kondisinya. Aku tetap mencintaimu, Bidadariku.” Ah, jantung Diva terasa lompat-lompat cari perhatian untuk di sentuh dadanya. Wajah Diva sudah serupa kepiting rebus yang baru diangkat dari dandang. Merah merona.“Ih, peres.” Diva menutup wajahnya yang sduah kepalang malu.“Bener, kamu sangat cantik.” Fatih mencolek dagu Diva. Wanita berkerudung navy itu semakin panas dingin dibuatnya.***Meyyis***Diva berjalan di atas pembatas jalan sambil sesekali melompat. Wanita itu memang pantas dijuluki bola bekel. Selalu saja tingkahnya begitu.“Sayang, hati-hati.” Diva melompati bangku panjang dan berputar kemudian mendarat di depan dua muda mudi yang sedang memadu kasih. Sang lelaki memberinya bunga dan berlutut. Diva mengambil bunga yang ada di tangan pria itu kemudian menyelipkan ke

  • Ajari Aku Salat   Di Negeri Orang 2

    “Kenapa? Laper, ya? Kita makan di luar saja.” Fatih menyuruh Diva mengenakan matel karena udara malam di sini dingin. Diva mengikuti arahan suaminya. Karena belum punya, dia memakai punya Fatih sehingga terlihat kedodoran.***MEYYIS***Diva berjalan di atas pembatas jalan sambil sesekali melompat. Wanita itu memang pantas dijuluki bola bekel. Selalu saja tingkahnya begitu.“Sayang, hati-hati.” Diva melompati bangku panjang dan berputar kemudian mendarat di depan dua muda mudi yang sedang memadu kasih. Sang lelaki memberinya bunga dan berlutut. Diva mengambil bunga yang ada di tangan pria itu kemudian menyelipkan ke telinga kiri wanitanya, sehingga mereka melongo kemudian tertawa.“Success for you, don’t take too long to apply.” Diva memutar dan meninggalkan pemuda itu yang mematung. Fatih menepuk jidadnya. Dia setengah berlari mengejar sang istri. Wanita itu mende

  • Ajari Aku Salat   Di Negeri Orang 1

    Fatih membuka pintu rumahnya. Diva tersenyum malu. Suaminya bahkan lebih rapi dari pada dirinya. Dia menggaruk kepalanya yang sesungguhnya tidak gatal. Fatih ebrterima kasih pada seseorang kemudian memberikan lembaran uang.***Meyyis***Fatih membuka pintu rumahnya. Diva tersenyum malu. Suaminya bahkan lebih rapi dari pada dirinya. Dia menggaruk kepalanya yang sesungguhnya tidak gatal. Fatih ebrterima kasih pada seseorang kemudian memberikan lembaran uang.“Masih pusing?” Fatih membuka lemari es yang sempat dia bersihkan. Hanya ada mi instan di sana. Untuk mengganjal perut, mungkin mi isntan cukup menolong. Diva berbaring di sofa. Sedang Fatih langsung ke dapur. Bodo amat, pikir Diva. Dia merasakan pusing yang berkepanjangan. Wanita tomboy itu sudah pergi ek alam mimpi ketika Fatih menuang segelas susu untuknya. Fatih meletakkan susu tersebut kemudian menutup agar serangga kecil tidak mengotori.

  • Ajari Aku Salat   Narsis 2

    Kenapa menatapku begitu? Baru nyadar kalau suamimu ganteng?”“Hem, narsis.”“Bukan narsis tapi percaya diri.”“Beda tipis.”“Kenapa? Emang aku nggak ganteng? Lebih ganteng mana aku dengan Marc marquez.”“Hem, gantengan kamu sedikit, banyakan dia.”“Oh, jadi gitu.” Fatih menggelitiki sang istri.***MEYYIS***Sore ini sudah siap sedia Diva dan Fatih akan bernagkat ke Mesir. Entah mengapa ada rasa yang tak biasa ketika akan meninggalkan Abi dan Umi. Diva berkali-kali membalikkan badan merasa berat meninggalkan mereka. Rasaanya sesak dan nyeri. “Kita akan kembali, Sayang. Paling lama dalam satu bulan.” Fatih berbisik kepada sang istri agar Diva lebih merelakan kepergiannya kali ini. Diva hanya mengangguk dan mengikuti Fatih. Mereka akhirnya mengud

  • Ajari Aku Salat   Narsis 1

    Diva sudah tertidur. Puas Fatih memperhatikan sang istri. Dengkuran halus membuat dia mengangkat kepala sang istri kemudian tubuhnya untuk di baringkan ke atas ranjang dengan bantal sebagai pengganjal kepalanya. Lelaki itu kemudian tidur di sampingnya. “Selamat tidur, Bidadariku. Terima kasih kau sudah membuat aku menjadi suami seutuhnya. Semoga***Meyyis***Pagi ini Diva merasakan nyeri di bagian bawah pusarnya. Padahal nanti sore harus terbang bersama suaminya menuju ke Mesir untuk mengikutinya. Dia masih tidur di ranjangnya ketika suaminya sudah selesai mandi untuk salat Subuh. “Sayang, bangun dulu, yuk salat Subuh. Nanti kesiangan.” Fatih membuat Diva mengulat.“Boleh nggak, sih aku libur salat? Capek banget dan sakit.” Bekas jejak-jejak cinta yang Fatih buat membuat kulitnya memerah dan masih terasa sakit. Tapi yang lebih sakit bagian alat vitalnya.

  • Ajari Aku Salat   Minta Maaf 2

    “Mas,” ucap Diva.“Hem,”“Apa kamu kecewa, karena aku belum siap melakukan itu? Aku masih takut. Beri waktu aku sampai malam ini untuk meyakinkan diri.” Fatih membelai wajah Diva agar wanita itu lebih tennag bahwa lelakinya ini bisa menunggunya.***MEYYIS***Malam ini Diva sudah tampil cantik. Tentu saja Umi Fitri yang mendandaninya. Dia tersenyum malu-malu pada Fatih yang kali ini berada di ranjang mereka sedang membaca entah kitab apa? Fatih menghentikan aktivitasnya setelah melihat istrinya datang. Fatih menepuk tempat di sebelahnya. “Kamu selalu cantik, terima kasih sudah berusaha.” Satu kecupan mesra mendarat di kening Diva.“Aku akan mencoba, Mas. Aku sudah menjadi istrimu.” Fatih menangkup wajah istrinya. setelah menunggu beberapa hari, kini di malam yang syahdu Diva menyerahkan diri. Sesungguhnya, Fatih juga sangat takut. Baga

DMCA.com Protection Status