“Mas, kenapa di sini?” tanya Ziya. Jason menoleh. Dia tersenyum untuk menetralkan perasaannya yang semakin bergejolak.***Meyyis*** Jason melirik ke arah layar. Ternyata itu dari Marc. Ayahnya Ziya menatap ke arah Jason, melihat lelaki itu kelihatannya bingung. Apakah harus mengangkat atau membiarkan saja. “Diangkat saja, Jas. Nanti kalau penting malah kasihan.” Tentus aja penting, Marc yang menelpon. Memang bener-bener punya bos satu itu. Nggak tahu apa kalau sedang usaha. Demikian batin Jason mengegrutu. Tapi wajah Jason tersenyum dan mendial tombol hijau ke atas. “Halo, ada apa, Marc?” tanya Jason dengan sedikit enggan. “Ada apa? Kamu belum memberiku laporan, berani-beraninya tanya ada apa?” Marc diseberang sana meradang. “Iya, sebentar aku kirim linknya. Jadi bos jangan galak-galak nanti sudah jodohnya, eh, udah dapet, ya? Hehehe.&rdquo
Terakhir Diperbarui : 2021-11-26 Baca selengkapnya