Home / Romansa / Ajari Aku Salat / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Ajari Aku Salat: Chapter 71 - Chapter 80

222 Chapters

Jerit Pagi 1

 “Sakit banget, ya?” Marc meniupnya, setelah mengolesi kaki tersebut dengan bio placenton. “Terima kasih.” Zahra tersenyum sehingga Marc membalasnya. “Aku keluar untuk membereskan pecahannya, ya. Tunggu aku!” Satu kecupan mendarat di kening Zahra. ***Meyyis*** “Ma, biarkan saya yang membereskan. Mama istirahat saja!” Marc mencoba mengambil alih. Namun rupanya Zubaedah sudah gerakan cepat membereskan semuanya. Terlihat Zubaedah baru saja membuang bungkusan plastik warna hitam di tempat sampah yang diduga adalah pecahan gelas tersebut. “Sudah selesai, Marc. Temani istrimu tidur.” Marc mengucapkan terima kasih kemudian kembali masuk ke kamarnya. Zahra masih duduk di tepian ranjang. Marc berjalan  masuk ke kamar mandi. Dia membersihkan diri dan melakukan ritual sebelum tidur. Dia keluar dari kamar mandi dan
last updateLast Updated : 2021-11-19
Read more

Jerit Pagi 2

Semoga malam ini Allah mengijinkan benih Marc tertanam di rahim Zahra sehingga lengkaplah sudah kebahagiaan mereka. “Terima kasih, Sayang. Kau mau berusaha.” Satu kecupan sebagai akhir pergolakan mereka. Marc langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Tentunya diikuti sang istri. Bukankah setan sangat suka dengan kotor? Maka janganlah terlelap dalam keadaan junub.***Meyyis*** Marc bangun sepertiga malam karena memang sudah menjadi rutinitanya. Tangannyamerasa kram karena kepala Zahra tidur di lengannya. Dia tidak menarik tangan tersebut walau terasa mati rasa. Lelaki itu malah memandang lekat wajah sang istri. Begitu sempurna maha karya itu. Dia masih merasakan sisa percintaannya semalam. Marc tersenyum bahagia akhirnya bisa menaklukkan hati sang kekasih. Dia mengabsen seluruh tubuh sang istri. Dia tersenyum lagi melihat karya-karyanya jelas terpampang berwarna merah hampir di seluruh leher jenjang sang istri. Dia meninggalkan tan
last updateLast Updated : 2021-11-19
Read more

Siap-Siap 1

“Ya Allah, apakah orang bule memang demikian? Raehan dulu satu dua paling. Astagfirullah! Kenapa aku membandingkan? Ya Allah ampuni aku.” Zahra cepat-cepat meraih handuk untuk keluar dari kamar mandi. Takut sang suami pulang dari masjid, jika dia belum berbusana pasti akan diterkam lagi. Zahra, Zahra ada-as aja. Memang buaya bisa menerkam? ***Meyyis*** Marc sudah pulang dari masjid. Dia mengucapkan salam sehingga seluruh penghuni rumah menoleh ke arahnya heran. “Kalau Marc dari masjid? Maka Zahra pagi menjerit kenapa?” Zubaedah Bertanya dalam hati. Zubaedah dan Zaenab serta yang lainnya saling pandang. Mereka seragam memikirkan jeritan pagi hari tadi. “Marc, kamu dari mana?” tanya Zubaedah padahal dia sudah tahu jika pasti Marc dari masjid. “Dari masjid, Ma.” Mereka semua membeo. Ziya sangat penasaran. Tidak mungkin ‘kan Marc buru-buru mandi kemud
last updateLast Updated : 2021-11-19
Read more

Siap-Siap 2

Marc berganti pakaian oleh raga, sedangkan Zahra memakai kerudung karena akan menyiapkan minuman untuk sang suami. “Sayang, aku pingin jus saja.” Zahra mengangguk. Ah, indah sekali perut rata Marc. Zahra menarik napas agar tidak tergoda dengan tubuh suaminya yang telanjang dada. ***MEYYIS*** Zahra cepat-cepat keluar dari kamar karena takut tergoda lagi dengan sang suami. Nggak lucu ‘kan pagi-pagi buta sudah, ehem ... ah tau ah si author pikirannya kemana-mana. Maka marc melanjutkan ganti bajunya. Zahra menyiapkan jus yang diminta suaminya. “Pagi-pagi membuat jus? Untuk siapa?” tanya Zubaedah yang masih mengaduk nasi uduk. Pagi ini menunya nasi uduk. Dia kangen buat nasi uduk. Mumpung masih ada Zaenab juga. Esok hari, Zaenab sudah pulang kampung karena memang sudah lebih longgar peraturannya. Tidak seperti saat lebaran kemarin semua dicegat karena larangan mudik katanya. “O
last updateLast Updated : 2021-11-19
Read more

Mencuri Cium 1

“Jadi pingin, deh.” Zahra membelakkan matanya, saat tangan kekar itu mencolek dagunya. “Mandi dulu, ih. Bau kecut!” Marc mencuri cium kemudian ngacir ke kamar mandi. Zahra tersipu karenanya. Tiap saat ada saja tingkahnya yang membuat gagal fokus ***Meyyis*** “Mandi dulu, ih. Bau kecut!” Marc mencuri cium kemudian ngacir ke kamar mandi. Zahra tersipu karenanya. Tiap saat ada saja tingkahnya yang membuat gagal fokus. Zahra keluar dari kamarnya. Penghuni rumah memindai siapa tahu, Marc juga hadir nersama Zahra. Maka ketika dipastikan tidak ada Marc, mereka bertanya pada Zahra diwakili oleh Zaenab. “Za, sebenarnya kamu menjarit pagi-pagi kenapa sih?” Zahra kaget. Bukan kaget tapi lebih karena tertegun. Yang dibicarakan suaminya pagi tadi menjadi nyata. Ah, keluarganya memang biangnya kepo. Dia ‘kan jadi malu dan bersemu merah semerah tomat cherry.
last updateLast Updated : 2021-11-19
Read more

Mencuri Cium 2

“Zah, duduk dulu kembali. Belum selesai ‘kan sarapannya?” Zahra mengangguk kemudian duduk kembali. Ah, dia seperti duduk di kursi pesakitan. Keluarganya memandang penuh tanya.***MEYYIS*** Marc sampai di rumah Jason. Lebih tepatnya apartemennya. Terlihat sedikit berantakan. Marc mengerutkan keningnya. Mengapa bisa? Marc mulai masuk ke belakang. Dia membelalakan matanya ketika mendapati Erika dalam keadaan terikat. Mulutnya di sumpak menggunakan sapu tangan, sedangkan Jason terlelap berada di ranjang itu. “Ya Allah apa yang terjadi? Jas! Jas!! Bangun! Apa yang kamu lakukan?” Jason membuka matanya yang masih berat karena semalam selain dia memberikan minuman keras untuk Erika agar mau mengakui perbuatannya, dia juga meminum sisanya. Lelaki itu memegang kepalanya yang terasa sangat pusing. Marc menggelengkan kepalanya. “Sudah aku bilang ‘kan? Jangan minum di rumah. Itu membaw
last updateLast Updated : 2021-11-19
Read more

Kau Cantik Saat Tersipu 1

“Marc, please! Aku ....” Erika mencoba bernegoisasai.   “Stop! Turuti aku atau tempatmu penjara.” Nada itu masih lugas tapi lagi-lagi penuh intimidasi.   ***Meyyis***   Erika masih duduk diam. Hari ini batal sudah Marc tidak jadi ketemu dengan klien karena hal ini. Pikirannya kacau. Lelaki itu keluar dari kamarnya kemudian terdengar menelpon.   “Halo, Ben. Ada tiket ke Prancis nggak? Siapkan satu atas nama Erika Guarantee. Aku kirim nanti biodata paspornya. Lo sekalian jemput ke apartemen gue ya?” Marc memutuskan sambungan telepon. Erika ditinggal Jason dan juga Marc dalam kamar. Kedua lelaki itu mengunci dia di dalam kamar. Sedangkan Marc pergi ke tempat favoritnya yaitu balkon.   “Jas, aku tahu kamu emosi. Tapi dia masih mengandung.” Jason menoleh ke arah Marc dan merapat ke teralis untuk lebih dekat dengan Marc.   “Marc, Marc, kamu terlalu baik sehingga ke
last updateLast Updated : 2021-11-20
Read more

Kau Cantik Saat Tersipu 2

“Dah ah. Ngelantur malah entar bumbu yang ku goreng gosong. Bye.” Zahra akan menutup teleponnya. “Eh, tunggu! Tu es tre’s belle quand tu rougis. (Kau sangat cantik kalau tersipu). Aku mencintaimu.” Zahra menutup teleponnya. Dia memeluk ponselnya karena merasa bahagia.***MEYYIS*** Marc berkendara dengan kecepatan sedang. Dia tersipu membayangkan wajah sang istri yang pasti sudah malu-malu kucing. Ah, rasanya jadi pingin cepat sampai rumah. Sedangkan di rumah Zahra kaget karena masakannya bau gosong. “Zahra ada apa? Kok bau gososng? Ya Allah, bumbu kamu gososng, Za. Jadi arang deh. Pasti melamun. Makanya fokus. Tadi dibantuin nggak mau.” Zubaedah mematikan kompor yang isinya sudah menjadi arang hitam semua. Zubaedah melihat isi kulkas apa yang hareus dilakukan. Bumbu sudah habis tidak ada. Hanya ada bawang merah dan bawang putih. Maka jadilah tumis saja. Untuk ayam dan juga
last updateLast Updated : 2021-11-20
Read more

Gara-Gara Bekas Bibir 1

“Tenang, Sayang. Kau mau tahu seberapa kayanya suamimu ini? Entar kita telaah satu per satu ya? Biar tidak ada kecurigaan apalagi sampai salah paham. Sekarang pakai dulu. Seberapa cantik kalau istriku ini pakai ini.” Marc meletakkan kotak berisi beludru itu kemudian membuka kerudung sang istri. Zahra hanya menurut saja. ***Meyyis*** Zahra menunduk. Sedangkan Marc memegang dagunya agar sejajar dengan wajanya, lelaki itu sedikit membungkuk. Tanpa mengalihkan padangan meraih kotak beludu yang sudah dia letakkan dis amping Zahra. Marc memakaikan anting itu. Memang terlihat kecil namun jangan tanya harganya. Anting keluaran salah satu perusahaan berlian dari Swiss itu berharga tidak kurang dari seratus milyar. Bisa di cek di sebuah situs resmi. “Sayang, kau cantik sekali. Aku ingin terus mengagumimu tapi sebentar lagi zuhur. Aku amndi dulu, ya?” Marc melepas jas mahalnya kemudian meletakkannya di keran
last updateLast Updated : 2021-11-20
Read more

Gara-Gara Bekas Bibir 2

“Iya sebentar. Zahra bangkit kemudian mencuci wajahnya. Dia berkali-kali menggososk matanya yang sudah mulai bengkak karena menangis. Ah, ini akan ketahuan semua orang kalau dia habis menangis. Tapi mau bagaimana lagi? Kalau dia menangis memang matanya jadi bengkak walau cuma sebentar.***MEYYIS*** Marc baru pulang dari masjid. Dia melewati ruang makan. “Marc kemarilah! Kita makan siang bareng. Sebentar lagi istrimu pasti datang tidak usah di panggil.” Marc mengangguk kemudian duduk di salah satu kursi tidak lama Zahra datang. Marc menarikkan kursi untuknya. Marc mengerutkan kening ketika mendapati mata istrinya bengkak. “Istriku menangis? Kenapa, ya?” Marc memandang lekat ke arah Zahra. Semua penghuni mengerutkan kening. Apakah mereka berantem? Mereka seragam berpikir hal yang sama. “Zahra kok diam? Ambilkan makanan untuk suamimu. Zahra tidak bersuara. Dia mengambilkannya kemudian meletakkan di dep
last updateLast Updated : 2021-11-20
Read more
PREV
1
...
678910
...
23
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status