Home / Romansa / Ajari Aku Salat / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Ajari Aku Salat: Chapter 121 - Chapter 130

222 Chapters

Lepaskan Dia 2

“Pa, ada apa?” tanya mama Raehan ketika berpapasan di lorong rumah sakit. Dia tidak menjelaskan apa pun tetapi langsung  meninggalkan istrinya tersebut. Mamanya Raehan bingung, tapi kemudian berjalan menuju ruangan Raehan.          ***MEYYIS*** Pukul sebelas malam bunga yang dipesan Marc sudah datang. Dia membayar cash untuk bunga anggrek yang telah bersertifikat itu. Semoga esok pagi mertuanya tidak mengamuk ketika melihat mawarnya sudah gundul tanpa bunga. Maka Marc meletakkan anggrek tersebut di depan bunga mawar itu. Marc membungkuk untuk memeriksa apakah sudah tepat letak anggrek itu untuk menutupi mawar yang dia petik. Dia tersenyum karena posisinya memang tepat. Inang dari anggrek itu menutupi mawar. Semoga saja, besok tidak ketahuan. Saat  tahu mawar itu sudah  berbunga lagi. Akhirnya Marc me nyusul istrinya ketika sudah memastikan aman. “Marc,
last updateLast Updated : 2021-12-08
Read more

Jangan Ke Mana-Mana 1

Lelaki itu menyetir dengan kecepatan sedang, sudah tidak semacet tadi pagi. Kini sampai kantor hampir saja zuhur tiba. Marc langsung menuju ruangannya. Untuk makan siang, biar nanti pesan saja. Langsung pertama kali yang dia tuju adalah kursi kerjanya. Dia menghempaskandiri di kursi tersebut.                                                                     ***Meyyis***                                                   Rupanya Raehan memang kurang kerjaan. Dia mengintai Zahra. Akal seha
last updateLast Updated : 2021-12-08
Read more

Jangan Ke Mana-Mana 2

“Mohon maaf, Puan. Dah nak jadi peraturan,” ucap wanita itu. “Baiklah, terserah Makcik.” Zahra mengikuti wanita itu untuk melihat kamarnya, karena wanita bernama Lekha itu mengarahkan tangannya agar mengikuti.                               ***MEYYIS*** Zahra masuk ke  kamarnya.  Jelita juga tidak mau lepas dari dirinya. Dia memang selalu takut jika berada di tempat yang baru. Maka Zahra memaklumi. Jelita memeluk mamanya dengan erat. “Tidak apa-apa, Sayang. Ini rumah Papa. Tadi itu pekerja Papa. Tidak jahat.” Jelita mengangguk. Dia sudah tidak lagi memeluk mamanya. Zahra meraih  ponselnya yang berdering. Dia tersenyum karena suaminya yang menelpon. “Iya, Hubby. Assalamaualaikum,” ucap Zahra. 
last updateLast Updated : 2021-12-08
Read more

Bukain Dong

Waktu kian berlalu. Kini matahari mulai condong ke barat karena sore mulai menjelang. Mereka berdua mengulat karena merasakan pegel yang mulai menjalar ke seluruh tubuhnya.  ***Meyyis*** Jason dan Marc makan malam terlebih dahulu di restoran karena perut sudah menjerit. Marc bahkan sampai lupa makan siang tadi. Saat rapat, dia memilih untuk menghubungi  sang istri dan buah hati ketimbang makan bersama Jason dan partner bisnisnya. Menu masakan Indonesia selalu menjadi  favoritnya. Tapi tentu saja yang tidak pedas. Dia paling tidak suka dengan makanan pedas. “Halo, Ma. Marc tidak pulang dulu. Langsung ke Singapura,”  tukas Marc. Dia menelepon sang mertua yang sebenarnya malam ini akan bertanya pada Marc. Dia mendapati angrek  hitam  yang sangat cantik di halaman belakang tamannya, tapi mawarnya hilang. Padahal itu akan dia pamerkan ke ibu-ibu PKK. Utung saja, belum bilang.&
last updateLast Updated : 2021-12-08
Read more

Bukain Dong

 “Pede gila, ganterng se kebun binatang?” Marc lari ke dalam sambil tertawa. Jason mendelik kemudian tertawa melihat kekonyolan sahabatnya itu. Jason kemudian  beranjak ketika Marc sudah tidak terlihat lagi.  ***MEYYIS***Marc sudah mengudara dengan pesawat jet pribadi. Rasanya tidak sabar untuk ketemu dengan istrinya dan buah hatinya. Lelaki itu mengenakan sabuk pengaman ketika pramugari mengintruksikan. Maka setelahnya terlelap saja. penerbangan tidak begitu lama sekitar dua  jam lebih, Marc  sudah mendarat di Changi dengan selamat. Dia juga sudah dijemput oelh Devan sang body guard. “Malam, Tuan Muda.” Devan menunduk menghormat. “Malam, istriku siapa yang jaga?” tanya Marc sambil berjalan dan Devan mengikutinya dari belakang. “Ada sepuluh Body Guard kak rumah buat jaga Puan, Tuan Muda.” Marc mengangguk. Setelah
last updateLast Updated : 2021-12-08
Read more

Kau Menggoda 1

Zahra menggelengkan kepalanya. Tingkahnya yang jahil memang selalu membuatnya tidak berhenti merinsukannya. Zahra berjalan ke arah lemari. Marc memiliki banyak baju di kamar itu, walau jarang ditinggali. Kaos warna krem berkrah dengan celana warna hitam pendek jadi pilihan. Dia meletakkannya di  atas ranjang. ***Meyyis*** Marc keluar dari kamar mandi. Dia masih basah oleh air sisa mandi. Menetes dari rambutnya mengalir membasahi dada. Dia hanya mengenakan handuk yang menutupi pinggang sampai ke bawah saja. Marc melihat sang istri sedang berada di depan meja rias. “Sayang, kau nampak menggoda malam ini?” Dia masih berbalut handuk dengan  rambut basahnya. “Biasanya enggakkah? Ganti baju nanti masuk angin,” ujar Zahra. “Tiap malam gak pernah pakai baju juga nggak masuk angin, ‘kan kamu bajunya?” rayu Marc. &ldq
last updateLast Updated : 2021-12-09
Read more

Kau Menggoda

“Zahra! Aku sungguh menyesal. Beri aku satu kesempatan sekali lagi. Zahra!” Air mata tak kuasa membanjiri  wajahnya sebagai manifestasi akan hatinya yang perih. Seperti ini ternyata rasanya cemburu dan sakit hati. bertahun-tahun berarti Zahra merasakannya.                                                                               ***MEYYIS*** Siang ini Zahra dan Marc sudah siap membawa Jelita untuk ke rumah  sakit. Dokter Kim sudah menunggu mereka. Tadi, dia sudah menghubungi Marc via seluler. Marc memboong sang putri kemudian memb
last updateLast Updated : 2021-12-09
Read more

Kenapa Baru Sekarang? 1

Jelita masih terlalu kecil untuk merasakan sakit akibat pembedahan. Namun demi bisa bicara, maka harus dilakukan. Hatinya menciut saat sampai di depan ruang operasi. Mereka berhenti sebentar,  karena memang tida diperkenankan orang lain masuk ruangan itu. Mungkin saja, ada pesan dari orang tua pasien,   ***Meyyis*** Siang ini Zahra dan Marc sudah siap membawa Jelita untuk ke rumah  sakit. Dokter Kim sudah menunggu mereka. Tadi, dia sudah menghubungi Marc via seluler. Marc memboong sang putri kemudian membuka pintu mobil dengan tangan nananya. Dia meletakkan tubuh itu di kursi khusus anak-anak dan menunduk untuk memakaikan sabuk pengaman. Setelah itu berputar masuk ke ruang kemudi. Sedangkan Zahra sudah stand bay duduk di kursi sebelahnya. “Kita berdoa sebelum berangkat!” Marc menengadahkan tangan, didikuti dengan Zahra dan Jelita sebagai pemimpin doa naik kendaraan. Maka mereka siap melaju
last updateLast Updated : 2021-12-09
Read more

Kenapa Baru Sekarang? 2

Dada Zahra tidak berhenti berdegup. Rasanya sangat menakutkan. Jelita masih terlalu kecil untuk merasakan sakit akibat pembedahan. Namun demi bisa bicara, maka harus dilakukan. Hatinya menciut saat sampai di depan ruang operasi. Mereka berhenti sebentar,  karena memang tida diperkenankan orang lain masuk ruangan itu. Mungkin saja, ada pesan dari orang tua pasien,***MEYYIS*** Melihat ruang operasi lampiunya mulai menyala, hati Zahra dan Marc mulai bergetar hebat. Marc sebagai laki-laki lebih bisa meredam gejolak. Tapi tidak dengan Zahra. Wanita itu berkali-kali pergi ke toilet karena merasa ingin buang air tapi ternyata tidak. Tangan Zahra terasa dingin sehingga Marc menghangatkannya dengan menggenggamnya. Zikir tidak putus mereka panjatkan. Zahra bahkan membuka Al-Qur’an  digital yang ada di ponselnya, tapi  tetap saja tidak bisa tenang. Keringat dingin membanjiri keningnya, mengalir melewati dalam baju. Marc men
last updateLast Updated : 2021-12-09
Read more

Apa Reaksinya? 1

“Kau begitu mencintainya? Aku selalu trenyuh dengan laki-laki gentle yang mencintai keluarganya sangat hebat seperti  itu. pertanyaannya, kenapa baru sekarang kamu bawa? Mungkin kalau dari usia dini sua tahun atau tiga tahun, tidak perlu melakukan operasi untuk mereposisi pita suara,” ujar Kim. Marc bingung harus menjelaskan dari mana? Apakah etis menceritakan keluarganya pada kawan lama yang bahkan baru dia temui setelah puluhan tahun tidak bertemu? ***Meyyis*** “Ada banyak cerita yang terlewat Kim. Aku menikah dengan Zahwa statusnya janda. Jadi Jelita anak sambung,” tukas Marc kemudian. Dia bangkit kemudian melihat ke arah jendela luar yang terlihat gedung tinggi lain di seberang. Dia memegang pinggiran jendela kaca tersebut. Memandang gedung yang berbaris, terasa panas dan  tidak suka. Atau hatinya yang memang tidak dalam keadaan baik-baik saja. “Oke, aku mengerti. Satu yang har
last updateLast Updated : 2021-12-09
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
23
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status