Home / Romansa / MY ANNOYING BOYFRIEND / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of MY ANNOYING BOYFRIEND: Chapter 1 - Chapter 10

13 Chapters

The Story

"VOSCAR! LILAC!" teriak seorang guru yang melihat sepasang kekasih baru saja turun dari mobil."Gua bilang apa ... kita akan kena lagi!" kesal Lilac yang memakai tas-nya asal. Lilac menghembuskan nafasnya kasar dan menatap Voscar dengan kesal."Maaf, gua lagi mau pamer kekayaan gua," ucap Voscar dengan gaya sombongnya.BUGH!"Sakit, Maemunah!" keluh Voscar sambil mengusap bahunya yang baru saja dipukul tas oleh Lilac."Bodo amat!" kesal Lilac yang langsung pergi meninggalkan Voscar."Gara-gara mau dihukum jadi nyebelin gitu ya?" heran Voscar yang langsung mengikuti Lilac.Lilac langsung menghadap sang guru diikuti oleh Voscar. Lilac kembali menatap Voscar dengan sebal sedangkan yang ditatap hanya mengangkat sebelah alisnya bingung."Engga guna lu jadi pacar!" sarkas Lilac yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Voscar."Bilang apa lu barusan?" tanya Voscar dengan datar."A-a-anu, itu, ehmm," gugup Lilac sambi
Read more

VOSLI

  Lilac sedang menunggu Voscar di depan kelasnya. Bel pulang sekolah sejak satu jam yang lalu dan Voscar pamit mengambil dokumen di ruang OSIS."Hufft," hela nafas Lilac yang kesekian kali. Lilac menatap kanan dan kiri koridor lalu melihat jam tangannya."Voscar kemana ya?" gumam Lilac yang sudah mulai kesal. Lilac menundukkan kepalanya dengan kesal dan menghentakkan kakinya."Awas aja! Kalau dia udah dateng gua pukul sampai jadi perkedel!" gerutu Lilac. Voscar yang mendengar gerutuan Lilac hanya tersenyum miring."Dari pada gerutu mending minum," saran Voscar yang menempelkan Es susu coklat pada pipi Lilac. Lilac yang terkejut langsung mengangkat wajahnya dan menatap Voscar."Nyebelin banget si lu!" kesal Lilac yang langsung mengambil susu coklatnya dan meminumnya."Suap-nya bisa banget lagi," gumam Lilac dengan tersenyum tipis. Voscar mengacak rambut Lilac dengan pelan sambil tertawa pelan."Gua engga tahu
Read more

Jealous

"LILAC!" teriak Luna yang melihat Lilac baru saja keluar dari supermarket. Luna yang sedang berkumpul bersama teman-teman dari luar sekolah tanpa sengaja melihat Lilac yang sudah berada di dalam supermarket.Memang supermarketnya sangat strategis untuk anak muda berkumpul. Lilac berjalan menuju Luna dan tersenyum tipis."Habis beli apa, Lil?" tanya Luna yang melirik papperbag Lilac. Lilac langsung mengangkat papperbagnya dan membukanya."Beli titipan Bunda dan beberapa cemilan," jawab Lilac. Luna melihat beberapa bahan kue serta minuman yang sering Lilac minum ketika baru memasuki kelas."Lu naik apa?" tanya Luna yang tidak melihat kehadiran Voscar ataupun keluarga Lilac. Lilac langsung menunjukkan aplikasi go-jeknya pada ponselnya."Dianter temen gua aja gimana?" tawar Luna yang langsung mendapat gelengan oleh Lilac."Engga usah ... Sebentar lagi juga ojeknya sampai," tolak Lilac dengan halus. Lilac tahu bahwa teman Luna sedari tadi menatap
Read more

BUKAN TEMPAT BUCIN

"Wake up, Putri Tidur," bisik Voscar pada telinga Lilac. Lilac hanya bergumam pelan lalu kembali melanjutkan tidurnya."Kok bisa gua mau sama cewe kaya dia?" gumam Voscar yang melihat Lilac tidak kunjung bangun. Voscar langsung saja menepuk pelan pipi Lilac, Lilac langsung mengambil jemari Voscar dan menciumnya sebentar."Kembali tidur gua tinggal sekolah," ucap Voscar membuat Lilac langsung membuka matanya dan menatap jam di dinding seketika Lilac langsung terduduk di atas kasur."BUNDA, LILAC TELAT!" teriak Lilac membuat Voscar menutup kupingnya. "Berisik!" Kesal Voscar."Bukannya mandi malah teriak," ucap Voscar yang kesal terhadap Lilac. Lilac langsung menatap Voscar dan tersenyum lebar membuat Voscar bergedik takut melihat senyum Lilac."Aw, gua masih perawan," ucap Voscar yang menyilangkan tangannya di dadanya membuat Lilac tertawa keras."MANDI, LIL!" teriak Bunda Lilac."Sana mandi," ucap Voscar yang menarik lembu
Read more

MANA MAMPU!

"KAK LILAC!" panggil Adik kelas yang sedang berlari menuju Lilac. Lilac dan Voscar segera menghentikan langkahnya dan menatap adik kelasnya dengan bingung. "Kalian kenapa?" tanya Lilac yang melihat adik kelasnya sedang mengatur nafasnya."Kak, aku pengen tanya," ucap adik kelas yang tengah. Lilac mengintip name tag adik kelasnya bernama Laura, Britney dan Jessica."Tanya apa?" heran Lilac. Voscar hanya berdiri di samping Lilac tanpa ikut campur. Voscar tahu masalahnya antara exskul paduan suara atau Basketnya."Kita akan latihan paduan suara kapan, Kak?" tanya Laura yang sudah selesai mengaturnya nafasnya begitupun dengan dua temannya yang lain.Lilac tersenyum tipis lalu berjalan mendekat Laura dengan pelan. "Voscar engga nafsu lihat yang beginian," ucap Lilac yang mengalihkan jawaban. Lilac membereskan kerah serta menjepit rambut Laura dengan rapih setelah selesai Lilac langsung menepuk pelan baju Laura."Latihan hari Sabtu," beritah
Read more

BAB 6. ISTIRAHAT

Bel istirahat sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu, namun guru fisikanya ini tidak berhenti menjelaskan rumus Newton. Lilac dan teman-temannya pun sudah menggerutu bahkan sudah tidak memperhatikan guru di depan kelas. Kepala mereka sudah panas bahkan bisa saja meledak sewaktu-waktu karena terlalu lama mendengarkan rumus-rumus hukum Newton."Pak, kita lapar!" teriak Voscar di pojok kelas dengan wajah malasnya sambil menaruh kepalanya di atas meja.Guru fisikanya pun seketika berhenti berbicara dan menatap jam tangannya. Lalu, ia pun menghela napas pelan dan tersenyum tipis setelahnya ucapan yang diberikan guru fisikanya membuat para murid di dalam kelas bersorak gembira dan tersenyum lebar bahkan ada yang menghela napas lega serta memberikan acungan jempol kepada Voscar."Baiklah. maaf sudah menyita waktu kalian selama sepuluh menit. Saya akhiri untuk hari ini, terima kasih dan sampai jumpa minggu depan," jelas Guru Fisikanya.Lilac yang sedang
Read more

BAB 7. HOME

Voscar yang sedang mengendarai motor maticnya harus berjalan dengan pelan karena Lilac yang sejak tadi sudah tertidur di atas motor. Rasanya ingin sekali ia turunkan di pinggir jalan ini, namun mengingat cuaca yang sangat panas sore ini membuatnya mengurungkan niatnya. Sebenarnya, waktu pulang sekolah sudah dua jam lalu namun ia harus menunggu Lilac yang rapat perihal kegiatan ekstrakurikuler. Lalu, karena hal tersebut membuat ia dipanggil seorang guru dan dimintai tolong untuk membawa beberapa buku di ruang guru ke perpustakaan, hal ini membuatnya kesal. Lagi dan lagi, kepala Lilac membentur helm yang sedang ia pakai dan membuat Lilac terbangun namun tidak lama kembali tertidur dan menaruh wajahnya di pundak kanannya. Ia pun menghembuskan napasnya lelah, merasa pegal. Voscar menghentikan motornya dan menatap samping, tepat di atas kepala Lilac. Voscar mengelus pelan rambut Lilac membuat sang empu semakin nyaman. Ia haus dan ingin minum, bo
Read more

BAB 8. RENCANA PERGI

"Lilac," panggil Papah Lilac yang sedang membaca koran.Lilac yang baru saja turun dari tangga rumahnya sambil membawa sepatu sekolahnya langsung menatap Papahnya dengan senyum tipisnya. Ia pun melihat bundanya sedang mencuci buah."Sebentar lagi pernikahan Azaella di luar negri. Kita akan berangkat hari Minggu nanti dan sekalian menetap di sana sebentar karena perusahaan keluarga sedang ada masalah sedikit dan membutuhkan Papah," jelas Papah Lilac sambil menurunkan korannya dan menatap penuh pada Lilac.Lilac mengangguk-anggukkan kepalanya tanpa menjawab apapun karena semua percuma saja, Papahnya tidak pernah menyetujui apapun yang ia katakan. Jadi, ia hanya menganggukkan saja kepalanya.Ia pun menaruh sepatu sekolahnya di bawah meja dan menginjaknya santai. Lalu, dia memulai sarapannya dengan roti selai cokelat yang dibuat oleh bunda. Dia hanya fokus pada sarapannya tanpa memedulikan tatapan Papahnya yang masih menatap dirinya. Sang Papah yang merasa dirinya tidak dipedulikan oleh s
Read more

BAB 9. KENAKALAN KELAS

"KAK LILAC!" teriak Laura, adik kelas yang sangat menyebalkannya memasuki kelasnya sambil berteriak memanggilnya namanya.Ia dan teman-teman sekelas langsung menoleh pada Laura yang sedang berjalan ke arahnya sambil memasang wajah yang sedikit menyeramkan. Ia bingung dengan kedatangan Laura yang sangat tiba-tiba, begitu pun dengan teman-temannya yang menatap aneh pada Laura. Seingat mereka, Laura adalah sosok yang yang baik hati, polos dan lugu. Namun, lihatlah sekarang, Luara seperti sosok orang lain.Laura yang sudah berada di hadapan Lilac langsung menaruh tumpukan kertas yang sedari tadi digenggamnya. Lilac melihat serta membacanya dengan seksama, sebuah kertas yang merupakan petisi sekolah dan itu pun resmi karena ada cap sekolahnya. Lalu, ia pun membacanya sampai habis mengenai isi surat petisi tersebut. Padahal melalui website sekolah akan lebih mudah dan tidak membuang-buang kertas untuk hal sepele seperti ini.Surat petisi yang menurutnya sangat-sangat sepele dan tidak bermut
Read more

BAB 10. BELAJAR DI LUAR

Pak Budi meminta kami—seisi kelas mengikutinya menuju lapangan outdoor. Tepat setelah menyuruh kami berganti pakaian dengan seragam yang kering. Beruntung cuaca pagi ini sedikit mendung, mungkin akan turun hujan. Pak Budi meminta kami untuk duduk lesehan di atas rumput dengan membawa alat tulis. Pak Budi pun tidak lupa menyuruh anak lelaki mengambil satu papan tulis dorong yang berada di gudang. Kami tidak ada yang berani bertanya, protes ataupun membantah, yang kami lakukan hanyalah patuh—berjalan mengikuti langkah Pak Budi."Kapan lagi kita study alam begini," celetuk Voscar begitu saja seolah tidak mengerti suasana mencekam saat ini.Dia baru datang setelah mengambil papan tulis dorong bersama teman-teman lelakinya. Ia langsung duduk tepat di depan Lilac, memasuki barisan perempuan membuat beberapa teman perempuannya tidak terima ia berada di depan karena tinggi badan yang menghalangi mereka.LIlac pun ikut memprotes keberadaan dirinya dengan mencolok-c
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status