Share

MANA MAMPU!

Author: Scarleta
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"KAK LILAC!" panggil Adik kelas yang sedang berlari menuju Lilac. Lilac dan Voscar segera menghentikan langkahnya dan menatap adik kelasnya dengan bingung. 

"Kalian kenapa?" tanya Lilac yang melihat adik kelasnya sedang mengatur nafasnya.

"Kak, aku pengen tanya," ucap adik kelas yang tengah. Lilac mengintip name tag adik kelasnya bernama Laura, Britney dan Jessica.

"Tanya apa?" heran Lilac. Voscar hanya berdiri di samping Lilac tanpa ikut campur. Voscar tahu masalahnya antara exskul paduan suara atau Basketnya.

"Kita akan latihan paduan suara kapan, Kak?" tanya Laura yang sudah selesai mengaturnya nafasnya begitupun dengan dua temannya yang lain.

Lilac tersenyum tipis lalu berjalan mendekat Laura dengan pelan. "Voscar engga nafsu lihat yang beginian," ucap Lilac yang mengalihkan jawaban. Lilac membereskan kerah serta menjepit rambut Laura dengan rapih setelah selesai Lilac langsung menepuk pelan baju Laura.

"Latihan hari Sabtu," beritahu Lilac dengan tersenyum miring. Lilac langsung mengambil lengan Voscar dan menariknya menjauh dari adik kelasnya. Laura menatap kepergian Lilac dengan kesal dan menghentakkan kakinya.

"Serangga kecil," gumam Lilac dengan melirik ke arah Laura begitupun dengan Voscar yang tersenyum miring. 

"Serangga yang memasuki kandang macan," ejek Voscar dengan tertawa pelan. Lilac menatap Voscar sebal, Lilac memukul pelan lengan Voscar sedangkan Voscar hanya tertawa pelan lalu berlari kecil meninggalkan Lilac. Lilac yang ditinggal langsung memelototkan matanya, tidak berlangsung lama Lilac langsung tertawa pelan dan mengejar Voscar.

"Al, lu bantu gua sini!" perintah Nando yang sedang memain game mobil legend bersama Alendro dan beberapa teman sekelasnya. Voscar dengan tidak tahu dirinya langsung mengambil ponsel Nando membuat Nando terkejut.

"VOSCAR!" teriak Nando kesal. Nando langsung berdiri dan mencoba merebut ponselnya.

"Vos, balikin dulu. Kita lagi seru nih!" kesal Alendro yang berusaha mematikan lawannya sendirian.

"Gua aja yang mainin," ucap Voscar sambil duduk di samping Alendro dan memainkan game Nando. Nando yang melihat hanya mampu menahan kekesalannya dan langsung duduk di samping Voscar.

"Lilac," panggil Nando membuat Lilac langsung menatap Nando dengan bingung.

"Bawa nih peliharaan lu pergi!" kesal Nando yang jengah dengan kelakuan Voscar. Lilac tersenyum miring lalu mengedikkan bahunya acuh. 

Aluna memasuki kelas dengan nafas yang kelelahan seperti habis berlari. Aluna langsung duduk di samping Lilac dan memegang lengan Lilac.

"Lu harus tahu bahwa Laura mencoba menggeser kapten basket," ucap Aluna dengan sedikit panik. Lilac yang mendengar hanya biasa saja.

"Terus lu panik?" tanya Lilac.

"Engga, biasa aja," jawab Aluna dengan tersenyum lebar lalu meminum air dari botol yang biasa ia bawa.

"Terus kenapa lari-lari?" tanya Lilac dengan bingung.

"Gua kira, gua telat," jawab Aluna dengan santai.

"Kenapa engga panik saat ada yang ancam posisi lu?" tanya Aluna. Pasalnya, setiap ada yang mengancam posisi Lilac sebagai kapten basket putri, Lilac tidak pernah panik malah terkesan biasa saja.

"Untuk apa gua panik? Engga ada gunanya ...," jawab Lilac dengan menatap Aluna sinis. "Lagian dia mana mampu bersaing sama gua," sombong Lilac membuat Aluna menggelengkan kepalanya.

Aluna mengakui jika kesombongan Lilac tidak bisa disebut sebagai kesombongan karena memang itu faktanya. Menurut Aluna, hidup Lilac tidak pernah ada yang dicemaskan. Semua seolah tertata dengan rapih.

"Sombongnya sampai benua Antartika," ucap Aluna dengan tertawa pelan diikuti Lilac.

"Kapan-kapan kita main basket bareng yuk, Lun," ajak Lilac. Aluna langsung menggelengkan kepalanya pelan dan menunjukkan wajah sedihnya.

"Lil, lu tahu kalau gua lemah. Lu mau gua tinggal di rumah sakit lagi selama beberap bulan?" tanya Aluna membuat Lilac merasa bersalah.

"Gua lupa, Lun. Ma'af ya," ucap Lilac. 

"Akting gua bagus engga?" tanya Aluna dengan wajah cerianya. Lilac langsung menatap datar Aluna dan mendorongnya pelan.

"Nyebelin," kesal Lilac.

BRAK

Gebrakan di meja Lilac membuat seluruh teman-teman Lilac menatap meja Lilac dengan bingung.

"Kak Lilac!" panggil Laura dengan wajah datarnya. Lilac melihat beberapa adik kelas yang mengikuti ekskul basket berada di belakang Laura dengan wajah yang sinis. 

"Kan, belum ada sehari gua bilang," bisik Aluna pada Lilac. Lilac tidak menanggapi ucapan Aluna tetapi Lilac menatap Laura dengan tersenyum tipis dan berdiri dari duduknya. Voscar yang melihat langsung menghentikan game nya dan fokus pada Lilac.

"Ada apa, Laura?" tanya Lilac dengan pelan. 

"Kak Lilac harus mundur dari jabatan kapten Basket! Karna kita sudah tidak mau di pimpin oleh Kak Lilac!" tegas Laura membuat Lilac menatap bingung.

"Kalau gua keluar, lalu siapa yang akan menggantikannya?" tanya Lilac sambil memasang wajah menantang.

"Ehmm ... Kak Aluna," tunjuk Laura membuat seluruh murid terdiam yang mendengarnya.

"Heh! Lu gila apa bagaimana? Gua aja engga ikut ekskul basket," kesal Aluna sambil berdiri dan menatap Laura dengan kesal. Lilac tersenyum miring lalu menepuk pelan bahu Aluna.

"Sudah, Lun. Kejadian begini bukannya sudah biasa?" tanya Lilac sambil menatap Aluna. Laura menatap Aluna dengan terkejut, mendengar fakta bahwa Aluna tidak memasuki ekskul basket.

"Bukannya kak Aluna yang jadi wakil kapten?" tanya Laura dengan sedikit ragu. Aluna menghembuskan nafasnya kesal dan menatap Laura dengan rendahan.

"Gua kalau jadi lu bakalan malu, engga akan masuk sekolah untuk selamanya," ucap Aluna. Lilac menatap pintu kelasnya dan tersenyum meremehkan.

"Wakil kapten ada di belakang lu," ujar Lilac. Alina, kembaran Aluna menatap bingung ke arah murid-murid.

"Kalian kenapa?" tanya Alina yang menaruh tas bekal milik Aluna.

"Kejadian yang dulu pernah terulang," jawab Lilac membuat Alina tertawa pelan.

"Kak Lilac!" panggil Laura dengan kesal. Laura melayangkan jemarinya menuju pipi Lilac tetapi sebelumnya sudah ditahan oleh Lilac. Voscar yang melihat langsung berdiri dan berjalan pelan menuju Lilac.

"Jangan pernah sentuh gua dengan kekerasan! Karna apa? Karna lawan lu bukan gua kalau sudah main kekerasan!" jelas Lilac.

"Jangan jadi pengecut yang kalah debat lalu langsung bermain kasar!" datar Lilac sambil menghempaskan lengan Laura dengan kasar.

"Lau, ayo pergi," ajak Jessica sambil menarik Lauara lalu diikuti oleh teman-temannya yang lain.

"Are you oke?" tanya Voscar dengan khawatir. Voscar mengelus pipi Lilac dengan lembut, Lilac mengambil jemari Voscar lalu menciumnya dengan pelan.

"I'm oke," jawab Lilac dengan tertawa pelan.

"Lilac damage-nya tidak main-main," ucap Nando dengan mengacungkan kedua jempol lengannya. Lilac tertawa pelan.

"Terus lu akan tetep terima dia di ekskul basket?" tanya Alina.

Lilac menganggukkan kepalanya sambil berpikir dan tersenyum tipis. "Kalau engga dilolosin gua akan kehilangan sebuah emas," ucap Lilac.

"Maksudnya?" tanya Aluna sedangkan Alina langsung menganggukan kepalanya.

"Oke, gua paham. Kalau begitu gua pamit dulu ... Lun jangan lupa makan sa'at istirahat," peringat Alina yang langsung meninggalkan kelas Lilac.

"Nyebelin ... Jadi, maksudnya apa, Lil?" tanya Aluna.

"Nyali dia besar, Lun. Dia akan cocok jadi kapten di periode selanjutnya," jelas Lilac. Aluna menganggukkan kepalanya sedangkan Voscar menatap Lilac dengan bangga. Voscar mencium puncak kepala Lilac dengan lembut lalu tersenyum tipis.

Related chapters

  • MY ANNOYING BOYFRIEND   BAB 6. ISTIRAHAT

    Bel istirahat sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu, namun guru fisikanya ini tidak berhenti menjelaskan rumus Newton. Lilac dan teman-temannya pun sudah menggerutu bahkan sudah tidak memperhatikan guru di depan kelas. Kepala mereka sudah panas bahkan bisa saja meledak sewaktu-waktu karena terlalu lama mendengarkan rumus-rumus hukum Newton."Pak, kita lapar!" teriak Voscar di pojok kelas dengan wajah malasnya sambil menaruh kepalanya di atas meja.Guru fisikanya pun seketika berhenti berbicara dan menatap jam tangannya. Lalu, ia pun menghela napas pelan dan tersenyum tipis setelahnya ucapan yang diberikan guru fisikanya membuat para murid di dalam kelas bersorak gembira dan tersenyum lebar bahkan ada yang menghela napas lega serta memberikan acungan jempol kepada Voscar."Baiklah. maaf sudah menyita waktu kalian selama sepuluh menit. Saya akhiri untuk hari ini, terima kasih dan sampai jumpa minggu depan," jelas Guru Fisikanya.Lilac yang sedang

  • MY ANNOYING BOYFRIEND   BAB 7. HOME

    Voscar yang sedang mengendarai motor maticnya harus berjalan dengan pelan karena Lilac yang sejak tadi sudah tertidur di atas motor. Rasanya ingin sekali ia turunkan di pinggir jalan ini, namun mengingat cuaca yang sangat panas sore ini membuatnya mengurungkan niatnya. Sebenarnya, waktu pulang sekolah sudah dua jam lalu namun ia harus menunggu Lilac yang rapat perihal kegiatan ekstrakurikuler. Lalu, karena hal tersebut membuat ia dipanggil seorang guru dan dimintai tolong untuk membawa beberapa buku di ruang guru ke perpustakaan, hal ini membuatnya kesal. Lagi dan lagi, kepala Lilac membentur helm yang sedang ia pakai dan membuat Lilac terbangun namun tidak lama kembali tertidur dan menaruh wajahnya di pundak kanannya. Ia pun menghembuskan napasnya lelah, merasa pegal. Voscar menghentikan motornya dan menatap samping, tepat di atas kepala Lilac. Voscar mengelus pelan rambut Lilac membuat sang empu semakin nyaman. Ia haus dan ingin minum, bo

  • MY ANNOYING BOYFRIEND   BAB 8. RENCANA PERGI

    "Lilac," panggil Papah Lilac yang sedang membaca koran.Lilac yang baru saja turun dari tangga rumahnya sambil membawa sepatu sekolahnya langsung menatap Papahnya dengan senyum tipisnya. Ia pun melihat bundanya sedang mencuci buah."Sebentar lagi pernikahan Azaella di luar negri. Kita akan berangkat hari Minggu nanti dan sekalian menetap di sana sebentar karena perusahaan keluarga sedang ada masalah sedikit dan membutuhkan Papah," jelas Papah Lilac sambil menurunkan korannya dan menatap penuh pada Lilac.Lilac mengangguk-anggukkan kepalanya tanpa menjawab apapun karena semua percuma saja, Papahnya tidak pernah menyetujui apapun yang ia katakan. Jadi, ia hanya menganggukkan saja kepalanya.Ia pun menaruh sepatu sekolahnya di bawah meja dan menginjaknya santai. Lalu, dia memulai sarapannya dengan roti selai cokelat yang dibuat oleh bunda. Dia hanya fokus pada sarapannya tanpa memedulikan tatapan Papahnya yang masih menatap dirinya. Sang Papah yang merasa dirinya tidak dipedulikan oleh s

  • MY ANNOYING BOYFRIEND   BAB 9. KENAKALAN KELAS

    "KAK LILAC!" teriak Laura, adik kelas yang sangat menyebalkannya memasuki kelasnya sambil berteriak memanggilnya namanya.Ia dan teman-teman sekelas langsung menoleh pada Laura yang sedang berjalan ke arahnya sambil memasang wajah yang sedikit menyeramkan. Ia bingung dengan kedatangan Laura yang sangat tiba-tiba, begitu pun dengan teman-temannya yang menatap aneh pada Laura. Seingat mereka, Laura adalah sosok yang yang baik hati, polos dan lugu. Namun, lihatlah sekarang, Luara seperti sosok orang lain.Laura yang sudah berada di hadapan Lilac langsung menaruh tumpukan kertas yang sedari tadi digenggamnya. Lilac melihat serta membacanya dengan seksama, sebuah kertas yang merupakan petisi sekolah dan itu pun resmi karena ada cap sekolahnya. Lalu, ia pun membacanya sampai habis mengenai isi surat petisi tersebut. Padahal melalui website sekolah akan lebih mudah dan tidak membuang-buang kertas untuk hal sepele seperti ini.Surat petisi yang menurutnya sangat-sangat sepele dan tidak bermut

  • MY ANNOYING BOYFRIEND   BAB 10. BELAJAR DI LUAR

    Pak Budi meminta kami—seisi kelas mengikutinya menuju lapangan outdoor. Tepat setelah menyuruh kami berganti pakaian dengan seragam yang kering. Beruntung cuaca pagi ini sedikit mendung, mungkin akan turun hujan. Pak Budi meminta kami untuk duduk lesehan di atas rumput dengan membawa alat tulis. Pak Budi pun tidak lupa menyuruh anak lelaki mengambil satu papan tulis dorong yang berada di gudang. Kami tidak ada yang berani bertanya, protes ataupun membantah, yang kami lakukan hanyalah patuh—berjalan mengikuti langkah Pak Budi."Kapan lagi kita study alam begini," celetuk Voscar begitu saja seolah tidak mengerti suasana mencekam saat ini.Dia baru datang setelah mengambil papan tulis dorong bersama teman-teman lelakinya. Ia langsung duduk tepat di depan Lilac, memasuki barisan perempuan membuat beberapa teman perempuannya tidak terima ia berada di depan karena tinggi badan yang menghalangi mereka.LIlac pun ikut memprotes keberadaan dirinya dengan mencolok-c

  • MY ANNOYING BOYFRIEND   BAB 11. PENGAKUAN DAN HUKUMAN

    Lilac dan teman-teman sekelasnya tertawa melihat Voscar yang sedang di hukum oleh Pak Budi dari dalam kantin.Voscar disuruh berlari keliling lapangan outdoor yang bisa dilihat oleh semua murid dan guru, sambil memakai kertas karton yang bertuliskan "SAYA ANAK NAKAL!". Ia ingin sekali protes dan menggerutu. Tetapi, Pak Budi pun menyuruhnya sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya serta 17 Agustus secara berulang.Bulir-bulir keringat serta napas yang menderu bahkan tatapan mata Voscar sudah layu, pertanda ia sudah merasa sangat lelah. Ia sudah berlari sebanyak 10 kali di lapangan yang super luas ini. Begitu putaran ke 11 ia menjatuhkan tubuhnya di hadapan Pak Budi yang sejak tadi terus melihatnya dengan wajah datar. Pak Budi menghela napas pelan, merasa kasihan dengan anak murid bebal ini."Kamu istirahat dulu, sehabis itu temui Bapak di ruangan," ujar Pak Budi yang langsung meninggalkan Voscar begitu saja.Sedikit tersenyum tipis, setidaknya pender

  • MY ANNOYING BOYFRIEND   BAB 12. PERTENGKARAN

    Tangan yang terkepal erat serta wajah yang tersenyum tipis namun mata yang memancar kemarahan menjadi tanda Lilac sangat kesal bahkan amat sangat marah. Ternyata Laura adalah pengkhianat. Ia selalu berpikir jika Laura akan sangat cocok untuk menjadi penerusnya, kapten basket putri. Membantu Alina selama dirinya pergi nanti. Hancur sudah rencana yang ia persiapkan kemarin-kemarin.Lilac menggigit jari kuku jempol sambil menahan amarahnya. Rasanya ingin sekali ia pergi dari dalam kelas menuju Laura yang pastinya masih berada di tangga. Berani sekali adik kelasnya ini mencoba mengambil miliknya. Ia tidak akan membiarkannya begitu saja.Menit berlalu menjadi jam dan sekarang adalah waktunya istirahat ke dua, istirahat di siang hari. Sejujurnya, istirahat ini hanya bisa dipakai untuk ibadah shalat saja bagi umat muslim dan yang tidak berhalangan. Lilac yang merupakan seorang muslim baru saja melipat mukena pink parasut miliknya. Mukena yang selalu ia simpan di masjid se

  • MY ANNOYING BOYFRIEND   BAB 13. KESAL

    Lilac menutup pintu mobil depan dengan sedikit kencang membuat orang yang sedang makan kentang goreng menggerutu kesal karena terkejut—tidak menyangka Lilac akan menutup pintu dengan kencang. Lilac hanya tertawa kecil tanpa rasa bersalah lalu mencomot kentang goreng dan memakannya begitu saja. Lagi dan lagi mendapat tatapan sinis serta tajam dari Voscar. Menutup pintu mobil kencang serta mengambil makanannya tanpa izin sedikit membuatnya kesal, sebenarnya itu tidak membuatnya marah, hanya kesal sedikit, sedikit sekali, hanya seujung kuku tapi kuku yang panjang."Maaf, maaf, nanti di jalan mampir dulu ke restoran biasa," ucap Lilac namun masih dengan tawa kecilnya. Seperti benar-benar tidak ada rasa bersalah."Enggak usah, udah malas," ketua Voscar sambil melajukan mobilnya, meninggalkan halte sekolah.Menyusuri jalan raya yang padat oleh kendaraan-kendaraan bermotor ataupun bermobil. Terhenti sejenak di depan lampu merah, melihat kanan-kiri, mencari tukang dagang asongan yang biasa be

Latest chapter

  • MY ANNOYING BOYFRIEND   BAB 13. KESAL

    Lilac menutup pintu mobil depan dengan sedikit kencang membuat orang yang sedang makan kentang goreng menggerutu kesal karena terkejut—tidak menyangka Lilac akan menutup pintu dengan kencang. Lilac hanya tertawa kecil tanpa rasa bersalah lalu mencomot kentang goreng dan memakannya begitu saja. Lagi dan lagi mendapat tatapan sinis serta tajam dari Voscar. Menutup pintu mobil kencang serta mengambil makanannya tanpa izin sedikit membuatnya kesal, sebenarnya itu tidak membuatnya marah, hanya kesal sedikit, sedikit sekali, hanya seujung kuku tapi kuku yang panjang."Maaf, maaf, nanti di jalan mampir dulu ke restoran biasa," ucap Lilac namun masih dengan tawa kecilnya. Seperti benar-benar tidak ada rasa bersalah."Enggak usah, udah malas," ketua Voscar sambil melajukan mobilnya, meninggalkan halte sekolah.Menyusuri jalan raya yang padat oleh kendaraan-kendaraan bermotor ataupun bermobil. Terhenti sejenak di depan lampu merah, melihat kanan-kiri, mencari tukang dagang asongan yang biasa be

  • MY ANNOYING BOYFRIEND   BAB 12. PERTENGKARAN

    Tangan yang terkepal erat serta wajah yang tersenyum tipis namun mata yang memancar kemarahan menjadi tanda Lilac sangat kesal bahkan amat sangat marah. Ternyata Laura adalah pengkhianat. Ia selalu berpikir jika Laura akan sangat cocok untuk menjadi penerusnya, kapten basket putri. Membantu Alina selama dirinya pergi nanti. Hancur sudah rencana yang ia persiapkan kemarin-kemarin.Lilac menggigit jari kuku jempol sambil menahan amarahnya. Rasanya ingin sekali ia pergi dari dalam kelas menuju Laura yang pastinya masih berada di tangga. Berani sekali adik kelasnya ini mencoba mengambil miliknya. Ia tidak akan membiarkannya begitu saja.Menit berlalu menjadi jam dan sekarang adalah waktunya istirahat ke dua, istirahat di siang hari. Sejujurnya, istirahat ini hanya bisa dipakai untuk ibadah shalat saja bagi umat muslim dan yang tidak berhalangan. Lilac yang merupakan seorang muslim baru saja melipat mukena pink parasut miliknya. Mukena yang selalu ia simpan di masjid se

  • MY ANNOYING BOYFRIEND   BAB 11. PENGAKUAN DAN HUKUMAN

    Lilac dan teman-teman sekelasnya tertawa melihat Voscar yang sedang di hukum oleh Pak Budi dari dalam kantin.Voscar disuruh berlari keliling lapangan outdoor yang bisa dilihat oleh semua murid dan guru, sambil memakai kertas karton yang bertuliskan "SAYA ANAK NAKAL!". Ia ingin sekali protes dan menggerutu. Tetapi, Pak Budi pun menyuruhnya sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya serta 17 Agustus secara berulang.Bulir-bulir keringat serta napas yang menderu bahkan tatapan mata Voscar sudah layu, pertanda ia sudah merasa sangat lelah. Ia sudah berlari sebanyak 10 kali di lapangan yang super luas ini. Begitu putaran ke 11 ia menjatuhkan tubuhnya di hadapan Pak Budi yang sejak tadi terus melihatnya dengan wajah datar. Pak Budi menghela napas pelan, merasa kasihan dengan anak murid bebal ini."Kamu istirahat dulu, sehabis itu temui Bapak di ruangan," ujar Pak Budi yang langsung meninggalkan Voscar begitu saja.Sedikit tersenyum tipis, setidaknya pender

  • MY ANNOYING BOYFRIEND   BAB 10. BELAJAR DI LUAR

    Pak Budi meminta kami—seisi kelas mengikutinya menuju lapangan outdoor. Tepat setelah menyuruh kami berganti pakaian dengan seragam yang kering. Beruntung cuaca pagi ini sedikit mendung, mungkin akan turun hujan. Pak Budi meminta kami untuk duduk lesehan di atas rumput dengan membawa alat tulis. Pak Budi pun tidak lupa menyuruh anak lelaki mengambil satu papan tulis dorong yang berada di gudang. Kami tidak ada yang berani bertanya, protes ataupun membantah, yang kami lakukan hanyalah patuh—berjalan mengikuti langkah Pak Budi."Kapan lagi kita study alam begini," celetuk Voscar begitu saja seolah tidak mengerti suasana mencekam saat ini.Dia baru datang setelah mengambil papan tulis dorong bersama teman-teman lelakinya. Ia langsung duduk tepat di depan Lilac, memasuki barisan perempuan membuat beberapa teman perempuannya tidak terima ia berada di depan karena tinggi badan yang menghalangi mereka.LIlac pun ikut memprotes keberadaan dirinya dengan mencolok-c

  • MY ANNOYING BOYFRIEND   BAB 9. KENAKALAN KELAS

    "KAK LILAC!" teriak Laura, adik kelas yang sangat menyebalkannya memasuki kelasnya sambil berteriak memanggilnya namanya.Ia dan teman-teman sekelas langsung menoleh pada Laura yang sedang berjalan ke arahnya sambil memasang wajah yang sedikit menyeramkan. Ia bingung dengan kedatangan Laura yang sangat tiba-tiba, begitu pun dengan teman-temannya yang menatap aneh pada Laura. Seingat mereka, Laura adalah sosok yang yang baik hati, polos dan lugu. Namun, lihatlah sekarang, Luara seperti sosok orang lain.Laura yang sudah berada di hadapan Lilac langsung menaruh tumpukan kertas yang sedari tadi digenggamnya. Lilac melihat serta membacanya dengan seksama, sebuah kertas yang merupakan petisi sekolah dan itu pun resmi karena ada cap sekolahnya. Lalu, ia pun membacanya sampai habis mengenai isi surat petisi tersebut. Padahal melalui website sekolah akan lebih mudah dan tidak membuang-buang kertas untuk hal sepele seperti ini.Surat petisi yang menurutnya sangat-sangat sepele dan tidak bermut

  • MY ANNOYING BOYFRIEND   BAB 8. RENCANA PERGI

    "Lilac," panggil Papah Lilac yang sedang membaca koran.Lilac yang baru saja turun dari tangga rumahnya sambil membawa sepatu sekolahnya langsung menatap Papahnya dengan senyum tipisnya. Ia pun melihat bundanya sedang mencuci buah."Sebentar lagi pernikahan Azaella di luar negri. Kita akan berangkat hari Minggu nanti dan sekalian menetap di sana sebentar karena perusahaan keluarga sedang ada masalah sedikit dan membutuhkan Papah," jelas Papah Lilac sambil menurunkan korannya dan menatap penuh pada Lilac.Lilac mengangguk-anggukkan kepalanya tanpa menjawab apapun karena semua percuma saja, Papahnya tidak pernah menyetujui apapun yang ia katakan. Jadi, ia hanya menganggukkan saja kepalanya.Ia pun menaruh sepatu sekolahnya di bawah meja dan menginjaknya santai. Lalu, dia memulai sarapannya dengan roti selai cokelat yang dibuat oleh bunda. Dia hanya fokus pada sarapannya tanpa memedulikan tatapan Papahnya yang masih menatap dirinya. Sang Papah yang merasa dirinya tidak dipedulikan oleh s

  • MY ANNOYING BOYFRIEND   BAB 7. HOME

    Voscar yang sedang mengendarai motor maticnya harus berjalan dengan pelan karena Lilac yang sejak tadi sudah tertidur di atas motor. Rasanya ingin sekali ia turunkan di pinggir jalan ini, namun mengingat cuaca yang sangat panas sore ini membuatnya mengurungkan niatnya. Sebenarnya, waktu pulang sekolah sudah dua jam lalu namun ia harus menunggu Lilac yang rapat perihal kegiatan ekstrakurikuler. Lalu, karena hal tersebut membuat ia dipanggil seorang guru dan dimintai tolong untuk membawa beberapa buku di ruang guru ke perpustakaan, hal ini membuatnya kesal. Lagi dan lagi, kepala Lilac membentur helm yang sedang ia pakai dan membuat Lilac terbangun namun tidak lama kembali tertidur dan menaruh wajahnya di pundak kanannya. Ia pun menghembuskan napasnya lelah, merasa pegal. Voscar menghentikan motornya dan menatap samping, tepat di atas kepala Lilac. Voscar mengelus pelan rambut Lilac membuat sang empu semakin nyaman. Ia haus dan ingin minum, bo

  • MY ANNOYING BOYFRIEND   BAB 6. ISTIRAHAT

    Bel istirahat sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu, namun guru fisikanya ini tidak berhenti menjelaskan rumus Newton. Lilac dan teman-temannya pun sudah menggerutu bahkan sudah tidak memperhatikan guru di depan kelas. Kepala mereka sudah panas bahkan bisa saja meledak sewaktu-waktu karena terlalu lama mendengarkan rumus-rumus hukum Newton."Pak, kita lapar!" teriak Voscar di pojok kelas dengan wajah malasnya sambil menaruh kepalanya di atas meja.Guru fisikanya pun seketika berhenti berbicara dan menatap jam tangannya. Lalu, ia pun menghela napas pelan dan tersenyum tipis setelahnya ucapan yang diberikan guru fisikanya membuat para murid di dalam kelas bersorak gembira dan tersenyum lebar bahkan ada yang menghela napas lega serta memberikan acungan jempol kepada Voscar."Baiklah. maaf sudah menyita waktu kalian selama sepuluh menit. Saya akhiri untuk hari ini, terima kasih dan sampai jumpa minggu depan," jelas Guru Fisikanya.Lilac yang sedang

  • MY ANNOYING BOYFRIEND   MANA MAMPU!

    "KAK LILAC!" panggil Adik kelas yang sedang berlari menuju Lilac. Lilac dan Voscar segera menghentikan langkahnya dan menatap adik kelasnya dengan bingung."Kalian kenapa?" tanya Lilac yang melihat adik kelasnya sedang mengatur nafasnya."Kak, aku pengen tanya," ucap adik kelas yang tengah. Lilac mengintip name tag adik kelasnya bernama Laura, Britney dan Jessica."Tanya apa?" heran Lilac. Voscar hanya berdiri di samping Lilac tanpa ikut campur. Voscar tahu masalahnya antara exskul paduan suara atau Basketnya."Kita akan latihan paduan suara kapan, Kak?" tanya Laura yang sudah selesai mengaturnya nafasnya begitupun dengan dua temannya yang lain.Lilac tersenyum tipis lalu berjalan mendekat Laura dengan pelan. "Voscar engga nafsu lihat yang beginian," ucap Lilac yang mengalihkan jawaban. Lilac membereskan kerah serta menjepit rambut Laura dengan rapih setelah selesai Lilac langsung menepuk pelan baju Laura."Latihan hari Sabtu," beritah

DMCA.com Protection Status