Share

MY ANNOYING BOYFRIEND
MY ANNOYING BOYFRIEND
Author: Scarleta

The Story

"VOSCAR! LILAC!" teriak seorang guru yang melihat sepasang kekasih baru saja turun dari mobil.

"Gua bilang apa ... kita akan kena lagi!" kesal Lilac yang memakai tas-nya asal. Lilac menghembuskan nafasnya kasar dan menatap Voscar dengan kesal.

"Maaf, gua lagi mau pamer kekayaan gua," ucap Voscar dengan gaya sombongnya.

BUGH!

"Sakit, Maemunah!" keluh Voscar sambil mengusap bahunya yang baru saja dipukul tas oleh Lilac.

"Bodo amat!" kesal Lilac yang langsung pergi meninggalkan Voscar.

"Gara-gara mau dihukum jadi nyebelin gitu ya?" heran Voscar yang langsung mengikuti Lilac.

Lilac langsung menghadap sang guru diikuti oleh Voscar. Lilac kembali menatap Voscar dengan sebal sedangkan yang ditatap hanya mengangkat sebelah alisnya bingung.

"Engga guna lu jadi pacar!" sarkas Lilac yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Voscar.

"Bilang apa lu barusan?" tanya Voscar dengan datar.

"A-a-anu, itu, ehmm," gugup Lilac sambil melirik kanan dan kiri agar tidak melihat tatapan tajam Voscar.

"Voscar, Lilac!" panggil sang guru yang sudah bosan dengan drama yang sedang dilakukan oleh Voscar dan Lilac.

"Kalian hormat di depan bendera sampai jam istirahat pertama!" perintah sang guru yang bernama Pak Budi. Voscar hanya menganggukkan kepalanya dan meninggalkan Lilac begitu saja. Lilac yang ditinggal hanya menghembuskan nafasnya pelan.

"Ma'af," ucap Lilac yang berdiri di samping Voscar. Voscar hanya diam saja, menghiraukan ucapan Lilac.

"Hmm," dehem Voscar.

Lilac melirik ke kanan dan ke kiri, memastikan tidak ada siapapun di lapangan. Tanpa diduga, Lilac mencium pipi kiri Voscar.

"Ma'af," ucap Lilac dengan santai lalu hormat ke arah bendera. Voscar tersenyum tipis sambil menatap Lilac.

"Gimana gua bisa marah kalau lu se-menggemaskan ini?" tanya Voscar dengan pelan.

KRINGG! KRINGG! KRINGGG!

Bel istirahat pertama sudah berbunyi, Voscar dan Lilac langsung bernafas lega dan menurunkan lengannya.

"Pegel banget tangan gua," keluh Lilac yang langsung merenggangkan lengan kanannya.

"Gitu aja ngeluh," sindir Voscar yang sedang berjalan mengambil tas dirinya serta Lilac.

"Bodo amat!" ketus Lilac. "Yang ngeluh gua ini bukan lu!" lanjut Lilac sambil memajukkan bibirnya kesal.

"Ayo, ke kelas," ajak Voscar yang mengabaikan kekesalan Lilac. Lilac langsung menghentakkan kakinya kesal tetapi mengikuti langkah Voscar.

DUK!

"Awwsss," ringis Lilac sambil memegangi jidatnya yang terbentur punggung Voscar.

"Kalau berhenti jangan tiba-tiba!" kesal Lilac. Voscar menghela nafas pelan lalu memutar tubuhnya.

"Sakit?" tanya Voscar dengan mengambil jemari Lilac yang berada di jidatnya. Lilac menganggukkan kepalanya pelan.

"Masa? Gua engga percaya tuh," ejek Voscar sambil menjetikkan jarinya di kening Lilac lalu berlari meninggalkan Lilac.

"VOSCAR!" teriak Lilac. Voscar hanya menengok saja sambil berlari.

"Heran banget gua bisa mau jadi pacar dia!" kesal Lilac yang langsung berjalan menuju kelasnya.

"Lilac," panggil seorang perempuan membuat Lilac menghentikan langkahnya dan menenggok ke arah perempuan tersebut.

"Apa?!" tanya Lilac dengan sedikit ketus.

"Kenapa lu? Gua baru manggil udah diketusin?" tanya perempuan tersebut.

"Voscar," jawab Lilac membuat sang perempuan mengerutkan keningnya bingung.

"Voscar kenapa?" tanya perempuan tersebut.

"Dia engga sayang gua, Lun," ucap Lilac sambil memasang wajah sedihnya.

Aluna Maheswari yang kerap disapa Luna, sahabat Lilac sejak kecil bahkan sejak masih di dalam kandungan.

"Engga usah lebay, Lil," ucap Luna yang langsung merangkul bahu Lilac.

"Nyebelin sama kaya Voscar," sebal Lilac.

"Gua nyontek matematika ya," minta Luna seketika Lilac langsung menatap datar ke arah Luna.

"Teman apa teman lu?" tanya Lilac.

"Bestie-lah," jawab Luna dengan bangga. Lilac menggelengkan kepalanya pelan.

"Gua engga sangka kalau punya sahabat yang super percaya diri," takjub Lilac.

"Kemana aja lu selama ini?" tanya Luna.

"Ke hatinya Voscar," jawab Lilac.

"Sudahlah. Jomblo kaya gua perlu jauh-jauh dari bucin kaya lu," balas Luna yang melepaskan rangkulannya dan berjalan cepat meninggal Lilac. Lilac hanya tertawa melihat tingkah Luna.

"Lun, tunggu!" minta Lilac

Di dalam kelas, Voscar sudah bergabung dengan teman-temannya, Lilac sudah duga mereka sedang bermain mobile legend. Lilac tersenyum miring lalu mengeluarkan ponselnya.

"Lilac!" panggil Luna dengan nada yang was-was.

1

2

3

"ANJ—" ucapan Voscar terhenti ketika ada yang membekap mulutnya.

"Engga boleh ngomong kasar," ucap pria di sebelah Voscar. Voscar tidak menjawab hanya menatap tajam ke arah temannya.

"Oke, oke, gua diem," ucap pria tersebut yang langsung fokus pada gamenya. Voscar langsung mencari keberadaan Lilac tetapi tidak menemukannya, saat Voscar akan berdiri, Voscar melihat sepatu yang mirip Lilac sedang bersembunyi di bawah meja guru.

"Awas lu, Lilac!" gumam Voscar.

Voscar tersenyum miring lalu berjalan pelan ke arah meja guru dan menendang sedikit kencang meja guru membuat teman-temannya terkejut bahkan Lilac yang berada di bawah meja guru.

"Keluar!" perintah Voscar dengan datar. Lilac mengintip sebentar lalu berdiri dengan gugup.

"Siapa yang suruh lu ganggu gua?" tanya Voscar. Lilac diam, tidak menjawab membuat Voscar berjalan pelan ke arah Lilac.

"Siapa, Lilac?" tanya Voscar. Lilac menggelengkan kepalanya dengan gugup. Lama diam, hening. Voscar mengamati wajah Lilac yang sedang menunduk ketakutan.

"Lain kali jangan ganggu gua main game mobile legend, oke?" tanya Voscar dengan mengelus pelan rambut Lilac. Lilac langsung menatap mata Voscar.

"Kenapa, hmm?" tanya Voscar.

"Gua kira lu marah," jawab Lilac.

"Gua engga akan marah karna hal sepele seperti itu, Lilac," ucap Voscar membuat wajah Lilac merona.

"Karna, gua suka lihat lu ketakutan kaya tadi ... Lu terlihat menggemaskan," jelas Voscar. Lilac sudah tidak bisa menahan wajah meronanya, Voscar langsung menarik Lilac masuk ke dalam pelukannya.

"Udah dong jangan merona terus. Gua engga rela wajah merona lu diliatin yang lain," lanjut Voscar.

"Udah dong," keluh Lilac. Voscar mengelus lembut punggung Lilac sambil tertawa pelan.

"WOI!" teriak seorang pria yang baru saja memasuki kelas. "Dilarang pelukan di dalam kelas!" ketus pria tersebut.

"Siapa yang larang?" tanya Voscar yang melepaskan pelukan Lilac dengan pelan. Lilac melepaskan pelukannya tetapi masih menyembunyikan wajahnya di dada bidang Voscar.

"Gua! Kenapa?" tanya pria tersebut sambil merangkul temannya yang lain.

"Berani lu sama gua, Nan?" tanya Voscar dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Jelaslah," jawab pria yang dipanggil Nan oleh Voscar. Nando Mickelson, sahabat Voscar sejak kecil bersama dengan Alendro Jackson.

"Jelas apa nih?" tanya Alendro.

"Jelas tidak beranilah," jawab Nando dengan tertawa keras sambil memasuki kelasnya.

"Bodoh," gumam Alendro yang langsung mendapat pukulan pelan di belakang kepalanya.

"Sakit!" keluh Alendro yang langsung mengusap kepala bagian belakangnya.

"Hahaha, sorry," ucap Nando yang ikut mengusap pelan kepala belakang Alendro.

"Jijik banget, Nando," ucap Voscar yang merinding melihat kelakuan Nando.

"Kenapa? Lu mau juga gua usap-usap manja?" tanya Nando dengan wajah yang menyebalkannya.

"Tidak, terima kasih. Gua masih ada Lilac," jawab Voscar membuat Nando tertawa keras.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status