"Gue, enggak butuh bantuan lo."Suara dingin itu terdengar menggema diantara keheningan, dan menusuk hati Dona yang sepi.Dona tidak pernah berharap ucapan terimakasih dari Fairel, tetapi ucapan dia tadi sungguh menyakiti hatinya.Dona tahu, sekarang ia bukanlah siapa-siapa lagi bagi Fairel. Hanya saja ... melihatnya kalut seperti itu sama saja dengan musuh.Walaupun saling jauh, Dona tidak ingin bermusuhan. Jika bisa, Dona berharap Fairel akan menang perlombaan hari ini dan mendapatkan hadiah yang layak."Waktu gue nggak banyak. Kenapa lo buang-buang waktu gue gini dengan meluk? Lo pikir, gue bakal seneng gitu?" Fairel terkekeh kecil, kekehan yang terdengar sangat sinis dan tajam mengalahkan silet.Dona harus tahu diri. Dari dua kalimat yang dilontarkan Fairel, ia menyimpulkan hal seperti itu, bahwa Dona tidak tahu diri."Atau lo mau gue memberi tahu semua orang, kalau kemenangan Fairel itu ada campur tangan Dona-nya!"Cukup,
Read more