Beranda / Romansa / Matchmaking / 71. Kebenaran yang Terungkap

Share

71. Kebenaran yang Terungkap

Penulis: 10_Welcome
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-27 14:53:37

Fairel menyuapkan makanan masakan Bi Kian dengan lahap. Dari dulu, citra rasa Bi Kian tidak pernah berubah. Selalu terasa enak di lidah Fairel dan bikin nagih.

Setelah semua makanannya habis, Fairel bergegas pergi. Ia sudah mengenakan hodie hitam, celana jeans dan topi berwarna senada.

Ia bergegas ke kamar Gow sambil mengantongi obat yang diberikan Bi Kian. Agar Bi Kian tidak mencarinya atau mengganggu tujuannya hanya karena minum obat.

Fairel pelan-pelan masuk ke kamar Gow. Ia tidak perlu khawatir soal cctv, karena walaupun rumah Fairel megah dan estetik, tetap saja tidak memiliki cctv, karena keamanan di sekitar pagar ketat. Kemungkinan, ada lima penjaga yang berjaga gerbang rumah bergantian.

Fairel bergegas ke ruangan kerja ayahnya. Ia membuka laptop ayahnya dan mencari semua berkas tentang Dion.

Fairel mengcopy semua foto yang Gow tangkap secara diam-diam ke sebuah flashdisk berisi 128 giga. Setelah itu, Fairel kembali memasukkan laptopnya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Matchmaking   72. Sementara yang Terungkap

    Fairel bersendawa, semua makanan yang dibawa oleh Meta sudah ludes dan masuk ke mulut Fairel. Meta bertepuk tangan heboh. Ia benar-benar bersyukur karena makanan yang dibelinya tidak habis atau dibuang sia-sia. "Sekarang minum obat." Fairel menggeleng, ia tidak mau minum obat. Fairel akan bertingkah sama seperti Dona memaksanya untuk minum obat. Hidup Fairel terlalu pahit. Jadi, jangan memaksanya untuk memakan obat yang sudah diketahui rasanya adalah pahit. "Minum, biar lo cepet sembuh." Meta mulai membuka kemasan obat tersebut. Untung saja Fairel gerak cepat, dan merampas obat tersebut dan memasukkannya ke laci nakas, lalu mengunci laci tersebut dan kemudian kuncinya Fairel sembunyikan di saku. Meta berdecak, ia tidak habis pikir dengan tingkah Fairel yang seperti anak kecil padahal umurnya sudah dewasa. Fairel bahkan sudah bisa mencari nafkah sendiri, di saat anak-anak kuliah yang lain masih mengandalkan uang orang tua.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-27
  • Matchmaking   73. Terciduk

    "Saya, mau memutuskan pertunangan itu. Saya tidak bisa lagi memaksakan hidup anak saya atas semua yang saya inginkan."Gow mengaduk-aduk sedotan di dalam es lemonnya. Sepertinya, Gow memang sudah benar-benar berubah. Ia bahkan mengambil keputusan untuk memutuskan pertunangan sepihak itu."Kenapa?" tanya Dion heran. Ia kelabakan,"Bagaimana nasibnya saya? Kamu sudah tahu semua hal tentang perselingkuhan yang saya lakukan. Dan kamu, bahkan membantu saya menemukan wanita lain seperti Gelya."Fairel meremas jari-jemari tangannya. Ia tidak habis pikir bahwa ayahnya juga ikut andil dalam perselingkuhan Dion."Kamu yang memperkenalkan wanita-wanita itu Gow. Kamu harus menyadari kesalahan kamu."Gow tampak kegerahan, AC yang menyala tak cukup sejuk untuk mendinginkan suasana,"Saya cuman memperkenalkan. Kamu sendiri yang mengambil keputusan mau mengencani mereka atau tidak.""Saya tahu, kamu melakukan semua ini karena bisnis kamu gagal kan

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-28
  • Matchmaking   74. Hujan Setelah Reda

    "Non, nggak jadi?"Ergi yang sedang menyeruput kopi itu juga bergegas menghampiri Dona."Nggak Pak. Katanya Fairel nggak ada di rumah.""Loh, nggak ada di rumah? Yang kita lihat tadi itu, Den Fairel kok. Bapak tahu betul, tadi pagi dia keluar pake baju yang sama. Mobil yang dipakainya udah dimasukkin ke bagasi, mau bapak tunjukkin?"Ergi hendak membawa Dona untuk ikut ke bagasi, hanya saja Dona menolaknya. Ia tidak perlu mengetahui sampai sejauh itu. Jika memang Fairel ada di rumah, mungkin pria itu memang sedang tidak ingin menemuinya.Walau hatinya sakit, tetapi Dona harus bisa memahaminya. Karena nggak semua cerita harus diketahui oleh dirinya."Bi Kian bilang, yang datang tadi itu anaknya."Ergi tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Dona yang terdengar polos itu."Loh, bapak kenapa tertawa?" tanya Dona heran."Bi Kian nggak punya anak non. Suaminya itu mandul."Mulut Dona terbuka lebar. Gadis itu ber-oh ria

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-28
  • Matchmaking   75. Pernyataan Cinta

    Dona diam-diam terus mengikuti Fairel dan mengintipnya. Dia sedang mengobrol bersama Loey dan Meta, terlihat begitu serius hingga dirinya penasaran. Dona akan dianggap tidak sopan jika langsung duduk di samping Meta. Tetapi, Dona ingin sekali mengobrol dengan Fairel, bagaimana caranya supaya Fairel mau berbicara dengannya. Bukan, bagaimana caranya agar Dona bisa bertemu Fairel saat ini. Pria itu tampak menghindarinya. "Kenapa lo di sini? Ke mana Dona?" tanya Meta dengan sedikit sewot. Sebenarnya ia sedang berduaan dengan Loey, hanya saja Fairel tiba-tiba datang dan merusak suasana. "Gue mau bicara penting sama Loey." Loey hampir tersedak mie ayam. Jarang-jarang seorang Fairel menemui Loey karena hal penting. Dulu, Loey bahkan tidak mengenal siapa itu Fairel. Sejak Gero memberikannya amanah, dia jadi mengenal Fairel perlahan-lahan. Meta memberikan segelas air putih, ia juga berdiri dan menghampiri Loey yang duduk di seberang, mengelusi

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-29
  • Matchmaking   76. Ngemis Cinta Aja

    Angin yang berhembus seakan memberi tahu Fairel untuk bertanggung jawab atas tindakannya. Fairel bukan pengecut, hanya saja dirinya sedang dalam masalah dan tidak bisa tetap diam, atau mengungkapkan. "Lo dulu suka sama gue kan Rel? Sekarang, saatnya gue yang ngungkapin. Gue bukan suka lagi sama lo, gue cinta sama lo." Fairel memejamkan mata, otomatis air mata yang ditahannya, mengalir deras bak air hujan. Kalimat yang selalu ditunggu oleh Fairel, kini rasanya terdengar sangat menyakitkan di hatinya. Ungkapan rasa cinta itu terdengar memilukan hingga membuat dadanya sesak. Ribuan kenangan serta foto-foto yang beredar tentang Dion bersama wanita lain, membuat jantungnya berdenyut nyeri. Sayangnya, sepertinya kita hanya boleh saling singgah saja sebentar. Mungkin, kita tidak diijinkan untuk bersama. Hingga pada akhirnya, bibir ini sama-sama terdiam. "Gue nggak suka sama lo." Suara yang dirindukan Dona menga

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-29
  • Matchmaking   77. Tidak Butuh Cinta

    "Gue, enggak butuh bantuan lo."Suara dingin itu terdengar menggema diantara keheningan, dan menusuk hati Dona yang sepi.Dona tidak pernah berharap ucapan terimakasih dari Fairel, tetapi ucapan dia tadi sungguh menyakiti hatinya.Dona tahu, sekarang ia bukanlah siapa-siapa lagi bagi Fairel. Hanya saja ... melihatnya kalut seperti itu sama saja dengan musuh.Walaupun saling jauh, Dona tidak ingin bermusuhan. Jika bisa, Dona berharap Fairel akan menang perlombaan hari ini dan mendapatkan hadiah yang layak."Waktu gue nggak banyak. Kenapa lo buang-buang waktu gue gini dengan meluk? Lo pikir, gue bakal seneng gitu?" Fairel terkekeh kecil, kekehan yang terdengar sangat sinis dan tajam mengalahkan silet.Dona harus tahu diri. Dari dua kalimat yang dilontarkan Fairel, ia menyimpulkan hal seperti itu, bahwa Dona tidak tahu diri."Atau lo mau gue memberi tahu semua orang, kalau kemenangan Fairel itu ada campur tangan Dona-nya!"Cukup,

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-31
  • Matchmaking   78. Hasil Tes DNA

    Dona memegangi dadanya sebelah kiri sedari tadi. Ia tengah merasakan jantungnya yang berdegup sangat kencang. Dona sudah mendapatkan hasil tes DNAnya. Sekarang, ia berada di dalam mobil. Hasil tes itu tergeletak di samping Dona, tepatnya di kursi kemudi. Dona ingin segera membukanya, tetapi ia takut hasilnya tidak sesuai ekspektasi. Dona tidak ingin membuka hasil tes ini sendirian. Sebenarnya, ia memiliki rencana untuk membuka hasil tesnya bersama dengan Meta. Hanya saja, dia pasti sedang sibuk merayakan kemenangan Fairel. Dona bisa pastikan, kalau Fairel bakalan menang hari ini. Dia akan mendapatkan hadiah sebagai juara satu. Dona tinggal menunggu kabar saja. Benar, selang sepuluh menit. Tubuh Dona terperanjat kaget ketika ponselnya berdering nyaring di dashboard. Dona segera mengambil ponsel tersebut, kemudian menekan tombol hijau dan menekan tombol pengeras suara. "Na? Lo di mana?" Itu Meta. Gadis itu panjang umurnya,

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-31
  • Matchmaking   79. Saudara Kandung

    "Yaudah, gue pulang yah." Setelah menyadari, kalau langit telah berubah gelap. Dona bergegas untuk pulang. Perutnya sudah dijamu dan kenyang oleh pemilik rumah. Seperti biasa, selain ibunya, Meta membeli banyak makanan lewat online untuk mengisi perut yang keroncongan. Meta menghabiskan kurang lebih dua ratus ribu rupiah untuk sepuluh jenis makanan, dan semua itu sudah habis tak tersisa. Meta bahkan sampai tidak kuat berdiri. "Yaudah sana. Gue nggak bisa nganter. Perut gue megah banget." Ingin tertawa, tetapi Dona takut suara tawanya itu menjadi hal yang menyakitkan bagi Meta. Ia mengangguk sembari menggendong kembali ranselnya,"Yaudah, gue pulang dulu. Jangan lupa, kasihin surat itu hari ini juga." Meta hanya membentuk kedua jarinya seraya 'oke'. Ia bahkan tidak kuat untuk berbicara lagi. Diperkirakan, Meta akan memberitahu ayahnya Fairel malam ini. Dona bergegas pulang sendirian. Ia seperti tamu yang tak d

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01

Bab terbaru

  • Matchmaking   Mari Berkenalan dan Ucapan Terimakasih

    Saya mau berterimakasih kepada kalian semua, yang dengan setia membaca novel aku sampai selesai. Banyak kekurangan dari matchmaking ini, dan dari itu, saya meminta kritik dan sarannya yang bisa membangun diri saya untuk menjadi penulis yang lebih hebat lagi. Di novel ini, saya menyadari banyak sekali typo. Saya akan memperbaikinya. Apa kabar kalian? Saya @kkiiyys. Bisa kalian panggil kiy, salam kenal untuk kalian semua. Kalian, berasal dari kota mana saja? Saya juga berharap, kalian mau memberikan vote, komentar yang membangun, serta memberi novel saya rating sesuai dengan isi novelnya. Saya ingin tahu, apa kalian menyukai novel saya? Atau kalian tidak menyukainya? Apa komentar terakhir kalian buat pasangan nggak jelas ini, yaitu • Dona sama Fairel? Apa pesan kalian, untuk pasangan • Meta sama Loey? Untuk • Alfina dan Gero? Untuk • Fera dan Bara? Untuk • Seyi dan Wima? Untuk saya, mungkin?

  • Matchmaking   88. Tamat

    Fairel tidak langsung pulang ke rumah. Setelah pekerjaannya selesai, pria itu bergegas mencari keberadaan Dona. Bahkan, Gero sendiri sampai ia turunkan di jalan. "Jadi, gue turun di sini gitu?" Gero kesal setengah mati ketika mobil Fairel menepi, dan jaraknya menuju rumah masih jauh. "Gue minta maaf. Tapi gue harus nyari Dona." "Gue paham. Gue paham banget masalah lo, gimana kalau gue bantu cari aja. Kita sama-sama cari dari satu komplek ke komplek lain." Itu ide bagus. Hanya saja Fairel ingin sendiri. Gero kembali merayu,"Gue janji deh, gue nggak bakal nyusahin lo. Boleh yah, gue ikut?" Fairel menganggukan kepala dengan terpaksa. Ia kembali melajukan mobilnya tak tentu arah. "Tunggu, tunggu. Keluarga Dona ada siapa aja sih?" Gero baru mengingat hal itu. Fairel bersikap seolah Dona tinggal seorang diri. Sehingga tidak ada siapapun yang bisa dihubungi. "Gue udah ngehubungi kakaknya Dona sama bunda, tapi nggak aktif nomornya.

  • Matchmaking   87. Kehilangan dan Menghilang

    Semuanya sudah jelas dan terungkap. Walau terdengar sedikit mengejutkan, tetapi itulah kenyataannya. Fairel hendak berkunjung ke rumah Dona, akan tetapi ayahnya melarang hal itu. Beliau mengatakan sudah malam, dan lebih baik dibicarakan esok saja. Fairel menurut, karena perkataan ayahnya itu memang benar. Di sinilah mereka berada, Meta, Nea dan dirinya sedang berkumpul di kamar Fairel. "Kok lo bisa muncul tiba-tiba?" tanya Fairel langsung ke intinya. Fairel atau Nea, mereka sama-sama tidak punya janji untuk bertemu dengan Meta. Tetapi, dengan mengejutkannya, gadis itu menghampiri keluarga Fairel dan mengatakan kebenaran yang paling penting. "Soalnya tadi, gue habis teleponan sama Dona. Dia nutup telepon gue sepihak, setelah nanyain hadiah apa yang lo dapetin pas perlombaan waktu itu." Deg! Jantung Fairel seakan ada yang menusuk dan membuatnya berhenti. Ia melupakan satu hal itu, Fairel pikir, ia akan memberitahu Dona tepat dua

  • Matchmaking   86. Semua Tentang Dona

    "Baru ke sini lagi? Ke mana aja nih?" Kedua sejoli itu saling bertukar pandang. Mereka bersama-sama menanyakan jawaban yang kompak untuk pertanyaan Bi Oni. Senyuman terukir manis di bibir keduanya, mereka kompak menjawab,"Baru balikan, Bi." "Wuah ...." Bi Oni bahkan sampai bertepuk tangan, hingga sarung tangannya yang penuh terigu itu berterbangan mengotori rambut Dona. Dona terkikik geli, dengan sigap Fairel membersihkan rambut Dona dengan tanganya. Penuh ketelatenan. Setelah membayar semua jajanan yang mereka beli, keduanya pamit. Mereka berjalan berdua mencari kenangan romantis yang bisa diukir. Mereka juga memilih membolos pada mata kuliah ketiga. Fairel meninggalkan mobilnya di kampus, mereka berencana akan kembali lagi ke kampus setelah mencari penat. Dona asyik menyuapkan sosis bakar bumbu rujak sebagai menu terbaru di kedai Bi Oni. Berbeda dengan Fairel, tangannya masih sibuk membersihkan rambut Dona dari tepung.

  • Matchmaking   85. Berbaikan

    "Ngapain Dona di sini?" Setelah duduk, Fairel diam-diam berbisik ke telinga Meta ketika dirinya berhasil mencuri waktu. Fairel tidak bisa bergerak, posisi duduknya dihimpit oleh dua wanita yang sedang memiliki masalah dengannya. Untuk bernafas saja, dirinya jadi kikuk tidak karuan. Apalagi, ketika Meta menjawab dengan gelengan acuh, membuat semuanya hancur. Fairel tidak mungkin mengusir Dona. Ia tidak sejahat itu dalam memperlakukan manusia. Walaupun dulu kata-katanya menyakitkan, tidak sampai mengusir juga. Fairel memilih menelungkupkan kepalanya diantara tumpukan tangan yang dilipat di atas meja. Memandangi dua wanita di sampingnya secara bergantian, membuat kepalanya berdenyut. Fairel tidak akan merubah posisinya sampai jam kuliah selesai. Meta dan Dona saling tukar pandang. Mereka berdua tengah menahan tawa melihat Fairel yang gelisah dan tidak mau diam. Dalam posisinya tadi, tangan Fairel terus bergerak. Entah meny

  • Matchmaking   84. Memutar Balik Rasa

    Dona membuka kedua matanya. Cahaya dari sinar matahari membuat pandangannya menjadi silau. Dona meringis, ia memalingkan wajahnya agar tidak terkena silau matahari. Hanya saja, ketika hendak berpindah, seseorang berdiri di hadapan Dona, menghalangi matahari yang menyinari ruangan. Pelan-pelan, Dona menatap tubuh itu dari bawah sampai ke atas. Ia sampai memekik ketidak menyadari bahwa ada Fairel di kamarnya. Dona beringsut mundur, hingga punggungnya terantuk papan ranjang dengan menarik selimut sampai menutupi dadanya. "Lo ... lo ngapain di sini?" tanya Dona gugup. Masalahnya, ia tengah berpikir yang tidak-tidak. "Anggap aja pelukan kemarin itu nggak pernah terjadi." Dona memutar bola matanya jengah. Hatinya bertanya-tanya, tentang kemarin. Memangnya apa yang terjadi? Dona melepaskan selimut yang menutupi dadanya. Ia memandangi bajunya yang berganti, dan kembali memekik sembari memelotot ke arah Fairel. "Apa yang lo laku

  • Matchmaking   83. Tentang Kita yang Bersatu Dengan Hujan

    "Kenapa lo lari?" Meta berhasil menyusul Dona. Gadis itu menangis di setiap larinya. "Terus gue harus gimana? Gue nggak mau ketemu sama orang yang benci sama gue." Guratan amarah terlihat dari setiap ekspresi Dona. Meta tahu, sahabatnya itu tengah frustasi dengan semuanya. Ketika ingin menghindar, Dona malah bertemu dengannya. "Gue yakin, Fairel nggak benci sama lo." Dona ingin percaya, namun ia menyadari kalau kalimat itu adalah kebohongan. Kalimat yang hanya digunakan untuk menenangkan hati dan pikiran. Dona menatap ke jalan raya yang lumayan lengang,"Gue cuman pengen denger hal itu dari mulut Fairel sendiri. Tapi gue yakin, itu nggak mungkin." Dona menghela nafas dengan gusar. Kalau boleh jujur, Dona sebenarnya masih mencintai Fairel. Dona rela melakukan apapun demi Fairel. Tetapi, jika pria itu menolak semua hal tentang Dona, ia tidak punya pilihan. "Gue mau sembunyi di sana, kalau lo masih peduli sama gue. Bila

  • Matchmaking   82. Ketahuan Lari Dari Kenyataan

    Ketiga orang itu heboh. Di dalam stadion, Meta, Nea, dan Dona terus meneriaki nama Gero hingga mengalahkan lolongan suara suporter tim sebelah. Meta, Nea dan Dona datang ke stadion perlombaan basket dengan penampilan yang urakan. Mereka mampir ke toko Nea untuk membeli ikat rambut yang penuh dengan rumbai-rumbai dari tali rafia serta bola-bola kecil yang terbuat dari bahan yang sama. Mereka juga memiliki terompet yang cukup besar suaranya, sesekali Meta meniup terompet tersebut, membuat Nea dan Dona menjauh, begitu juga penonton yang duduk di depannya. Bahkan ada yang sampai mengomeli Meta. Ketiganya itu malah tertawa menanggapi kalimat sinis dari kursi penonton di depannya. "Udah, udah. Jangan ditiup lagi Met. Bisa-bisa, bukannya pertandingan basket malah jadi arena tawuran gara-gara lo." Meta angkat tangan. Benar juga kata Dona, bisa jadi Meta jadi sasaran empuk para wanita yang tengah menyoraki idolanya. Meta yang ringkih itu bisa sekali tendang da

  • Matchmaking   81. Nonton Bersama Musuh (Dulu)

    "Ayah, ngirim surat undangan itu ke rumah kita?" Tidak seperti biasanya, setelah bercerai dengan Dion. Dona tampak membenci ayahnya sendiri. Setiap kita sebagai keluarga menyebutkan nama Dion, Dona selalu berusaha bersikap masa bodo dan tidak mau dengar. "Bukan, ini dari temennya Kak Wima." "Iya, ayah nitipin kan lewat dia?" "Kenapa kamu sewot sih Dek?" Dona langsung terdiam mendengar bentakan kakaknya,"Kenapa ribet banget. Kita nggak usah datang. Udah gitu aja." Aliya-pun ikut mengambil jalan terbaik dengan merobek surat undangan itu menjadi serpihan kecil dan langsung ia buang ke tempat sampah. Semua kenangan tentang Dion harus Aliya buang jauh-jauh. Dion hanya menjadi bumerang saja dalam keluarga. Walau begitu, Aliya masih bisa melihat sikap baik Dion dengan melihat anak-anaknya yang sekarang tumbuh dewasa. Dona memilih pergi ke kamarnya. Ia perlu merapikan kamarnya dan membentang karpet karena kemungkinan Aliya belum se

DMCA.com Protection Status