"Selamat malam ayah!" sapa Dona begitu manis, Gow mengangguk asal. Gow terlihat sangat kikuk, Fairel terus menatap ayahnya itu dalam jarak dekat. Jarang-jarang, Fairel dapat menatap ayahnya sedekat ini. Paling, ketika Gow memukulinya, hanya saat itu Fairel bisa menatap ayahnya dekat, bahkan baru mengetahui kalau ayahnya itu sudah memiliki uban. "Selamat malam Sayang. Kamu mau keluar?" tanya Gow lemah lembut. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana. Tak pernah sedikitpun, Gow menanyakan kabar Fairel, atau mengucapkan kalimat penuh lemah lembut seperti itu. Untuk pertama kalinya, Dona membuat Fairel menyadari kalau ayahnya juga memiliki hati nurani. "Iya ayah. Atau mau ikut? Dona dengan senang hati, kalau ayah bisa ikut sama kita." Gow membuang muka, bibirnya dirapatkan seperti menahan tawa,"Jadi... maksud kamu, ayah mau dijadiin obat nyamuk?" Dona menggeleng,"Eh, bukan gitu. Aku nggak maksud kayak gitu ayah."
Baca selengkapnya