Setelah kejadian kemarin, aku kembali menemui Ainun. Kali ini, tujuanku adalah untuk berpamitan padanya. Aku tahu, sangat berat melepas cinta yang semakin bersemi di dalam hati. Namun, ala daya, semua di luar kuasaku. "Ai, aku nggak tahu harus mulai dari mana. Aku cuma bisa berharap kamu mau memaafkan semua kesalahanku."Ainun hanya diam menatapku. Desiran di dalam hati ini tak pernah berubah. Masih saja sama untuk orang yang sama."Aku berani bersumpah atas nama Allah. Aku benar-benar jatuh cinta sama kamu. Bahkan aku sudah berjanji sama diri sendiri untuk bahagiakan kamu. Namun, mungkin kita bukanlah sepasang nama yang tertulis di kitab lauhul mahfudz."Air mata ini untuk yang pertama kalinya jatuh. Seumur hidupku, Ainun adalah wanita setelah mama yang berhasil membuatku begitu rapuh. Kupandangi wajah teduhnya. Kedua sudut bibirnya membentuk senyuman. Ah, senyuman itu. "Aku sudah maafin kamu, Raffa. Tapi, maaf, aku nggak bisa menerima kamu di d
Read more