Semenjak sidang pertama dibuka, sidang ke dua dan ke tiga tetap saja sama. Rasha tidak memenuhi panggilan sidang sehingga harta yang sesuai dengan perjanjian pranikah dan hak asuh anak dimenangkan oleh Ainun."Alhamdulillah selesai juga akhirnya," lirih Ainun. "Ciye, janda baru," goda Sinta. "Ini mah janda high class," belaku. Sinta mengerucutkan bibirnya. "Iya deh, iya, yang dibela. Aku mah nggak."Kami berdua tertawa. Sinta memang seperti itu, kadang dewasa kadang seperti anak kecil. "Eh, rayain dong, kebebasannya," usuk Sinta. Aku melirik ke arah Ainun berharap dia menyetujui usulan sahabatnya. "Eum, tapi kan Naura —"Sinta mendelik malas. "Please, deh, Ai. Kamu baru aja terbebas. Harusnya dirayain. Kan Naura bareng mantan mertua kamu."Ainun menoleh ke arahku. Aku tak tahu mau menjawab apa. Hanya mengendikkan bahu sebagai jawaban. "Ya, sudah. Tapi, Raffa ikut kan?"Bagai dibawa terbang oleh para peri, hatiku melaya
Read more