"Aku tidak menyangka, Nay. Kamu sungguh licik!" Aku berlalu meninggalkan dia setelah melempar ponsel yang sejak tadi kugenggam."Sha, aku bisa jelaskan!" Nayla berusaha mengejarku. Namun, langkah ku percepat. "Jelaskan apa lagi? Semua sudah jelas kan?""Sha! Dengarkan dulu!" Nayla terus berusaha mencegatku. Ku dorong dengan kuat tubuhnya. Aku sudah benar-benar muak dibuatnya. "Tadinya aku ingin memaafkanmu dengan menerima kamu kembali. Aku nggak nyangka, Nay, kamu hanya memperalatku.""Bukan gitu, Sha. Aku bisa jelaskan!"Aku mengemasi barang-barangnya. Aku ingin dia entah dari hadapanku. "Sha, ku mohon!"Aku menatapnya dengan penuh amarah. Ingin sekali tangan ini menampar wajahnya. Namun, urung ku lakukan. Aku sadar dengan siapa saat ini aku berhadapan. Wanita licik yang bisa saja melakukan segala cara agar aku hancur. Sebisa mungkin aku menahan amarah ini. "A-aku dije
Read more