Pov. Nayla"Rasha, aku tidak akan membiarkanmu bahagia dengan wanita itu!" desisku. Aku menggetakkan gigi kala melihat akun sosial media mereka. Tampak mereka adalah keluarga yang sangat bahagia. Bahkan banyak yang memuji kebahagiaan mereka. [ Benar-benar pasangan yang serasi], tulis salah satu akun di kolom komentar. [ Anaknya masya Allah cantik banget ], puji salah satunya lagi. [Lihat dulu, dong, siapa ibu bapaknya], balas yang lain.[ Sakinah, mawaddah, wa rohmah, ya, kalian. Semoga langgeng hingga maut memisahkan], timpal yang lain sehingga membuat darahku mendidih. "Akulah mautnya," desisku. *Aku berjalan menyusuri setiap lorong di sebuah pedesaan. Bertanya ke sana ke mari akan alamat yang pernah diberikan Gisel. Hingga langkah ini terhenti pada sebuah gubuk tua. Kakiku melangkah mendekati gubuk tersebut. Tekadku sudah kuat. Aku melakukannya demi merebut kembali Rasha. Aku ak
Baca selengkapnya