Home / Pernikahan / Yang Ternoda / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Yang Ternoda: Chapter 51 - Chapter 60

131 Chapters

Bab 51

"Apa berada jauh dari suamimu membuatmu tak bisa tidur, Nak?" tanya Sinta ketika melihat Zafira gelisah dan hanya membolak-balikkan tubuhnya dari tadi.Sinta memang memilih menemani putrinya tidur di kamarnya malam ini. Selain karena rasa rindunya pada putri sematawayangnya itu, Sinta juga masih ingin memberikan masukan-masukan yang positif pada Zafira. Sedikit banyak Juan dan Sinta tadi siang sudah mendengar dari Gilang apa yang menjadi penyebab Zafira seperti ini. Gilang pun memilih tak memaksa Zafira lagi untuk pulang ke rumahnya saat Juan dan Sinta meminta izin padanya agar memberi waktu pada Zafira untuk berpikir."Enggak, Bu. bukan karena itu," jawab Zafira."Lalu kenapa, Nak? Apa kamu sudah merasa menyesal sudah keterlaluan pada suamimu?""Dia yang keterlaluan pada Fira, Bu. Apa ibu sedang membelanya?""Ibu nggak sedang membela siapa-siapa, Nak. Ibu hanya menginginkan kebahagiaanmu.""Fira bahagia di sini bersama Ayah dan Ibu. Fira ng
Read more

Bab 52

 “Nak, dengarkan Papa. Papa akan berusaha menjelaskan padamu apa yang Papa ketahui tentang apa yang terjadi di rumah Claudia kemarin. Papa merasa harus turun tangan melihat bagaimana Gilang melampiaskannya dengan bersikap semena-mena hari ini pada beberapa karyawan Papa. Anak itu kembali berubah menjadi alien di kantor.”Alien? Zafira tersenyum tipis. Kenapa julukannya pada lelaki itu bisa sama dengan julukan yang diberikan Irawan.“Ada apa, Nak?” Irawan merasa heran melihat Zafira tersenyum.“Enggak apa-apa, Pa.”Irawan pun menceritakan semua pengakuan Gilang dan Claudia tentang apa yang terjadi pada saat itu di kamar Claudia. Irawan menceritakan dengan rinci dari awal seorang anak buah Gilang menelpon Gilang tengah malam dan mengabarkan keberadaan Claudia di club malam hingga saat mereka membuka paksa kamar tamu dan menemukan Gilang dan Claudia di dalam kamar itu. Dari Irawan pula Zafira
Read more

Bab 53

 Baru saja Zafira melangkah keluar dari pintu depan klinik ketika netranya menangkap sosok pria tampan bertubuh tinggi sedang bersandar di pintu mobil merahnya sambil merogoh saku celananya dengan kedua tangannya. Gilang tersenyum ketika melihat Zafira. Lelaki itu berjalan menghampirinya.“Aku sudah memesan transportasi online Mas,” ucap Zafira, dia tau Gilang bermaksud menjemputnya.“Ya udah, biar ntar aku beliin sekalian mobil gr*bnya!” jawab Gilang asal.“Apa-apaan sih kamu, Mas.” Zafira mendengkus kesal.“Aku enggak akan biarin kamu kabur lagi kayak tadi pagi! Sebaiknya segera batalin pesanannya atau aku betul-betul akan membeli mobilnya sekarang juga!” ancam Gilang.Dia meraih tangan Zafira dengan sedikit kasar kemudian menggandengnya menuju mobilnya.“Lepaskan, Mas!”“Enggak!”“Paling nggak biar aku membata
Read more

Bab 54

Gilang yang sedang duduk di tepi tempat tidur menoleh ke arah pintu ketika pintu kamar Zafira kembali terbuka. Tadi ketika Zafira memperbolehkannya masuk ke dalam kamarnya, Gilang tak menyia-nyiakan kesempatan itu dan langsung menghambur masuk ke kamar Zafira. Tubuhnya terasa lelah, namun ketika berada di dalam kamar Zafira lelaki itu hanya mengedarkan pandangannya melihat semua yang ada di kamar Zafira. Memperhatikan satu persatu foto-foto Zafira yang berjejer rapi di sana dan menikmati aroma parfum Zafira yang masih tersisa di dalam kamarnya.“Mas Gilang nggak istirahat?”“Aku nggak capek.”“Hmm ...”Mereka berdua saling menatap, Zafira berdiri di depan pintu masih sambil memegang gagang pintu.“Fira, maukah mendengarkan penjelasanku?” Mata Gilang menatap penuh harap pada Zafira.Zafira menghela nafas panjang kemudian masuk dan menutup pintu kamar. Gadis itu berjalan perlahan menghampiri Gila
Read more

Bab 55

 “Kami?”“Iya, Mas. Aku, Mila dan dr. Felix yang diutus dr. Hesti ke Bandung.”“Hahh! Dia juga ikut? Aku makin nggak ngizinin!”“Dia siapa, Mas?”“Dokter itu. Aku nggak suka kamu dekat-dekat sama dia.”“Namanya Felix, Mas. Dia hanya rekan kerjaku dan kami hanya dekat sebatas pekerjaan.”“Tapi sepertinya dia menyukaimu, Sayang.”“Mas Gilang jangan mengada-ada deh. Felix tau aku sudah menikah, Mas. Buat apa dia menyukai wanita yang jelas-jelas sudah menikah.”“Aku laki-laki, Fira. Aku bisa membacanya dari caranya menatapmu. Dia menyukaimu!”“Mas, jangan membuat masalah baru lagi. Kumohon izinkan aku berangkat besok ya, Mas. Aku takut langkahku dan pekerjaanku di sana nggak akan lancar jika Mas Gilang tak mengizinkanku.” Gilang menarik nafas panjang.&ldquo
Read more

Bab 56

Irawan yang sedang sarapan merasa heran ketika melihat Gilang masuk ke dalam rumah dengan wajah yang ditekuk dan langsung bergabung dengannya di meja makan.‘Wah, rupanya bukti yang kukirim belum bisa meluluhkan hati Fira,’ pikir Irawan.Tak ada percakapan antara ayah dan anak itu. Mereka hanya fokus menghabiskan menu sarapan yang disajikan di meja makan.“Pa!” panggil Gilang.“Hmm,” jawab Irawan yang masih mengunyah makanannya.“Apa kantor cabang kita di Bandung baik-baik saja?”Irawan menghentikan makannya dan menatap heran pada putranya.“Ada apa? Kenapa bertanya seperti itu? Papa tidak mendengar ada masalah dengan kantor cabang di Bandung.”“Tapi Gilang rasa Gilang perlu sesekali menginspeksi kantor cabang di sana, Pa.”Irawan semakin tak mengerti dengan apa yang dikatakan Gilang.“Langsung pada pointnya!” tegas Irawan
Read more

Bab 57

“Gini aja. Gimana kalau kita pisah aja, cari selera masing-masing. Nanti kalau udah selesai janjian lagi di sini biar pulang bareng lagi ke hotel,” usul Zafira.“Ya udah kamu cari kuliner favoritmu sana, Mel. Aku biar ikut maunya Fira aja.”“Huh, modus!” celetuk Mila.“Kenapa ngikutin aku sih? Bukannya tadi kalian berdua saling ngotot cari menu masing-masing?” Zafira menoleh ke belakang pada Felix.Zafiira yang tengah menoleh ke belakang tak melihat jika dari arah depan ada beberapa orang yang sedang berlari kencang kejar-kejaran ke arah mereka.“Copet! Copet!” teriak pria yang mengejar di belakang. Sementara pria yang dikejar berlari kencang bahkan menabrak beberapa pejalan kaki lainnya.“Awas, Fira!” seru Felix.Zafira baru hendak menoleh ke depan ketika merasakan Felix menarik tangannya menghindarkan Zafira dari si pria copet yang berlari tadi. Tubuh Zafira sek
Read more

Bab 58

 Zafira berdiri dengan memasang wajah masamnya ketika petugas kasir kafe terus memperhatikan Gilang dengan menebarkan senyuman termanisnya saat Gilang membayar tagihan makanan.“Lama banget bayarnya,” ucap Zafira saat Gilang sudah berdiri di sampingnya.“Iya. Tadi mesin kartunya rusak jadi kartuku enggak terbaca. Untung bawa duit cash di dompet.”“Sengaja kali tuh dirusak-rusakin biar Mas Gilang lama di sana.”Gilang tersenyum melihat Zafira yang masih memasang wajah tak suka. Gilang meraih tangan istrinya kemudian kembali berbalik ke arah kasir sebelum keluar dari kafe.“Ada yang ketinggalan, Mas?” tanya gadis kasir pada Gilang dengan senyum manisnya tanpa melirik sedikitpun ke arah Zafira.“Enggak, Mbak. Cuma mau bilang, lain kali jangan senyum-senyum gitu. Lihat ini istri saya cemburu!” ucap Gilang pada si gadis kasir.Senyum gadis itu pun hil
Read more

Bab 59

 Ddddrrrttt .... Ddddrrrttt ....“Sebentar ya, Mil.” Zafira mencari-cari ponselnya ketika dia dan Mila sudah bersiap untuk sarapan pagi di restoran hotel. Mila mengangguk dan menunggu Zafira menerima panggilan di ponselnya.“Mil, kamu turun duluan aja ya. Sepertinya aku harus ke kamar Mas Gilang, dia barusan nelpon katanya sedang enggak enak badan.”“Suamimu nginap di hotel ini juga?”“Iya, Mil. Kamarnya di lantai 7, aku kesana dulu, ya.”“Oh, baiklah Fira. Eh, tapi jangan sampai salah masuk kamar, ya. Kamar dr. Felix juga ada di lantai 7 soalnya.”“Nggak lah, Mil. Ya udah aku naik dulu ya, maaf membuatmu sarapan sendiri.”“Nggak apa-apa, Mil. Ini dr. Felix juga baru ngirim suruh nunggu di resto dan sarapan bareng.”Zafiira melangkahkan kakinya mencari-ari nomor kamar Gilang yang diinfokannya tadi di telpon kemudian
Read more

Bab 60

“Sudah mengantuk, Sayang?” tanya Gilang ketika melihat Zafira sudah terlihat lelah saat mereka tiba di apartemen setelah sebelumnya mampir untuk makan malam.“Iya, Mas. Fira capek,” sahut Zafira sambil mengacak-acak rambutnya sendiri yang masih sedikit basah setelah mandi setibanya di apartemen Gilang tadi.“Ya udah, istirahatlah. Sepertinya dokter sialan itu terlalu banyak memberi pekerjaan padamu.”“Mas, jangan mulai lagi deh. Felix salah apa sih? Dia itu orang baik, Mas. Aku nggak suka Mas Gilang berdebat hal yang nggak penting seperti tadi.”“Bagiku dia itu menyebalkan, Fira. Caranya memandangmu membuatku selalu ingin marah.”“Sudahlah, Mas!”“Kamu jangan bahas dia dong, Sayang. Bikin suasana romantis kita jadi terganggu aja. Ya sudah, kamu tidur ya, nanti aku ngungguin di sini seperti waktu itu,” ucap Gilang sambil menepuk-nepuk karpet di bawah sofa.
Read more
PREV
1
...
45678
...
14
DMCA.com Protection Status