Share

Bab 58

Author: Aina D
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Zafira berdiri dengan memasang wajah masamnya ketika petugas kasir kafe terus memperhatikan Gilang dengan menebarkan senyuman termanisnya saat Gilang membayar tagihan makanan.

“Lama banget bayarnya,” ucap Zafira saat Gilang sudah berdiri di sampingnya.

“Iya. Tadi mesin kartunya rusak jadi kartuku enggak terbaca. Untung bawa duit cash di dompet.”

“Sengaja kali tuh dirusak-rusakin biar Mas Gilang lama di sana.”

Gilang tersenyum melihat Zafira yang masih memasang wajah tak suka. Gilang meraih tangan istrinya kemudian kembali berbalik ke arah kasir sebelum keluar dari kafe.

“Ada yang ketinggalan, Mas?” tanya gadis kasir pada Gilang dengan senyum manisnya tanpa melirik sedikitpun ke arah Zafira.

“Enggak, Mbak. Cuma mau bilang, lain kali jangan senyum-senyum gitu. Lihat ini istri saya cemburu!” ucap Gilang pada si gadis kasir.

Senyum gadis itu pun hil

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
ah kalau gini jd delema Felix atau gilang
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Yang Ternoda   Bab 59

    Ddddrrrttt .... Ddddrrrttt ....“Sebentar ya, Mil.” Zafira mencari-cari ponselnya ketika dia dan Mila sudah bersiap untuk sarapan pagi di restoran hotel. Mila mengangguk dan menunggu Zafira menerima panggilan di ponselnya.“Mil, kamu turun duluan aja ya. Sepertinya aku harus ke kamar Mas Gilang, dia barusan nelpon katanya sedang enggak enak badan.”“Suamimu nginap di hotel ini juga?”“Iya, Mil. Kamarnya di lantai 7, aku kesana dulu, ya.”“Oh, baiklah Fira. Eh, tapi jangan sampai salah masuk kamar, ya. Kamar dr. Felix juga ada di lantai 7 soalnya.”“Nggak lah, Mil. Ya udah aku naik dulu ya, maaf membuatmu sarapan sendiri.”“Nggak apa-apa, Mil. Ini dr. Felix juga baru ngirim suruh nunggu di resto dan sarapan bareng.”Zafiira melangkahkan kakinya mencari-ari nomor kamar Gilang yang diinfokannya tadi di telpon kemudian

  • Yang Ternoda   Bab 60

    “Sudah mengantuk, Sayang?” tanya Gilang ketika melihat Zafira sudah terlihat lelah saat mereka tiba di apartemen setelah sebelumnya mampir untuk makan malam.“Iya, Mas. Fira capek,” sahut Zafira sambil mengacak-acak rambutnya sendiri yang masih sedikit basah setelah mandi setibanya di apartemen Gilang tadi.“Ya udah, istirahatlah. Sepertinya dokter sialan itu terlalu banyak memberi pekerjaan padamu.”“Mas, jangan mulai lagi deh. Felix salah apa sih? Dia itu orang baik, Mas. Aku nggak suka Mas Gilang berdebat hal yang nggak penting seperti tadi.”“Bagiku dia itu menyebalkan, Fira. Caranya memandangmu membuatku selalu ingin marah.”“Sudahlah, Mas!”“Kamu jangan bahas dia dong, Sayang. Bikin suasana romantis kita jadi terganggu aja. Ya sudah, kamu tidur ya, nanti aku ngungguin di sini seperti waktu itu,” ucap Gilang sambil menepuk-nepuk karpet di bawah sofa.

  • Yang Ternoda   Bab 61

    Zafira buru-buru meraih jilbab instannya dan memakainya ketika mendengar bel apartemen berbunyi, sementara dari dalam kamar mandi terdengar suara air shower yang menandakan Gilang sedang mandi di dalam sana.“Wah sarapannya sudah diantar ya?” tanya Gilang sambil berjalan ke arah Zafira yang sedang menyusun berbagai menu sarapan yang baru saja diantar.“Iya, Mas. Baru aja diantar. Kenapa pesan makanan sebanyak ini sih, Mas?” Zafira menoleh ke arah Gilang.Hatinya berdesir ketika melihat Gilang berjalan ke arahnya sambil mengacak-acak rambutnya yang masih terlihat basah. Hal itu makin menambah aura ketampanan pria yang bertubuh tinggi atletis itu. Buru-buru Zafira menundukkan wajahnya dan kembali menata makanan di atas meja.Kegiatannya terhenti ketika merasakan Gilang memeluk pinggangnya dari arah belakang. Aroma shampo menguar di penciuman Zafira membuat gadis itu menghirup nafas dalam-dalam dan menikmatinya. Tubuh Zafira bergidik

  • Yang Ternoda   Bab 62

    “Masih sakit, Fira?” tanya Gilang ketika melihat Fira melangkah dari dalam kamar mandi. Mereka berdua tertidur pulas setelah aktivitas pagi pertama tadi. Tak ada yang mengganggu mereka karena sebelumnya Gilang sudah mematikan ponselnya dan ponsel Zafira.“Iya, Mas. Masih sedikit sakit.”Gilang tersenyum melihat Zafira yang berjalan tak seperti biasanya. Zafira mengerucutkan bibirnya melihat Gilang menertawakannya.“Malah diketawain, Mas tega ih!” seru Zafira.“Kamu lucu, Sayang. Jalan udah kayak pinguin gitu!”“Mas!!!” Zafira semakin kesal.“Oke ... oke ... maaf! Habisnya kamu lucu banget.”“Ini gimana Fira mau pulang ke rumah, Mas. Takut orang-orang melihatku aneh.”“Nanti kalau ada yang nanya kan tinggal bilang kamu abis pagi pertama.”“Issh, kenapa nggak sekalian diumumkan aja, Mas!&rdqu

  • Yang Ternoda   Bab 63

    “Lalu apa Mas Gilang sudah pernah bertemu Mama lagi setelah itu?” tanya Zafira.Gilang menggeleng lemah.“Sejak saat itu mama bagaikan hilang ditelan bumi, bahkan orang-orang papa yang papa kerahkan untuk mencari mama tak menemukan jejak keberadaan mama. Hal itu membuat papa frustasi. Berbulan-bulan papa hanya menghabiskan waktunya dengan mencari keberadaan mama hingga perusahaan papa terancam bangkrut karena papa tak lagi mengurus perusahaannya. Beruntung waktu itu salah satu sahabat papa membantu memperbaiki bisnis papa kembali hingga tak jadi gulung tikar. Sahabat papa itu adalah Om Alex, papanya Claudia. Sejak itu pula lah aku dan Claudia berteman dan menjadi akrab.”“Lalu bagaimana dengan wanita mantan sekretaris Papa. Apakah dia muncul kembali setelah mama pergi?”“Ya, wanita itu kembali muncul. Mungkin karena dipikirnya mama sudah angkat kaki dari rumah jadi akan lebih mudah m

  • Yang Ternoda   Bab 64

    “Aku kagum padamu, Fira. Kamu cantik, soleha, pintar, punya suami yang sempurna dan keluarga yang sempurna.”Zafira menarik nafas panjang.“Jangan melihat seseorang hanya dari sisi luarnya, Mil. Aku hanya wanita akhir zaman yang penuh dosa, beruntung Allah masih mau menutupi aib-aib ku.”“Tapi kamu terlihat sempurna, Fira.”“Banyak duri yang harus kulalui sebelum kamu melihatku seperti ini, Mila. Sudahlah kita kembali ke kantor yuk. Nanrti sore kutemanin ke Mall. Aku kabarin Mas Gilang dulu, ya.”“Gitu ya kalo udah bersuami, kemana-mana harus izin?”“Iya dong, Mila. Ridho suami adalah ridhonya Allah. Maka wajib bagi seorang istri untuk meminta ridho suami dalam hal sekecil apapun.”“Aku perlu banyak belajar darimu, Fira.”“Akupun masih fakir ilmu, Mil. Oiya, kamu dan Mas Hangga-mu itu sejak kapan punya hubungan? Bukannya selama ini katanya

  • Yang Ternoda   Bab 65

    Zafira menunduk dan memejamkan matanya, matanya terasa panas ketika Tante Rossa menelanjangi aib nya. Aib yang dengan susah payah disemunyikannya rapat-rapat.“Mami! Kok di sini? Cla udah nyariin dari tadi!”Zafira kembali mendongakkan kepalanya ketika mendengar suara seseorang memanggil Tante Rosaa.“Cla!”“Fira!”Seru Zafira dan Claudia berbarengan.Zafira sedikit terkejut melihat penampilan Claudia yang tidak seperti biasanya. Wajah gadis itu terlihat pucat dan tubuhnya terlihat lebih kurus. Claudia menggunakan blouse longgar padahal biasanya gadis itu selalu menggunakan pakaian ketat.“Ayo, kita pergi dari sini!” Tante Rossa menarik tangan Claudia ketika melihat Zafira memeperhatikan penampilan Claudia.“Tapi, Mi ....”“Ayo!!!” bentak Tante Rossa sambil terus menarik tangan putrinya berlalu dari sana.“

  • Yang Ternoda   Bab 66

    “Apa Fira? Kamu bertemu Cla dan Tante Rossa di Mall? Kamu yakin?”“Iya, Mas. Aku bahkan hampir bertabrakan dengan Tante Rossa tadi di Mall,” jawab Zafira.“Terus apa maksud kamu tadi menanyakan apa Tante Rossa tau bahwa kamu adalah korban ....“ Gilang berhenti tak meneruskan perkataannya.“Tadi Tante Rossa mengatakan itu padaku, Mas. Terus terang aja aku terkejut. Aku tak menyangka Tante Rossa tau semua aib ku,” lirih Zafira.Gilang kembali meraih kepala istrinya dan mendekapnya ke dalam pelukannya.“Apa kamu menyangka aku yang memberitahunya pada Tante Rossa? Dengar Fira, aku nggak mungkin melakukan itu. Aku nggak mungkin membongkar aib istriku sendiri, bahkan itu juga adalah aibku. Aku nggak tau dari mana Tante Rossa tau tapi aku berjanji akan menyelidikinya.”“Nggak usah, Mas!” seru Zafira dengan suara sedikit meninggi.Gilang terkejut melihat reaksi Zafira.

Latest chapter

  • Yang Ternoda   Bab 130

    Gilang memarkirkan mobilnya di parkiran klinik, lalu turun dan membukakan pintu mobil untuk Zafira.“Hati-hati, Sayang,” ucapnya sambil menyambut uluran tangan Zafira.“Jangan berlebihan, Mas. Aku nggak apa-apa.”Gilang menggeleng. “Aku harus berlebihan kalau itu menyangkut kamu dan anak kita. Aku nggak mau kehilangannya lagi.”Akhirnya Zafira mengalah ketika Gilang dengan posesifnya mengantarkannya ke dalam klinik hingga terdengar suara Felix menyapa mereka.“Hai, Fira.”Gilang dan Zafira menoleh. Felix tersenyum dapa Zafira, namun mengabaikan pria posesif di samping wanita itu.“Eh, lu nggak ngeliat gue?” sengit Gilang.Felix tertawa. “Oh, iya. Maaf nggak kelihatan. Makanya jangan terlalu sering di samping Fira, soalnya yang lain nggak kelihatan ditutupi sama auranya dia.”Gilang semakin gusar ketika merasa Felix sedang memprovokasiny

  • Yang Ternoda   Bab 129

    Gilang mengantar Zafira ke klinik dr. Hesty sebelum berangkat bekerja. Telepon dari Felix yang mengajak Zafira bertemu pagi ini benar-benar membuat Gilang gelisah. Maka saat istrinya mengatakan jika Felix mengajak bertemu di klinik tempat Zafira dulu bekerja, Gilang memilih mengantarkan sendiri istrinya ke sana. Meski awalnya Gilang menolak, namun rengekan Zafira membuatnya luluh. Gilang masih ingat bagaimana tadi pagi mereka berselisih paham akibat telepon dari dr. Felix.“Felix minta ketemu Fira, Mas. Katanya ada yang ingin ditanyakan,” ucap Zafira tadi pagi setelah mengibrol dengan Felix di bawah tatapan tajam Gilang.“Ngapain dokter gila itu minta ketemu kamu? Dia masih ngejar-ngejar kamu?”Zafira mengerucutkan bibirnya.“Jangan mulai deh, Mas. Kemarin-kemarin udah enak ngeliat kalian damai,” kata wanita hamil itu.“Aku nggak ngizinin! Kalau mau ketemu suruh ketemu aku saj

  • Yang Ternoda   Bab 128

    Kehamilan Zafira kali ini ternyata masih sama dengan kehamilannya sebelumnya, di mana Gilang lah yang harus setiap hari menahan mual dan tak berselera makan, sedangkan Zafira terpengaruh apa-apa. Ia bahkan makin terlihat segar karena Gilang menyuruh semua ART di rumahnya untuk memperhatikan semua kebutuhan istrinya.“Jangan banyak bergerak!”“Kalau perlu apa-apa bilang sama Maria atau yang lainnya!”“Jangan urusin taman!”“Kalau jalan pelan-pelan!”Serta masih banyak kalimat-kalimat Gilang yang setiap hari harus didengar oleh Zafira. Sesekali Zafira merasa iba jika melihat kondisi Gilang yang justru semakin kurus dan pucat karena mual dan muntah yang dialaminya setiap pagi.Pria itu bahkan beberapa kali mengunjungi dokter untuk meminta obat penghilang rasa mual dan morning sick yang dialaminya. Namun tak ada satu pun obat-obatan yang mempan dan bisa menghilangkan

  • Yang Ternoda   Bab 128

    "SELAMAT ULANG TAHUN PAK GILANG!"Gilang tersenyum membaca spanduk yang terbentang di sana. Gilang baru menyadari jika hari ini adalah hari ulang tahunnya. Perlahan Gilang melangkah ke arah Zafira, lelaki itu tau jika ini semua pasti ide istri kesayangannya itu."Pantasan dari kemarin kamu kelihatan sibuk banget telpon sana sini, ternyata nyiapin ini ya. Terima kasih, Sayang." Gilang mengecup kening istrinya."Uwuwuwuuuu!!!""Ciumnya di bibir dong, Pak Boss!""Ternyata Boss kita romantis banget, ya!"Gilang dan Zafira hanya tersenyum mendengar teriakan-teriakan dari para karyawannya."Cium bibirnya offline dong! Itu adegan khusus, nggak boleh jadi tontonan!" seru Gilang sambil mengedipkan matanya pada Zafira, yang disambut oleh kalimat-kalimat godaaan berikutnya dari para karyawannya pada mereka berdua.Gi

  • Yang Ternoda   Bab 127

    Tanpa kata, Gilang mendorong kursi roda Zafira meninggalkan area pemakaman, diikuti oleh keluarga mereka yang tak pernah lepas mendampingi mereka dan memberi semangat pada kedua orang tua yang baru saja diberi cobaan hidup itu. Selain kedua orang tua Gilang dan Zafira, Felix dan Claudia serta dr. Hesti, bahkan dr. Stella dan dr. Hera pun masih berada di sana menemani Zafira dan Gilang hingga keduanya meninggalkan area pemakaman. Suasana berkabung masih sangat terasa di rumah besar Irawan. Semua keryawan yang bekerja di sana ikit merasakan kesedihan mendalam majikan mereka. Begitupun di dalam kamar Gilang dan Zafira, suasana sunyi sangat terasa. Tak ada percakapan di antara mereka berdua, Gilang dan Zafira hanya bisa saling menatap kemudian saling berpelukan memberi kekuatan entah siapa kepada siapa, karena pada kenyataannya mereka berdua sama-sama terpukul.Zafira menyadari bahwa pada akhirnya semua akan kembali pada takdir masing-masing. Manusia hanya perlu men

  • Yang Ternoda   Bab 126

    Sudah seminggu ini Zafira diperbolehkan pulang ke rumah, namun bayinya masih dirawat intensif di rumah sakit. Hal itu membuat Gilang dan Zafira harus bolak-balik ke rumah sakit untuk mengantarkan ASIP agar bayi mereka tetap bisa meminum ASI Zafira. Dengan telaten Gilang mendampingi Zafira dan menyemangatinya pada saat memompa ASI nya. Zafira selalu saja bersedih karena belum bisa menyusui bayinya secara langsung, yang membuat Gilang akan selalu berada di sampingnya dan menyemangati Zafira agar tidak selalu bersedih. Gilang bahkan belum pernah masuk ke kantor sejak Zafira melahirkan. Dia lebih memilih mempercayakan pekerjaan pada asistennya dan sesekali memeriksa hasil pekerjaan mereka di rumahnya.Siang ini, Gilang dan Zafira kembali mengunjungi bayi mereka di rumah sakit. Gilang bersiul-siul senang sambil mendorong kursi roda Zafira menuju ruang perawatan bayinya. Gilang belum memperbolehkan Zafira berjalan dan memilih menyuruhnya duduk di atas kursi roda meskipun Zafira sel

  • Yang Ternoda   Bab 125

    “Maafin aku, Mas. Aku nggak bisa menjaganya dengan baik, bayi kita lahir sebelum waktunya,” lirih Zafira terbata-bata dengan mata yang basah.“A- apa? Bayi kita sudah lahir?”“Ini bayi Anda, Pak Gilang. Istri Anda sudah melahirkan beberapa menit yang lalu. Bayi laki-laki dengan berat 1,9 Kg. Namun karena bayinya lahir pada usia yang belum matang, yang dalam bahasa medis disebut prematur, maka bayi Anda masih akan berada dalam perawatan dan pengawasan kami. Perkenalkan, ini dr. Hera, dokter anak terbaik di rumah sakit ini. Selanjutnya beliau yang akan bertanggung jawab atas perawatan bayi Anda. Karena terus terang saja, Nyonya Zafira tadi terpaksa melahirkan bayinya di usia kandungan yang belum genap 37 minggu. Kami terpaksa mengambil tindakan ini tadi karena saat tiba di sini, Ny. Zafira sudah dalam keadaan kontraksi dan sudah mengalami pembukaan rahim.” Penjelasan dr. Stella bagaikan petir yang menyambar Gilang. Zafira sudah melahir

  • Yang Ternoda   Bab 124

    Gilang menyetir mobil sport merah nya dengan kepanikan luar biasa. Kabar tentang Zafira yang baru saja didengarnya membuat dunianya seakan gelap gulita. Berbagai pikiran buruk melintas di benaknya, membuat lelaki itu mengeraskan rahangnya dan sesekali memukul setir mobilnya.“Shittt!!!” seru Gilang ketika di depannya terlihat antrian kemacetan kendaraan. Berkali-kali Gilang mengusap kasar wajahnya memandakan betapa frustasinya pria itu saat ini. Kalimat-kalimat Maria di telpon tadi terus terngiang-ngiang di telinganya.“Nyonya Zafira kesakitan setelah terjatuh tadi, Tuan.”“Dia menyuruh kami tak menghubungi Tuan Gilang. Kata Ny. Zafira dia baik-baik saja.”“Untungnya Nona Claudia kebetulan datang berkungjung.”“Nona Claudia dan pacarnya yang mengantar Nyonya Zafira ke rumah sakit.”“Arrggghhhh!!!” Gilang kembali memukul keras setir mob

  • Yang Ternoda   Bab 123

    Namun satu hal yang selalu ditunggu-tunggu Gilang sejak Zafira hamil adalah malam hari. Setiap malam Zafira selalu berubah menjadi sangat menyenangkan, melayaninya dengan cara-cara yang bahkan Gilang tak pernah membayangkannya. Membuatnya setiap malam selalu tertidur sangat pulas setelah mengerang puas atas perlakuan-perlakuan liar Zafira padanya. Yang lebih membahagiakan lagi, itu semua selalu terjadi atas inisiatif Zafira sendiri, tanpa Gilang memintanya. Karena Gilang masih mematuhi saran dr. Stella untuk tidak menganggu Zafira dulu selama trimester pertama kehamilannya. Malam-malam yang dibayangkan Gilang akan menjadi hambar karena tak boleh menyentuh dan melakukan hal-hal yang dulu selalu dilakukannya pada Zafira justru menjadi malam-malam panjang yang selalu ditunggu-tunggu Gilang. Ibu hamil yang sangat “hot”, begitu Gilang selalu memberikan pujian ketika Zafira melakukan hal-hal yang sangat menyenangkan padanya.“Nanti malam pakai gaya apa lagi, Sayan

DMCA.com Protection Status