Home / Pendekar / Pendekar Tengil / Chapter 261 - Chapter 270

All Chapters of Pendekar Tengil: Chapter 261 - Chapter 270

387 Chapters

Bab 13: Sampai di Gunung Jatibuana (part 2)

“Yah mau bagaimana lagi. Padahal kerajaan kita bukanlah kerajaan yang miskin, para petingginya juga kebanyakan masih peduli kepada kondisi rakyatnya. Tapi tetap saja ada orang-orang yang serakah dan menghancurkan segalanya demi kepentingan pribadi saja. Kebanyakan sih biasanya orang-orang kaya yang begitu, kalau orang kecil sih mana berani melakukan hal itu. toh mereka juga tahu kalau hutan sangat bermanfaat bagi mereka sendiri,” timpal Juhama yang sependapat dengan Indra.“Nah itu. Padahal hanya ada beberapa orang kaya serakah saja di kerajaan kita tapi tetap saja menyusahkan. Coba bayangkan kalau semua orang kaya sama petinggi kerajaan di kerajaan kita serakah semua, bisa-bisa dijual kerajaan kita ke negara lain. Hihi.. kita warga aslinya makin sengsara nanti, tanah-tanah direbut sampe terpaksa ngontrak di tanah air sendiri,” tutur Indra sembari tertawa kecil.“Hahaha.. kau benar. Nanti nasibnya bisa jadi kaya Kerajaan Girila
last updateLast Updated : 2022-02-13
Read more

Bab 14: Perguruan Jatibuana (part 1)

“Kelihatannya kita sudah sampai di Perguruan Jatibuana,” ucap Juhama sambil berhenti berjalan setelah bisa melihat bangunan beberapa pondok besar dari kayu di kejauhan.“Ya, akhirnya perjalanan kita tidak sia-sia juga,” timpal Indra. Dia tidak berhenti melangkah dan terus berjalan menuju ke pagar bambu yang mengelilingi area Perguruan Jatibuana. Juhama juga kembali melangkah mengikuti Indra dari belakang.Terlihat jelas banyak murid-murid Perguruan Jatibuana sedang berlatih di halaman perguruan yang cukup luas. Jumlahnya mungkin ada sekitar tiga puluh orang lebih. Indra dan Juhama terus berjalan mendekati pintu masuk diantara pagar bambu yang terpancang rapi di sekitar area perguruan. Perhatian beberapa murid tampak mulai tertuju kepada mereka meskipun saat ini tidak ada satupun dari mereka yang menghentikan latihan.Dua pemuda dengan tubuh kekar serta tatapan tajam tampak memimpin jalannya latihan. Satu orang pemuda ber
last updateLast Updated : 2022-02-14
Read more

Bab 15: Perguruan Jatibuana (part 2)

“Hihihi.. nggak enak kalo harus memanggil nama tuan secara langsung. Terlebih tuan seorang guru di perguruan ini,” tolak Indra seraya tertawa kecil.“Itu benar tuan. Bagaimanapun kami tidak bisa selancang itu kepada tuan rumah,” timpal Juhama.“Yah, sebenarnya saya tidak terlalu terbiasa sih,” tukas Patra sembari menggaruk-garuk kepalanya.Tak lama kemudian dua pendekar wanita yang tadi pergi ke pondok lain kini datang ke gubug tersebut sambil membawa minuman dan makanan khas pegunungan. Mereka dengan hormat meletakannya di depan mereka bertiga, setelah menuangkan air putih ke dalam tiga cangkir bambu mereka kemudian pergi lagi untuk melanjutkan tugasnya.“Silahkan kisanak, cuma hanya ada ini saja di sini soalnya tidak ada makanan mewah di sini,” kata Patra seraya tersenyum.“Aduh malah jadi repot-repot,” tukas Indra seraya menggaruk garuk kepalanya karena mer
last updateLast Updated : 2022-02-14
Read more

Bab 16: Mahaguru Waluya (part 1)

“Jadi kau sudah yakin akan berguru di sini?” tanya Indra kepada Juhama.“Tentu saja, tapi mungkin jika nanti telah melakukan latih tanding bisa saja pikiranku berubah,” jawab Juhama.“Kenapa tidak ikut saja denganku mengunjungi setiap perguruan besar di kerajaan ini? Mungkin nanti kau akan menemukan perguruan yang lebih cocok lagi,” usul Indra.“Kelihatannya akan memerlukan waktu lama untuk mengunjungi semua perguruan tersebut. Daripada membuang waktu untuk melakukannya lebih baik aku terus berlatih di sini,” kata Juhama.Tak lama kemudian Patra kembali datang menghampiri mereka berdua. Para murid yang tadi berlatih kini juga telah selesai dan sedang beristirahat di sekitar area perguruan. Seorang pemuda yang memimpin latihan tadi tampak segera mengikuti Patra. Jika dilihat jelas usianya kemungkinan jauh lebih tua dari Patra, mungkin dia hampir seumuran Indra atau lebih tua sedikit.
last updateLast Updated : 2022-02-15
Read more

Bab 17: Mahaguru Waluya (part 2)

“Aku mengerti. Baiklah untuk Juhama, aku ingin melihat kemampuanmu untuk mempertimbangkan apakah kau bisa kami terima di sini atau tidak. Karena itu aku ingin kau bertarung dengan murid paguronku ini,” kata Waluya sembari mengalihkan pandangannya lagi kepada Juhama.“Baik Mahaguru, saya pasti akan menunjukan semua kemampuan saya,” jawab Juhama dengan girang.“Maaf Mahaguru, apakah saya juga diperbolehkan melakukan latih tanding dengan murid Perguruan Jatibuana?” tanya Indra seraya tersenyum.“Hahaha.. tentu saja. Lagipula murid-muridku tidak akan mundur menerima tantangan dari siapapun juga,” jawab Waluya sambil tertawa.“Patra, siapkan segalanya. Juhama, kau juga harus bersiap-siap. Sementara untukmu Indra, aku ingin berbicara empat mata denganmu di sini,” sambung Waluya dengan nada serius.“Baik Mahaguru,” jawab Patra.Sementera itu
last updateLast Updated : 2022-02-15
Read more

Bab 18: Peringatan dari Mahaguru Waluya (part 1)

“Apa maksud Mahaguru Waluya? Kenapa tiba-tiba saya berada dalam bahaya?” tanya Indra seraya mengernyitkan keningnya.“Aku yakin sebelum mengajarkan ajian gelap ngampar kepadamu kau pernah diberitahu oleh Maung Lara bahwa ajian terlarang milik paguron besar Kerajaan Galuh tidak boleh diajarkan kepada siapapun kecuali kepada keturunan Mahaguru paguron tersebut. Kepada murid dari Kerajaan Galuh sendiri saja tidak diperbolehkan, apalagi kepada orang luar kerajaan sebab itu sama saja dengan memberikan senjata rahasia Kerajaan Galuh,” jawab Waluya.“Mungkin itu semua pengecualian untuk para murid Margabuana sebab Purbakala sejak dulu memang tidak pernah peduli dengan aturan seperti itu. Hampir semua muridnya dia ajarkan ajian terlarang tersebut. Karena itulah dulu Margabuana tidak ada yang bisa menandingi sebab setiap muridnya saja bisa menggunakan ajian terlarang. Tapi sekarang berbeda, Margabuana juga sudah tidak ada,” lanjut
last updateLast Updated : 2022-02-19
Read more

Bab 19: Peringatan dari Mahaguru Waluya (part 2)

“Oh. Ya, tentu saja. Setiap paguron besar biasanya memiliki sebuah kitab berisi ilmu-ilmu kanuragan di paguron tersebut. Ajian terlarang juga ditulis di sana, hal itu bertujuan andaikan Mahaguru sebelumnya belum sempat mengajarkannya kepada penerusnya maka penerusnya masih tetap bisa mempelajari ajian terlarang tersebut dengan tujuan baik tentunya,” jelas Waluya.“Oh begitu. Pantas saja, hihi.. saya kira tadinya murid bisa mencuri begitu saja lewat mimpinya atau bagaimana,” tukas Indra.“Haha.. tidak juga. Yah meskipun sebenarnya ada Trah (keturunan) spesial di Galuh yang bisa melakukannya,” kata Waluya sembari tertawa.“Eh? Maksudnya bagaimana?” tanya Indra lagi agak terkejut mendengar perkataan Waluya barusan.“Lupakan saja. jika tidak ada pertanyaan lain lagi sebaiknya kau juga bersiap untuk latih tanding, kecuali kalau kau memang tidak ingin melakukannya,” ucap Waluya
last updateLast Updated : 2022-02-19
Read more

Bab 20: Juhama vs Darga (part 1)

“Serang aku kapanpun kau mau,” tantang Darga kepada Juhama setelah mereka berdua saling berhadapan satu sama lain.“Tanpa ragu aku akan melakukannya!” tegas Juhama yang wujudnya seketika lenyap dari pandangan Darga.“Ajian halimunan ya,” ujar Darga sambil menyeringai seakan tidak takut sedikitpun.“Tidak ada angin, di lapangan itu juga tidak terlalu berdebu dan berumput pendek saja. Akan sangat sulit mengantisipasi pergerakan dari Juhama kalau seperti itu,” batin Indra. Jika dia ada di posisi Darga mungkin satu-satunya pilihannya untuk menahan serangan Juhama hanyalah dengan memperhatikan rumput-rumput yang ada di tanah yang pasti bergerak saat dipijak.Namun Darga sama sekali tidak menundukan kepalanya, dia tidak bergerak sedikitpun dan menatap ke depannya seperti tadi. Indra mulai menyipitkan matanya seakan ingin lebih jelas melihat cara seperti apa yang Darga gunakan untuk menganti
last updateLast Updated : 2022-02-20
Read more

Bab 21: Juhama vs Darga (part 2)

Sekejap mata Juhama segera menghentakkan kaki kanannya ke tanah hingga tubuhnya melaju cepat menuju Darga dengan pukulan tangan kanan tegak lurus mengincar dadanya. Kali ini kecepatannya jauh lebih tinggi dari sebelumnya, namun Darga hanya tersenyum saja dan segera mengelak ke samping sambil mengangkat kaki kanannya.Pukulan Juhama hanya menghantam angin saja sementara itu kaki kanan Darga melayang saat Juhama sudah berada di dekatnya, Juhama dengan lincah melontarkan tubuhnya ke udara menggunakan kedua kakinya dan berhasil menghindari tendangan dari Darga. Dari atas dengan cepat Juhama menghujamkan kaki kanannya sekuat tenaga mengincar kepala Darga. Namun tanpa mendongakan kepalanya sedikitpun Darga segera menyilangkan kedua tangannya ke atas untuk melindungi kepalanya.‘Bragh’Suara benturan keras terdengar begitu kencang saat hujaman kaki kanan Juhama menghantam kedua lengan Darga. Bahkan saking kerasnya rumput dan bongkahan keci
last updateLast Updated : 2022-02-20
Read more

Bab 22: Indra vs Murid Terlemah Jatibuana (part 1)

“Uhuk,” Juhama lagi-lagi batuk darah, tubuhnya yang berlutut di tanah tampak mulai bergetar. Pandangannya seketika semakin buram sebelum akhirnya tubuhnya terkulai lemas ambruk ke tanah tak sadarkan diri.“Jadi hanya sampai di sana saja batasannya ya,” ucap Darga sambil menotok lagi dada serta tangan kanan Juhama.“Bawa dia ke dalam dan segera rawat dia,” perintah Patra kepada beberapa murid perguruan yang tak jauh darinya.Murid-murid itu hanya mengangguk dan segera membawa Juhama ke sebuah gubug untuk diobati luka-lukanya. Mahaguru Waluya yang menyaksikan hal tersebut hanya menghela nafas dalam seakan kecewa dengan hasil yang ditunjukan oleh Juhama. Sementara itu Darga segera berbalik menatap Indra seakan sudah siap menantangnya.“Indra, apakah kau mau langsung bertarung dengannya?” tanya Waluya kepada Indra.“Maaf Mahaguru. Kalau boleh saya ingin menghadapi murid
last updateLast Updated : 2022-02-21
Read more
PREV
1
...
2526272829
...
39
DMCA.com Protection Status