Albe terperanjat, lelaki itu bangun dari ranjang dan turun. Menatap tak percaya keputusan istrinya. Ia tak bisa, ia tak mau berjauhan dengan Naima. Itu sama saja menyiksanya. Bukan ini yang dia mau, bukan cara seperti ini. Pria itu merasa tak sanggup sedetikpun tanpa bisa melihat istrinya. Membayangkan Naima dan semua kesulitan yang akan dialami sang pujaan tanpanya. Tanpa seorang lelaki yang berada di sisi wanita itu. Kepala Albe mendadak nyeri. “Aku tak mau, tidak akan, Baby! Aku tak akan sanggup jauh darimu, cukup kemarin kau tidak di sisiku. Sudah cukup!” ucap Albe tegas, dadanya naik turun menahan emosi. Lelaki itu berjalan mondar-mandir di dalam kamar yang ukurannya lebih kecil dari kamar mereka di apartemen. “Tapi jika terus seperti ini, kita akan tersakiti, Hunny!” sanggah Naima. Ia tatap sendu suaminya yang sedang melagu pilu, namun emosinya terlihat menderu. Albe menatap istrinya nyalang. “Tidak Nai. Tidak!” Albe berkacak pinggang menggelengkan kepala, tak terbantahka
Read more