Akhirnya Dina bisa tidur dengan nyenyak malam itu, meski berada dalam satu ranjang dengan seorang lelaki. Namun, tak bisa dipungkiri, Dodit memang sudah halal untuknya, walau mereka tidur dengan sebuah guling yang dijadikan pembatas.Pagi yang berbeda dari biasanya, pagi dengan suasana baru dan status baru sebagai istri yang mendapatkan perhatian khusus dari suaminya semalam sungguh membuat hatinya hangat.Dina membuka matanya, mendapat pemandangan segar di hadapannya. Sekilas dia tersenyum, namun hatinya gundah dan bingung. Haruskah dia mensyukuri kalau lelaki tampan di hadapannya ini, dan satu ranjang dengannya ini adalah miliknya? Tidak, Dina belum percaya diri untuk mengakui itu.Dodit masih penuh dengan teka-teki yang sulit di tebak. Dia tertawa kala mengingat jelas bagaimana ucapan Bu Sobariah selaku mak comblang handal yang mempromosikan Dodit yang memilih wirausaha dalam membuat roti sendiri padahal sebenarnya Dodit merupakan salah satu cucu dari konglom
Baca selengkapnya