Aku mengubek-ubek dapur. Mataku berbinar saat menemukan mi instan. Segera saja aku merebus air di panci. Aku kelaparan jadi kubuat mi telur porsi dobel. Tiga menit kemudian sepanci mi telur sudah mengebulkan aroma sedap. Aku makan dengan kenikmatan tertinggi. "Wah, wangi banget!" seru Elisabet. "Makan, Ma...," kataku dengan mulut penuh. "Kalau ngomong makanannya ditelan dulu. Kamu kayak baru keluar dari penjara," ledek Elisabet. "Sorry...," ucapku tanpa benar-benar merasa menyesal. Elisabet mencuci tangan, "Bagaimana hubunganmu dengan Richard? Kelihatannya ada kemajuan dan hambatan?" "Ehmm...." Aku menelan mi terlebih dahulu. "Lumayan sih, cuma ayahnya nggak merestui." "Oh, begitu." Elisabet duduk di sebelahku. "Yang lebih parah ayah Richard malah tertarik padaku, Ma." Elisabet mengangkat alis. Shock.
Terakhir Diperbarui : 2021-10-24 Baca selengkapnya