Home / Rumah Tangga / It's Me, Your Wife / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of It's Me, Your Wife: Chapter 71 - Chapter 80

96 Chapters

Panggilan Dari Nomor Asing

    Alleya terperangah mendengar ucapan Bobby. Pria ini sudah gila. Ia menggelengkan kepalanya berulang.    "You are insane! Totally insane." Alleya menatap Bobby sekilas, memutar tubuhnya membelakangi hingga sekarang dirinya membelakangi Bobby.   Bobby terkekeh. "Kamu benar. Aku memang gila. Aku harus menjadi gila dulu agar kamu tahu jika aku ingin memiliki hubungan lebih dari sekedar temen denganmu, Al."   Alleya kembali menghadapkan tubuhnya ke arah Bobby. "Tsk. Kamu ini. Berapa lama kamu mengenal aku? Berapa kali aku memberikan jawaban yang sama denganmu? Apa kamu tidak juga paham?"   "Mengapa? Mengapa tidak bisa? Apa yang kau lihat darinya? Apa kurangnya aku dibanding dia?"    "Sebentar. Kita tidak sedang membicarakan Aditya di sini. Aku hanya memintamu untuk tidak ikut gila seperti kakakku."   "Aku tidak membenci Adit
last updateLast Updated : 2021-12-27
Read more

Maafkan Aku

    Aditya terus saja menghujani pertanyaan pada si penelpon yang kini justru diam membisu.    "Siapa kau?" Aditya kembali melihat ke layar ponselnya.    "Temui aku di tempat yang dulu kau menerima begitu banyak pukulan dari orang terdekat Alleya. Jam tujuh malam." Kemudian telpon itu mati.    Aditya terus memanggil-manggil si penelpon namun telpon itu sudah mati. Ia berusaha menghubungi balik si penelpon tapi nomor itu sudah tidak aktif. Aditya mengumpat kesal. Siapa penelpon itu? Dari mana dirinya tahu nomor telponnya.    "Erlin."      "Siap, Pak. Ada perintah?" Erlin dengan sigap menjawab panggilan atasannya dan kini sudah berdiri bersiap di depan meja Aditya.    "Apakah nanti malam ada jadwal makan malam dengan klien?"    "Sebentar, Pak. Saya lihat di buku agenda dulu."
last updateLast Updated : 2021-12-27
Read more

Enggan Untuk Menemui

    "Aku sudah berusaha mencarimu, tapi tampaknya kamu sangat sibuk belakangan ini." Aditya menatap Alleya yang masih saja menghindari tatapannya. Situasi mereka saat ini sangat canggung, tidak leluasa untuk menyelesaikan salah paham mereka.   "Aku pikir, kita perlu waktu khusus agar kita bisa lebih bebas untuk berbicara. Maksudku, aku ingin menjelaskan semuanya padamu, dan terlebih lagi..."    "Tidak perlu. Aku rasa tidak perlu." Alleya langsung memotong perkataan Aditya yang belum selesai.    "Itu sangat perlu untuk dijelaskan. Aku tidak ingin masalah yang ada menggantung dan akan menjadi penghambat urusan kita ke depannya. Mari kita selesaikan semuanya dengan kepala dingin, tanpa melibatkan emosi sedikitpun." Aditya menatap dalam tepat ke manik mata Alleya.     Kali ini, Alleya merasa enggan untuk berdebat. "Lain waktu. Aku akan membuat jadwal khusus a
last updateLast Updated : 2021-12-29
Read more

Dengarkan Aku!

      "Untuk apa kamu datang kemari?" Suara ketus Alleya menyapa Aditya.    Rudy perlahan bangkit. "Yang dicari sudah datang. Om tinggal dulu." Aditya bediri dan mengangguk lalu kembali duduk di kursinya.   "Al?" Aditya merasa salah tingkah. Ia idak mengira jika Alleya masih enggan untuk menemui dirinya. Ia pikir Alleya sudah mulai kembali menerima keberadaannya. Peringatan dari kakak Alleya kemarin ternyata terbukti. Gadis yang ia anggap lemah dan mudah diajak kompromi, ternyata begitu sulit untuk dijinakkan.   Aditya melihat wajah Alleya yang tampak aneh menurutnya. Bukan wajah,  lebih tepatnya, mata gadis itu tidak seperti biasanya. "Bisa tidak kita jalan-jalan sebentar. Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu?"   Alleya mendengus. Entah mengapa dirinya merasa sangat kesal. Ingin rasanya mengusir pria di depannya, tapi di sudut hatinya ada sedikit rasa
last updateLast Updated : 2021-12-30
Read more

Beri Aku Kesempatan

    Pramusaji mengetuk pintu ruang sebelum masuk dan mulai meletakkan semua pesanan Alleya. Aditya dan Alleya terdiam membisu, menunggu pramusaji menyelesaikan tugasnya. Setelah pramusaji ke luar dari ruangan itu, Aditya memulai penjelasannya.   "Pertama, Alleya. Aku minta maaf. Kakak minta maaf. Hari itu, Kakak membiarkanmu pulang sendiri. Kakak sangat menyesal. Kakak baru sadar jika Kakak sudah melakukan hal yang sangat tidak terpuji, membiarkanmu pulang sendiri. Maaf karena hari itu juga Kakak mengabaikanmu. Percayalah, begitu mengetahui dirimu sudah tidak ada lagi di gedung itu, Kakak langsung bergegas mencarimu dan menyusulmu ke ruko, tapi kamu tidak ada."   Alleya menggerutu dalam hati. Menyesal? Tapi mengapa malah keterusan sama cewek itu?   "Hari-hari selanjutnya Kakak terus berusaha menunggumu di depan ruko, tapi kamu tidak pernah ada. Menurut asistenmu itu, kamu sedang ada uru
last updateLast Updated : 2021-12-30
Read more

Hanya Satu Kesempatan

    "Beri  aku  kesempatan untuk belajar mencintaimu." Tatapan Aditya begitu memohon, membuat Alleya berdecih kesal.   "Kesempatan seperti apa yang kakak inginkan?"    "Biarkan aku mendekatimu, mak-maksudku aku akan melakukan pendekatan padamu seperti awal-awal perkenalan kita dulu."   Alleya terdiam. Memang bisa hal seperti itu dipaksakan? Bodo, ah! Terserah dia aja mau ngapain. Orang nggak rugai apa-apa, untung malah, ditraktir teruus. Alleya tersenyum simpul, penuh akal bulus.   "Terserah, Kakak aja.  Tapi, aku hanya memberi satu kesempatan, tidak ada kesempatan yang kedua, dan yang penting dari semua itu, jangan pernah minta ditraktir balik!" Alleya beranjak dari duduknya, hendak pulang.   "Iya, iya. Kamu tenang aja. Tapi ini .. Ini kamu mau ke mana?"  Aditya buru-buru menyelesaikan makannya.   "
last updateLast Updated : 2021-12-31
Read more

Tiga Hari, Empat Malam

    Abraham bergegas mendatangi Lisa, istrinya yang tengah menyiapkan kemeja yang hendak dikenakan Abraham untuk meeting satu jam lagi. Untungnya, pertemuan bisnis hari ini diadakan di hotel yang sama dengan tempat mereka menginap, jadi Lisa tidak perlu terburu-buru menyiapkan semua kebutuhan Abraham.   "Ma! Mama!" Suara Abraham terdengar sedikit panik, mencari-cari Lisa.   "Ada apa, Pa! Tenang. Kemeja dan jas sudah siap. Sudah licin. Habis dianterin petugas laundry  hotel barusan." Lisa melangkah ke meja di depan tempat tidur, mengambil tas kerja Abraham lalu melangkah ke arah Abraham yang terlihat tergesa menghampirinya.   "Bukan. Bukan itu! Mama nanti, setelah Papa ke luar buat ngikutin meeting, harus sesegera mungkin beberes!"   "Loh loh loh?? ... Memang kenapa, Pa? Mama kan belum sempet beli oleh-oleh untuk Rita sama Alleya?"   "Sudah, ngikutin
last updateLast Updated : 2022-01-01
Read more

Dan Aku Tidak Bangga Padanya

    Aditya terpaku di tempatnya berdiri. Ucapan Abraham menciutkan nyalinya saat itu juga. Amarah sang papa dapat dengan jelas ia lihat dan rasakan. Terdengar langkah kaki dari dalam yang terdengar terburu-buru.   "Ada apa, Pa? Kenapa Papa berteriak-teriak marah seperti itu? Apa ada orang yang tidak dikenal datang kemari?" Lisa menghampiri Abraham dan segera mengelus punggung suaminya, menenangkan amarah Abraham yang sangat kentara dari nada suaranya.   "Mama lihat sendiri. Ada tamu tak diundang yang datang malam-malam begini." Abraham melangkah mendekati kursi yang ada di sebelah kanannya, lalu mendudukkan dirinya di sana.   Lisa mengikuti arah telunjuk Abraham. Bibirnya seketika ternganga, kedua tangannya langsung menutup mulutnya. Ekspresinya berubah drastis. Wajah sendu kini yang terlihat. Gumpalan air mata mulai terbentuk di kedua sudut matanya.   "A-Adit... Adit-tya...
last updateLast Updated : 2022-01-02
Read more

Maafkan Aditya, Pa.

    Aditya tercekat. Ia merasa tidak percaya dengan yang baru saja didengarnya. Abraham, papanya, sama sekali tidak percaya jika dirinya sudah meminta maaf pada kedua orang tua Alleya dan juga dengan Alleya sendiri. Apa yang harus aku lakukan? Sebegitu bencikah papa padaku sekarang?   Aditya tidak beranjak dari tempatnya berdiri. Menguatkan hatinya  untuk terus menyimak perbincangan orang tuanya. Ia penasaran sekaligus ingin mengetahui apa maksud kedatangan orang tua Alleya.    "Benar kamu tidak mau mempercayai omonganku, Bram?" Rudy kembali menyentak kalbu Abraham, yang benaknya terisi bayangan Aditya yang masih bersikukuh untuk ke luar dari rumahnya demi bersama dengan Nara, wanita yang berhasil menguasai pikiran Aditya.   Abraham hanya duduk diam. Pandangannya menerawang ke langit malam.    Ponsel Rudy tiba-tiba berdering. Alleya menelpon dirinya s
last updateLast Updated : 2022-01-02
Read more

Mungkin

    Aditya terbelalak, begitu juga dengan Lisa, Rita dan Rudy. Mereka tidak mengira jika Abraham akan mengajukan persyaratan seperti itu. Terlebih lagi Aditya. Dirinya baru saja meminta maaf kepada Alleya dan memohon pada gadis itu, agar bersedia memberinya satu kesempatan untuk mengulang semuanya dari awal lagi. Apa yang akan Alleya katakan jika ia mengajak Alleya menikah bulan depan?    Aditya menelan air liurnya sendiri. Apa-apaan sih, Papa ini? Sebenarnya apa yang sedang ada di kepala papanya?    "Kenapa diam? Kamu tidak berani menerima persyaratan Papa?" Abraham menatap dalam Aditya. "Papa sudah bisa menebaknya. Kamu tidak serius saat meminta kesempatan pada Alleya."   "Bukan begitu, Pa. Hanya saja..."     "Hanya saja kamu nggak berani, kan?" Abraham mengejek Aditya.   "Papa!" seru Lisa. Ia bergegas menghampiri suaminya
last updateLast Updated : 2022-01-04
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status