Home / Rumah Tangga / It's Me, Your Wife / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of It's Me, Your Wife: Chapter 81 - Chapter 90

96 Chapters

Bimbang

    Sendok yang berada di tangan Alleya  terjatuh. Ia tidak pernah membayangkan jika Aditya akan memiliki pemikiran seperti itu, pemikiran yang sempat terlintas di benaknya namun tidak pernah ia bayangkan jika Aditya pun memiliki pemikiran yang sama. Alleya membungkukkan  tubuhnya untuk mengambil sendok yang terjatuh tadi. Kegugupan menyelimuti dirinya, dan sikapnya yang gugup ini tidak lepas dari pengamatan Aditya.    "Ayo, kita makan! Keburu dingin nanti nasinya," ujar Alleya berusaha kembali bersikap biasa. Tanpa menunggu persetujuan dari Aditya, ia melahap makanan yang ada di hadapannya, mengabaikan Aditya yang bergeming dan masih terus menatapnya.   "Apa kau takut?" tanya Aditya tiba-tiba setelah sekian menit mengawasi sikap gugup Alleya. Alleya menatap Aditya lalu mengangkat kedua bahunya, kembali menyantap makan siangnya.   "Aku akan melakukan itu hanya jika kau tidak membe
last updateLast Updated : 2022-01-06
Read more

Biarkan Dia Memilih

        "Apa kau tahu bagaimana rasanya ditolak?" Pertanyaan Bobby semakin menyudutkan Joe. Pria   itu diam, tidak lagi menjawab pertanyaan Bobby. Sejujurnya, yang sebenarnya kalah sebelum bertarung adalah dirinya. Selama ini, Joe belum pernah sekali pun mengungkapkan perasaannya pada Alleya. Ia hanya menunjukkan lewat perhatiannya yang terkadang berlebihan terhadap Alleya, termasuk menjadi pelindung Alleya selama mereka duduk di bangku SMA. Ketakutannya adalah ketika Alleya justru akan menjauhi dirinya alih-alih tersanjung atas perhatiannya. Ia lebih memilih untuk mencari posisi aman. Asal Alleya selalu berada di dekatnya atau bersedia berteman dengannya.    Bobby menghela nafas. "Aku sudah berkali-kali ditolak Alleya, dan yang terakhir kali dia mengancamku, tidak akan pernah sudi bertemu lagi denganku dan tidak akan pernah mengingatku sebagai temannya. Ia mencintaiku tapi bukan sebagai seorang pria dewasa namu
last updateLast Updated : 2022-01-06
Read more

Tidak Ada Pengulangan

    Aditya gelagapan. Sekujur tubuhnya terasa dingin, dan dengan terengah-engah pria muda itu tersadar dari tidurnya, dalam keadaan basah kuyup.    "Sudah sadar atau belum?" Abraham berdiri tepat di samping Aditya yang menatap dirinya dengan sorot mata aneh. "Jika belum sadar juga, akan papa ambilkan air lagi, biar mandi sekalian." Abraham menelisik wajah putranya.    Jadi tadi apa? Hanya mimpi? Benarkah hanya mimpi? Aditya mengedarkan pandangannya sekali lagi, untuk lebih meyakinkan dirinya sendiri, jika apa yang dilihat dan didengarnya tadi hanya bunga mimpi dari tidur singkatnya. Aditya menarik nafas lega.    "Pa!" panggil Aditya seraya bangkit dari tidurnya.    Pria paruh baya  itu menatap garang Aditya. "Kenapa? Mau Papa siram satu ember air lagi?"   Teriakan heboh Aditya saat putranya tidur tadi, membuatnya naik pitam. Baga
last updateLast Updated : 2022-01-07
Read more

Alasan Yang Jelas

    Rudy menghempaskan ponselnya ke atas kasur, setelah gagal  menghubungi Abraham berulang kali. Awas kau, Abraham! Beraninya kau mengabaikan telpon dariku. Akan kubuat kau menyesal!   Dengan berjalan cepat, ia meraih kunci mobil yang tadi ia letakkan di atas meja rias Rita. Ia sudah bertekad mendatangi rumah Abraham, untuk meminta penjelasan lebih lanjut mengenai perkataannya di telpon barusan.   Gerakan Rudy yang terburu-buru menarik perhatian Rita yang saat itu sedang menikmati acara favoritnya di televisi. "Pa! Papa mau ke mana? Kok buru-buru begitu?"   "Papa mau ke luar sebentar, Ma." Rudy tidak mengurangi kecepatan jalannya, membuat Rita  semakin penasaran.   "Papa!" seru  Rita dengan suara sedikit menyentak. "Papa lihat jam nggak? Mau bertamu ke rumah siapa malam-malam begini, Pa?" Rita menatap curiga pada suaminya itu. "Jangan-jangan Papa pun
last updateLast Updated : 2022-01-08
Read more

Terlalu Cepat versus Khilaf

 Alleya bergeming dengan detak jantung melompat-lompat tidak karuan. Matanya tidak berani berpindah dari jempol kakinya yang saling terkait satu sama lain. Aku harus jawab apa???   Tangan Aditya melambai ke atas, memanggil pelayan untuk membawakan pesanannya, sejenak mengabaikan Alleya yang masih saja sibuk dengan jempol kakinya. Aditya mengalihkan perhatiannya kembali pada Alleya setelah menyelesaikan pesanannya.   "Apa masih ada pertanyaan?" Suara Aditya yang diucapkan dengan nada biasa saja, terdengar begitu keras di gendang telinga Alleya hingga dirinya sedikit terlonjak kaget.   "Biasa aja, Sayang."     Duh. Penderitaan Alleya ternyata masih berlanjut. Aditya sepertinya sengaja menggoda Alleya. Ia tersenyum tipis, menikmati rona wajah Alleya yang berubah menjadi merah jambu, begitu mendengar kata sapaan yang baru saja ia ucapkan.   Sumpah demi apa
last updateLast Updated : 2022-01-09
Read more

Puas kau?!

    Alleya terus saja mengumpat di waktu yang tersisa menjelang kedatangan Abraham sekeluarga. Ia dengan tidak rela akhirnya membantu sang mama mempersiapkan  hidangan ala kadarnya, untuk menyambut kedatangan tamu tak direncanakan itu.    Sebal? Perasaannya dipenuhi dengan rasa itu. Sangat sebal malah. Andai ia punya satu kesempatan untuk menganiaya pria itu, maka ia akan memanfaatkan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya. Apa yang sebenarnya ada di kepala Balok Es itu? Mengapa tiba-tiba dia kebelet kawin begini? Apakah pacarnya sudah menolak ajakannya untuk menikah? Karena pacarnya menolak diajak menikah terus dia mengajakku untuk menikah? Begitu? Loh, lah kok enak banget ini orang? Dikiranya sini cewek murahan? Cewek murahan yang gampang digombalin ?? Alleya terus saja menghujamkan pisaunya ke atas daging yang teksturnya sudah tidak beraturan lagi.    "Al, Mama kira itu sudah cukup kecil, jangan teru
last updateLast Updated : 2022-01-10
Read more

Ada Apa Dengan Keluarga Abraham?

    Alleya terus saja memelototi Aditya. Belum puas rasanya jika ia belum membuat perhitungan dengan pria itu. Rasa kesalnya karena pernikahan mereka akan dilangsungkan tiga minggu lagi, benar-benar mencapai puncaknya. Ingin rasanya ia langsung menerkam pria yang duduk tidak jauh dari tempatnya. Namun sayang, dirinya tidak kunjung mendapat kesempatan itu.      Aditya bangkit dari duduknya, berjalan mendekati Alleya kemudian duduk setengah berjongkok, tepat di hadapan Alleya. Aditya menarik tangan Alleya yang sengaja disembunyikan gadis itu di samping tubuhnya. "Keluarkan tanganmu!" Desak Aditya, tidak sabaran.    "Untuk apa? Apa yang sedang kau lakukan?" Alleya menarik tangan kanannya yang berhasil diraih Aditya. Rita yang melihat polah Alleya merasa gemas sendiri.   "Diam sebentar, Al. Aditya sedang mengukur jarimu, untuk cincin kawin kalian nanti."   Alleya
last updateLast Updated : 2022-01-11
Read more

Kesalahpahaman

    Rudy memacu mobilnya dengan kecepatan yang lumayan. Semula hanya Rita yang merasa khawatir berlebih. Namun, ketika dirinya sendiri mencoba menghubungi sahabat masa kecilnya itu, dan tidak juga mendapat tanggapan, membuat dirinya mulai merasa cemas. Ryan memilih untuk pulang terlebih dulu, dan akan datang lagi setelah ada kepastian tanggal pernikahan adiknya.   Sepanjang perjalanan, Rita terus mecoba menghubungi Lisa, meski respon yang ia terima tidak berubah. Berulang kali dirinya melirik Alleya, berharap putrinya itu berhasil  menghubungi Aditya, tapi kenyataannya tetap sama.    "Tenang, Ma. Sebentar lagi kita akan sampai di rumah Abraham. Sebentar lagi, Papa akan menghujani pria itu dengan beratus pukulan, karena sudah berani membuat kita semua khawatir."    Mobil Rudy akhirnya, berhenti tepat di depan gerbang bercat putih yang tinggi menjulang. Pintu gerbang itu terbuka, me
last updateLast Updated : 2022-01-12
Read more

Khilaf

    Nafas Alleya memburu. "Pengacara nggak ada akhlak! Main nyosor aja... Nggak punya sopan santun!" Teriakan Alleya terdengar Nara hingga wanita itu ke luar dari ruang keluarga, mendekat ke arah Aditya dan Alleya yang berdiri saling berhadapan, dengan jarak yang begitu dekat.   Nara yang sejak tadi sudah sangat penasaran dengan penampilan Alleya yang namanya sempat disebut Aditya, terkejut ketika pandangannya jatuh di wajah Alleya. Apa?!! Gadis seperti ini yang akan menikah dengan Aditya? Wajah begitu buruk, sangat jauh dari wajahnya, mengapa bisa memenangkan hati Aditya dan kedua orang tuanya? Nara semakin terkejut, ketika ingatannya membawa dirinya ke pertemuan dengan Alleya beberapa waktu lalu di warung soto, ketika ia dan Aditya sedang sarapan pagi bersama. Saat itu Alleya juga tidak sendiri. Gadis itu datang bersama seorang pria yang tidak kalah tampan dengan Aditya.   "Ka-Kauu, All-leya?" Nara benar-benar tid
last updateLast Updated : 2022-01-14
Read more

It's Me, Your Wife (End)

    "Khilaf?" Sekali lagi Lisa mengulangi pertanyaannya. "Apa maksudnya itu, Dit?" Lisa berjalan mendekat Aditya dengan langkah yang sedikit sempoyongan. Dirinya masih terkejut dengan pernyataan putra semata wayangnya itu.   "Ah, Mama! Maksud Aditya bukan begitu. Aditya ingin memajukan tanggal pernikahannya. Tidak usah menunggu tanggal 9, tapi langsung dimajukan minggu depan saja, tanggal 2."   Alleya semakin terkejut. "Ngomong apa sih?? Mana boleh seperti itu? Butuh persiapan dan rencana matang. Ini bukan hanya ngucap ijab aja terus selesai. Nggak seperti itu." Alleya mati-matian menolak ide Aditya yang menurutnya sangat gila itu.   "Boleh!" Ucapan Rudy membuat Alleya tambah merana. Ia tidak mengira jika sang papa justru menyutujui ide Aditya, si Balok Es.    "Papa! Kok Papa setuju sih? Kan nggak mungkin bisa..." sanggahan Alleya terputus dengan kalimat Rudy berikutnya
last updateLast Updated : 2022-01-14
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status