Pagi hari di hari Jumat, Zinnia kembali bertukar jiwa dengan sang atasan. Sore itu Reyner meminjam ponsel sang sekretaris untuk menghubungi keluarga gadis itu."Assalamu'alaikum, Zin," ucap Bu Siti, ibu Zinnia dari seberang telepon."Wa'alaikumussalam, Bu. Ibu gimana kabarnya?" tanya Reyner dengan suara Zinnia."Alhamdulillah. Baik. Ada apa, Nduk?""Aku mau ngabarin Ibu sama Bapak kalau besok aku mau pulang.""Oh. Begitu. Iya, Zin. Pulanglah. Ibu sama Bapak kangen banget," ujar Bu Siti."Tapi aku pulangnya nggak sendiri, Bu. Ada orang yang mau ketemu Bapak sama Ibu," ujar Reyner. Zinnia yang duduk di samping dirinya sendiri hanya diam menyimak dengan baik."Siapa? Temen kerja? Boleh-boleh. Ajak saja pulang ke rumah," balas Bu Siti."Bukan teman. Dia calon mantu Ibu sama Bapak," jelas Reyner."Apa? MasyaAllah. Kalau gitu Ibu sama Bapak siap-siap ya buat calon mantu." Bu Siti terdengar antusias."Iya, Bu."
Read more