Hari ke dua puluh dua. Zinnia dan Reyner kembali ke tubuh mereka masing-masing. Pagi itu Bella sudah kembali mengemasi barang-barangnya. Lalu berpamitan pada Zinnia."Makasih yo sudah ngizinin aku menginap di sini," ucap Bella tersenyum menatap sahabatnya."Sama-sama, Bel. Hati-hati ya di jalan," balas Zinnia sembari memeluk Bella dengan erat. Melepaskan kerinduannya."Iya, Zin. Oh iya. Salam buat Pak Reyner yo!""Iya. Nanti aku sampaiin," balas Zinnia yang sebenarnya malas."Dan kamu Zin. Berjuang yo!" seru Bella membuat sahabatnya bingung."Berjuang untuk apa?""Berjuang jadi istrinya Pak Reyner. Kan kalau di cerita-cerita yang pernah kubaca itu, pembantu bisa nikah sama majikannya," ucap Bella.'Pembantu? Ya Allah. Gitu amat sih direktur sableng itu,' rutuk Zinnia sebal."Mana ada yang seperti itu. Ya udah sana! Udah ditungguin pak sopir tuh," tutur Zinnia mengingatkan."Oke. Dah ya,
Read more