Beranda / Romansa / Greedy / Bab 1 - Bab 10

Semua Bab Greedy: Bab 1 - Bab 10

100 Bab

1 - Teror

Suara musik klasik terdengar sangat indah nan merdu di telinga. Bunga-bunga dan daun berguguran jatuh, karena merasa tersipu melihat seorang wanita cantik bak kelopak mawar. Ia terlihat sedang asyik berdansa bersama seorang pria tampan.  Lihatlah, sepertinya alam pun mendukung kebersamaan mereka. Langit terlihat penuh dengan gumpalan-gumpalan putih yang indah bergradasi biru. Ke kiri, ke kanan, maju, mundur, dan berputar. Mereka terlihat sangat bahagia dan sangat menikmati suasana yang begitu indah. "Kamu sudah pandai berdansa," ujar pria itu.  Wanita itu tersipu malu karena dipuji. Namun, suasana yang cerah berubah menjadi mendung. Tiba-tiba kaca di jendela kamar mereka pecah. Perasaan bahagia mereka berubah menjadi risau. Saat ini mereka sedang berada di balkon kamar. Mereka mencari asal suara itu tadi. Sang suami mendesis kesal karena suasana menjadi kacau.  PEMBOHONG DAN PENIPU! Tulisan besar itu terpampang jelas di
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-16
Baca selengkapnya

2 - Pertemuan pertama

Nampak begitu banyak benda bersinar nan indah di atas meja. Hal ini membuat Naina takjub, karena benda tersebut begitu menawan. Ingin sekali rasanya semua benda yang ia lihat di toko dibeli olehnya. "Cantik sekali," ungkapnya sembari meraba sebuah kalung di tangannya.Penjaga itu senyum tersimpul, karena kagum dengan kecantikan yang dimiliki Naina sama dengan seperti, perhiasan yang ada di tangannya."Yang itu saja, sama cantiknya seperti dirimu," usul sang penjaga toko.Pipi Naina berubah menjadi merah tersipu malu. Ia melemparkan sebuah senyuman yang lebar nan indah kepada penjaga toko tersebut. Kemudian, memerintahkan si penjaga toko agar membungkus pesanannya tadi. Selepas berbelanja perhiasan, ia bergegas untuk kembali pulang. Ia merasa takut, jika suaminya merajuk, karena dirinya pergi seorang diri. Dia melangkah dengan begitu cepat. Oh tidak, seorang jambret sedang mengintai Naina di sudut parkiran Mall. Jambret itu bersiap untuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-16
Baca selengkapnya

3 - Penipu

Cairan kental berwarna merah, terus bercucuran di tubuh Rey. Ia tak sadarkan diri akibat bius dan ditambah benturan yang begitu kuat. Tuhan sangat baik, ia menolong umatnya yang  dalam kesusahan. Jurang tempat Rey terjatuh, ternyata berada tak jauh dari pemukiman warga. Seorang bapak tua yang sedang mencari ikan, melihat Rey yang berlumuran darah. Beberapa kali bapak itu menggosok-gosokkan kedua matanya, memastikan apakah yang ia lihat itu benar. Dengan spontan ia berteriak, "Tolong!  Tolong! Tolong!"Beberapa warga yang sedang berjalan untuk mencari ikan, berlari dengan kencang, karena mendengar teriakan pak tua tadi.  Mereka pun menghampiri pak tua itu. "Ada apa pak?" tanya salah satu seorang dari mereka yang berjumlah empat. "Lihat, di sana ada seseorang yang terluka," ucap pak tua itu dengan menunjuk ke arah Rey. Dengan serempak mereka menengok ke arah yang ditunjuk pak tua itu. Dengan penuh rasa iba, mereka datang men
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-16
Baca selengkapnya

4 - Kebenaran

Kedua mata Rey tak lepas memandang gerak-gerik calon tunangan Joy dengan kekasihnya sembari, memikirkan cara untuk membongkar kebusukannya. "Apa aku harus membeli kartu undangan palsu? Ah, itu terlalu lama. Lagi pula, aku tidak tahu dengan pasti bagaimana bentuk undangan Joy.  Atau dengan berat hati aku harus mencuri sebuah kartu undangan?" batinnya. Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya calon tunangan Joy dengan kekasihnya pergi meninggalkan tempat. Mereka pergi dengan sendiri-sendiri. Calon tunangan Joy pergi dengan mobilnya, dan sang kekasih pergi dengan taxi.Tanpa menunggu lama-lama, Rey berlari menuju rumah yang ia beli. Tempatnya tak jauh dari rumah orang tuanya. Beruntunglah sewaktu kecelakaan yang menimpanya, dompetnya masih berada di dalam celananya. Jam tangan, serta cincin masih melekat di tangannya. Semua barang ia jual, dan semua uang ia habiskan untuk membeli rumah dan membuat sebuah usaha. Ia sudah tak begitu peduli dengan waj
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-16
Baca selengkapnya

5 - Batal

Langit mulai gelap. Matahari telah terbenam dan berhenti memancarkan sinarnya. Mata Rey menyisir ruangan yang begitu besar. Kedua mata kecilnya berusaha menangkap apa yang ia inginkan. "Hati-hati! Nanti jatuh," ucap salah satu pelayan di sana. Rey memutar tubuhnya dengan cepat. Yak, apa yang ia cari ada di tangan pelayan yang berada di depannya sekarang. Tak ingin kehilangan kesempatan lagi, ia menarik tangan pelayan tersebut. "Bisakah kau meminjamkan itu untukku?" pinta Rey. Mata pelayan itu memandang Rey dengan aneh. "Sekarang tidak bisa, karena ini digunakan untuk acara ini," jawab pelayan yang bergender laki-laki itu. Rey menyatukan telapak tangannya dengan memohon, "Tolong! Ini sangat mendesak. Ini tentang Joy.""Apa hubunganmu dengan nona Joy?" ucap pelayan itu dengan menaikan kedua alisnya. "Aku adalah teman dekatnya. Ah atau gini, pinjamkan itu. Lalu aku akan memberikanmu sesuat
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-16
Baca selengkapnya

6 - Siapa itu John?

Si tukang fotocopy identitas, alias Alex terlihat kelabakan, karena masalah yang ia buat sendiri dan tidak bisa ia pecahkan dengan sendirinya. Sepanjang perjalanan, ia terus mendesis kesal sampai-sampai membuat supirnya bergidik. "Aduh, kenapa dia bego banget sih," ucapnya dengan kesal. Ia pun berhenti di sebuah coffee shop. Entahlah, masalah apa lagi ini. Tak habis-habisnya ia membuat begitu banyak masalah. Ia masuk dengan memandangi ruangan berwarna cokelat tersebut. Matanya terus menyusuri ruangan yang tak begitu lebar dan tak begitu sempit. "Mana sih ni orang, kok nggak keliatan."Orang yang ia cari ternyata berada di meja paling ujung. "Hai!" sapanya. Pria yang ia temui menoleh ke arahnya. Dan ternyata orang tersebut adalah John, mantan Joy. "Lama banget, aku udah nunggu dari tadi kak," ucap John dengan datar. Alex duduk dan mencondongkan tubuhnya ke depan. "Hey bodoh!
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-02
Baca selengkapnya

7 - Desa Dukuh

Rey melihat bayangan dirinya di cermin. Sejenak ia berpikir, takdir apa yang ia punya. Karena tak ingin banyak pikiran, ia memutuskan untuk tidur.  Kebencian yang semakin hari, semakin membesar. Membuat Rey bersemangat untuk membongkar kejahatan Alex dan pria bertopeng.  Hari berganti menjadi pagi. Matanya terbuka dan langsung meraih sebuah ponsel yang ada di atas meja kamarnya.  "Vid, bisakah kita bertemu sekarang?" "Jam berapa Rey?" tanya David.  "Sekitar jam delapan, di toko aku." "Oke, sampai jumpa." "Bye," balas Rey. *** Di sini, di rumah Naina dan Rey. Terlihat Alex yang masih terbaring di depan pintu menunggu Naina membukakan pintu untuknya. Alex tidak tahu, sejak semalam Naina tidak bisa tidur, karena merasa getir. Alex terbangun dan mengusap wajahnya dengan perlahan.  "Astaga, ini sudah pagi aku telat ke kantor." Langkahnya terhenti, karena menyadari tangan bekas
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-09
Baca selengkapnya

8 - Gagal Kencan

Mata Naina membulat melihat isi dari paket tersebut. Ia melihat perhiasan yang begitu menawan. Sejenak ia merasa bingung, tetapi ia langsung teringat dengan Alex. "Ah, Rey. Tau aja dia aku suka kalung," ucapnya dengan bersemangat. Namun, wajahnya yang berseri-seri berubah menjadi masam mengingat peristiwa kala itu. "Aku tahu kamu pasti mau bujuk aku. Nggak, nggak bisa segampang ini."***"Mana seratus juta saya?" tanya pria bertopeng.Alex dengan pria licik itu sedang beradu argumen di sebuah taman."Lagi nggak ada duit," jawab Alex dengan cepat."Kamu mau saya jadiin seperti Rey? Yakin? Saya akan mempertemukan kamu dengan Rey disana.""Santai, maaf keuangan kantor lagi naik turun saat ini. Atau, lima puluh juta aja gimana?""Kamu ngelunjak nanti kalau gini terus. Yaudah, untuk saat ini saya kasih toleransi. Perusahaan Rey itu besar loh, kenalannya banyak. Jalanin bisnis sebesar itu aja nggak bisa, payah!"
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-13
Baca selengkapnya

9 - Tukang Sayur

Alex yang payah. Ia kebingungan, karena salah satu supirnya sedang cuti.    "Duh, nggak ada supir lagi. Mana supir rumah cuma dua. Orang kaya supir kok dua Rey, Rey. Nanti kalau supir Naina aku pake dia makin marah sama aku."   Ia memutuskan untuk membawa mobil sendiri. Ia tahu bahwa ia tidak andal dalam mengemudi mobil. Tes untuk membuat SIM saja gagal sepuluh kali.    "Semoga bisa, ini kan mobil matic pasti bisa lah. Apa sih yang Alex nggak bisa."   Sejauh ini ia masih tak terlihat tanda-tanda Alex tak pandai dalam mengemudi.    "Keren, aku bisa bawa mobil. Tapi kenapa waktu buat SIM aku selalu gagal?" tanyanya dengan dirinya sendiri. 
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-15
Baca selengkapnya

10 - Supir baru

Sejak insiden malam itu. Tepatnya setelah pertunangan Joy yang batal, Naina masih merajuk dengan Alex. Ia masih bersih keras untuk tidur di kamar tamu dan enggan sekamar dengannya. Malam ini, Alex mencoba untuk mengajak Naina berbicara. Namun, Naina tetap menolaknya.Saat Naina membukakan pintu, awalnya Alex berniat masuk ke dalam. Namun, Naina membanting pintu tepat di depan wajah Alex. "Astaga, aku harus gimana lagi biar dia nggak marah sama aku," ucap Alex.  *** Suara bising musik dari luar kamar terdengar jelas di telinga Naina. Ia menutup kedua telinganya dengan bantal. Usaha yang sia-sia, suara tersebut tetap menembus ke telinganya.  
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status