Home / Romansa / TRAPPED IN PAST LOVE / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of TRAPPED IN PAST LOVE: Chapter 91 - Chapter 100

127 Chapters

Bab 91

"Ma ... kayaknya tangan Caca gerak deh," ucap Arga yang sedari tadi menggenggam tangan adiknya. "Yang bener, Bang?" Tanya Gara yang terkejut. Bukan hanya dia, Lizzy dan Lily pun sama. Ketiga orang itu langsung mendekati brangkar Caca. Setelah melihat pergerakan tangan dengan jelas, Lily segera memencet tombol pemanggil perawat. Beberapa saat kemudian beberapa dokter berdatangan untuk memeriksa keadaan Caca. Mengapa tidak hanya 1 atau 2 dokter yang memeriksa? Jawabannya karena Caca adik dari pemilik rumah sakit ini, untuk itu mereka harus memberikan pelayanan terbaik atau kalau tidak maka siap-siap saja kehilangan pekerjaan. Dokter Linda melepas ventilator dan menggantinya dengan nasal kanula. Sebelum pergi, dokter muda itu memberitahu kalau keadaan Caca sudah membaik dan akan sadar dalam waktu dekat. Lizzy dan yang lain tentu sangat bahagia, wanita itu lantas mendekat pada sang puteri dan mengusap rambutnya pelan. Bibir
last updateLast Updated : 2022-02-23
Read more

Bab 92

 Erza berkali-kali mengumpat, dia sungguh penasaran dengan keadaan Caca sekarang. Mau datang langsung ke rumah sakit, tapi harus ke stasiun untuk menjemput kakaknya yang baru pulang dari luar kota. Mau bertanya pada si kembar, tapi mereka pasti masih marah karena kejadian beberapa waktu lalu, saat dia dengan sengaja mencoba melukai Caca. [Kamu dimana sih, keburu menjamur ini Teteh nunggunya] Pemuda berkemeja kotak-kotak warna hitam itu berdecak kesal. [Sabar]  Setelah membalas demikian, dia langsung menyambar kunci mobil dan keluar. Hampir 20 menit diperjalanan hingga sampai ke tempat dimana kakaknya duduk sambil cemberut, di depannya terdapat sebuah koper dan satu tas jinjing. "Kenapa lo nggak lahir jadi laki aja sih biar nggak ngerepotin, cuma bawa gini aja minta jemput," omelnya pada perempuan yang lebih tua 6 tahun darinya. Perempuan itu langsung berdiri dan menatap nyalang sang adik yang lebih tinggi darinya. Buk
last updateLast Updated : 2022-02-23
Read more

Bab 93

 Caca melirik sekeliling ruangan yang kini sangat ramai, berbeda sekali dengan saat pertama dia bangun. Saat pertama kali membuka mata tidak ada yang menyadari, Gara dan kedua temannya sibuk dengan urusan sendiri-sendiri sampai Lily masuk dan melihatnya."Caca mau makan apel?" Tanya Lizzy sambil mengelus surai anaknya.Caca tersenyum tipis lalu menggeleng pelan. Selain lemas, tubuhnya terasa sakit semua,apalagi di bagian tangan dan kaki yang patah.Hah, gadis itu menghela napas. Kira-kira butuh waktu berapa lama sampai ia sembuh total?"Mau jeruk?" Tanya Arga yang saat ini berada di samping kanannya, sedangkan Lizzy di samping kiri.Caca mengangguk, membiarkan abangnya mengupas jeruk lalu menyuapinya.Sejujurnya dia tadi tidak berniat menolak tawaran mamanya, hanya saja sedikit canggung karena sudah lama mereka tidak bertemu.Fey dan Kiara berjalan mendekat, lalu berpamitan karena hari menjelang sore."Cepet pulih ya, Ca.
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

Bab 94

 Seminggu kemudian, Caca sudah boleh pulang. Dokter Linda masih sering datang untuk memeriksa keadaannya. Kalau ada yang bertanya kenapa tidak pakai dokter pribadi keluarga mereka? Jawabannya karena sejak awal masuk rumah sakit, yang menangani Caca adalah dokter muda itu.Kepulangannya jelas tak luput dari postingan ketiga temannya, Dafa, dan kedua abangnya. Baik para anggota UKS maupun penggemarnya turut senang, banyak yang mengirimkan hadiah m dan buket bunga yang diberi surat berisi doa supaya ia lekas pulih sehingga dapat beraktivitas seperti biasanya."Pingin stroberi," rengek Caca dengan mata berkaca-kaca."Nggak boleh. Kamu belum makan siang, nanti sakit perut," balas Dafa sambil menatap tajam.Sejak tadi mereka terus berdebat, membuat teman-temannya yang lain memandang jengah."Tinggal dikasih apa susahnya sih?" Celetuk Rion membuat Dafa menatap nyalang."Enak banget lo ngomong gitu? Sedangkan sama orang tuanya aja belum boleh,"
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

Bab 95

 Langkah laki-laki itu seketika terhenti, namun Caca justru tersenyum manis sambil menyodorkan ponselnya.Caca sudah bertekad perlahan akan menghapus perasaannya pada laki-laki yang telah menjadi sahabatnya sejak kecil. Dia tidak akan melarang Dafa berpacaran dengan siapapun, mungkin selama ini dirinya terlalu berlebihan.Ayo Caca, kuat. Kamu pasti bisa menghapus perasaan itu, memang sewajarnya hubungan kalian hanya sebagai sahabat. Tidak lebih!Dafa mengambil ponselnya, lalu menekan tombol merah. Biarlah nanti dia akan menelfon ulang."Aku pulang dulu, ya. Hampir lupa kalau ada janji sama Erki," ucapnya sambil mengusap rambut Caca.Setelah laki-laki itu keluar, Caca menjadi termenung."Mungkin sejak awal Tuhan memang cuma menakdirkan kita sebagai sahabat, tapi aku terlalu berharap," gumamnya dengan miris.Tidak ada lagi air mata. Bertahun-tahun berharap, hingga kini dia tidak mengerti bagaimana perasaannya lagi. Lelah, sedih, ma
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

Bab 96

 2 hari kemudian Jena berkunjung ke rumah Caca."Oh, itu ... tetangga yang sering kamu ceritain?" Tanya Jena ketika melihat sebuah motor sport melintas lewat depan rumah Caca.Caca berdeham sambil terus memandang laju motor Dafa dari arah balkonnya."Keren kan?""Keren sih, tapi brengs*k," cibir Jena.Lawan bicaranya hanya tersenyum tipis, bahkan orang yang hanya mendengar ceritanya pun bisa langsung mengerti seberapa brengs*knya laki-laki itu.Meski begitu, entah kenapa sampai sekarang gadis berkaos biru tersebut masih menyimpan perasaan yang sama. Bagaimana cara move on tercepat? Menjauh tidak bisa, mendekat takut tambah cinta."Pelan-pelan aja, nggak perlu sekarang dan nggak perlu dipaksakan, suatu saat kamu pasti bisa hilangin perasaan itu," ucap Jena seakan mengerti isi pikiran perempuan disampingnya.Caca menoleh, menatap temannya yang kini berwajah mirip Kim Ji-won.Jena tersenyum, perempuan yang tadinya menu
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

Bab 97

 Syukurlah pertemuannya dengan Gavin tadi tidak menimbulkan masalah, laki-laki itu hanya sekedar berkunjung dan meminta maaf. Entah darimana dia bisa tau alamat rumah Caca.Malam ini, Caca berada di balkon kamar abangnya. Menikmati indahnya hamparan bintang di langit seorang diri, sengaja dia tidak meminta siapapun untuk menemani karena ingin me time. Sekali-kali tak apalah, selama ini Caca hanya sering menghabiskan waktu bersama teman atau kedua abangnya.Bibirnya mengukir senyum, membayangkan betapa menyenangkan hidupnya setelah ia bangun dari koma. Keluarganya kumpul kembali walau mungkin hanya sebentar, satu-persatu masalahnya pun telah teratasi."Thanks God," gumamnya dengan penuh rasa syukur.Meski sifat playboy Dafa tidak berubah, tak masalah. Caca yakin, suatu saat dia pasti bisa menghilangkan rasa cintanya pada laki-laki itu. Memang susah kalau terjebak friendzone.Tapi ... Gara selalu bilang 'di dunia ini laki-laki bukan cuma Dafa, m
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

Bab 98

 Beberapa bulan telah berlalu, Caca pun sudah sembuh.Hari ini, dia ikut berkumpul dengan beberapa anak UKS di warung Abah Amir. Semula laki-laki berusia 60-an itu terkejut karena baru mengetahui jika di dalam geng motor tersebut terdapat anggota perempuan, lebih terkejut lagi ketika dia mengetahui posisi Caca sebagai Queen yang artinya setara dengan ketua umum.Gadis dengan pakaian serba hitam itu duduk dengan kaki kanan berada di atas kaki kiri, celana jeans sobek di bagian lutut menambah kesan bad girl."Kak, haus," kata Caca pada Arlan yang duduk disampingnya.Sekarang, hanya Arlan yang dipercaya si kembar untuk menjaga adiknya."Mau minum apa?" Tanya pemuda berambut model the two block berwarna hitam itu dengan gemas, pasalnya meski berpenampilan sangar, namun perempuan disampingnya ini terus makan seperti anak kecil."Minum yang manis-manis.""Air putih kalau minumnya sambil lihatin gue juga jadi manis, Ca," sahut Erland de
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

Bab 99

"Yang pake headband kotak-kotak warna merah geser dikit dong, gak kelihatan nih!" Seru Caca karena tidak dapat melihat anggota yang berlatih di depan sana."Dasar pendek."Sontak gadis itu menatap sinis pada laki-laki disampingnya yang barusan bergumam."Enggak usah nyari masalah kalau nggak mau gue banting," balasnya dengan ketus.Memangnya saat akan dilahirkan ke dunia diberi pilihan terlebih dahulu mau tumbuh tinggi atau sebaliknya? Lagian dia tidak pendek-pendek amat kok untuk ukuran seorang perempuan.Keduanya kembali terdiam dan menyaksikan pertarungan di depan."Bang, yang pakai sarung tangan itu kok agak aneh ya?" Ucapnya saat melihat salah satu anggota yang mencurigakan."Yang mana?" Tanya Gara sembari memandang ke arah yang ditunjuk adiknya."Itu, tuh."Semua yang ada di dekatnya memfokuskan pandangan pada laki-laki yang dimaksud Caca."Kayak bawa pisau nggak sih?" Ujar Erza membuat Arga tersentak.
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

Bab 100

 Sehabis magrib, Caca datang ke rumah pohon karena telah berjanji pada Dafa."Permisi ... apa di dalam ada orang?" Tanya Caca dengan iseng sembari mengintip dibalik pintu."Mohon maaf, orangnya lagi pergi!" Sahut suara laki-laki yang sedang rebahan sambil membaca buku.Perempuan memakai piyama tidur berwarna hitam motif beruang itu terkekeh geli, dengan riang dia ikut merebahkan diri di samping sang sahabat."Ngapain deket-deket? Hus-hus, ganggu aja." Laki-laki berkaos putih tersebut mendorong kepala Caca ke samping."Kenapa sih? Aku tuh lagi seneng, kamu jangan bikin badmood ya," balas gadis itu setelah berdecak kesal karena tidak dapat menempeli sahabatnya."Seneng karna tadi habis ketemu banyak cowok?""Ya ... kira-kira begitulah."Dafa mendengus sebal."Jangan ganjen, aku nggak suka," ucapnya tanpa mengalihkan pandangan dari buku."Lah, kenapa? Hidup-hidupku, ya suka-sukaku lah. Lagian sekarang aku udah n
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more
PREV
1
...
8910111213
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status