Share

Bab 95

 Langkah laki-laki itu seketika terhenti, namun Caca justru tersenyum manis sambil menyodorkan ponselnya.

Caca sudah bertekad perlahan akan menghapus perasaannya pada laki-laki yang telah menjadi sahabatnya sejak kecil. Dia tidak akan melarang Dafa berpacaran dengan siapapun, mungkin selama ini dirinya terlalu berlebihan.

Ayo Caca, kuat. Kamu pasti bisa menghapus perasaan itu, memang sewajarnya hubungan kalian hanya sebagai sahabat. Tidak lebih!

Dafa mengambil ponselnya, lalu menekan tombol merah. Biarlah nanti dia akan menelfon ulang.

"Aku pulang dulu, ya. Hampir lupa kalau ada janji sama Erki," ucapnya sambil mengusap rambut Caca.

Setelah laki-laki itu keluar, Caca menjadi termenung.

"Mungkin sejak awal Tuhan memang cuma menakdirkan kita sebagai sahabat, tapi aku terlalu berharap," gumamnya dengan miris.

Tidak ada lagi air mata. Bertahun-tahun berharap, hingga kini dia tidak mengerti bagaimana perasaannya lagi. Lelah, sedih, ma

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status