Home / Romansa / Pemulung Konglomerat 2 / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Pemulung Konglomerat 2: Chapter 141 - Chapter 150

296 Chapters

141: Lepas, William!

Vroom-vroom …Beberapa saat setelah Angel berpamitan pada Hans dan berangkat pergi, tibalah dia bersama dengan Samuel menggunakan mobil SUV hitam miliknya.   “Disini, Ngel?” tanya Samuel sambil menatap kearah Angel, dan sesekali melihat kearah restoran yang baru saja mereka datangi itu.    “Iya, Sam, disana sudah terparkir mobil Joe. Sudah pasti restoran ini yang dimaksud olehnya. Lagian, restoran di dekat lokasi pembangunan hanya ada satu,” jawab Angel sambil melepaskan sabuk pengamannya.   Samuel hanya diam dan menganggukkan kepalanya saja. Kemudian, mereka berdua pun keluar dari mobil dan langsung berjalan masuk ke dalam restoran itu untuk mencari Joe, Nyonya Karin dan Rachel. Namun,   “Nona, Angel!”Baru saja Angel dan Samuel sampai di depan pintu masuk restoran, tiba-tiba terdengar suara seseorang memanggil nama Angel dari arah belakang. Suara yang suda
last updateLast Updated : 2022-01-03
Read more

142: Aku salah apa, Ayah?

“William? Sejak kapan kamu berada disini?” tanya Chelsea, yang baru saja keluar dari dapur sambil membawa keranjang plastik berisi pakaian bersih yang telah dikeluarkan dari mesin cuci.    “Hmm, belum lama sih, Chel. Oh iya, Kak Angel mana, ya? Kok, saya tidak melihatnya dari tadi?” tanya balik William, duduk di sofa sambil melihat ke sekeliling.    “Oh, tadi dia pergi bersama dengan Samuel. Dia tidak memberitahu kami, kemana dia akan pergi. Akan tetapi, sebelum dia pergi bersama dengan Samuel, dia sempat bertingkah aneh, Will,” jawab Chelsea.    “Bertingkah aneh? Maksudnya bagaimana, Chel?” tanya William penasaran.    “Iya, dia seperti orang yang sedang kerasukan, Will. Entah lah, mungkin dia sedang banyak pikiran, tapi …, dia sempat menampar Samuel dan memanggilnya dengan sebutan Michael. Coba kamu hubungi Joe. Siapa tahu, Angel dan Samuel pergi untuk menemu
last updateLast Updated : 2022-01-04
Read more

143: Tiga orang temanku melakukan …

Jam menunjukkan pukul delapan malam. Setelah menjelaskan kondisi Fannia, Dokter itu pun memberi izin pada Michael, ayahnya dan kedua orangtua Fannia, masuk ke ruangan untuk menjenguk Fannia karena telah mendapat kabar dari seorang perawat yang memantau perkembangan Fannia, mengatakan kalau Fannia telah sadarkan diri. Namun, tidak semuanya diperbolehkan untuk masuk ke ruangan. Hanya satu sampai dua orang secara bergantian.Keluarga Michael dan kedua orangtua Fannia berunding terlebih dahulu, siapa yang akan masuk lebih dulu. Lalu, setelah beberapa saat berunding, akhirnya mereka memutuskan untuk Michael dan ibunya Fannia, masuk ke dalam ruangan.   “Hai, Fannia.” Michael menyapa Fannia, sambil berjalan mendekati Fannia yang tengah terbaring di atas tempat tidur.Tiba-tiba, ketika melihat Michael masuk ke dalam ruangan, Fannia langsung menutupi wajahnya menggunakan selimut. Dia sepertinya malu karena wajahnya penuh dengan jahitan, setelah ope
last updateLast Updated : 2022-01-05
Read more

144: Dih, apa-apaan mereka?

“Gila! Tiga pria sekaligus? Cantik sih cantik, kalau pun sekarang tak secantik dulu karena bekas luka, ‘kan bisa sembuh dan kembali normal seperti dulu. Lah, bagaimana dengan …, ah sudah lah itu.”   Puk!Michael memukul setir mobilnya. Dia merasa kesal dan sangat kecewa dengan apa yang telah di dengarnya langsung dari mulut Fannia. Mendengar kalau wanita yang dijodohkan olehnya itu, ternyata adalah wanita jalang yang sudah dinikmati oleh tiga pria sekaligus tanpa sepengetahuannya.   “Pantas saja, sejak awal dia terlihat seperti menghindar dan langsung menolak perjodohan itu. Ternyata itu lah alasannya. Hadeh … lebih baik tadi saya tidak datang kesini dan berkumpul saja dengan Angel. Yah, setidaknya dia lebih baik dari si Wanita Jalang itu! Wajahnya juga lebih cantik dan baik, dan yang paling penting, dia pintar dan …, sangat kaya, hahaha ….”   Vroom-vroom …
last updateLast Updated : 2022-01-05
Read more

145: Mana, mobil saya sempit, lagi!

“Eh, pergi kemana tuh mobil?”   “Yah … baru juga ingin minta foto, huh!”    “Hadeh … gagal deh berkenalan dengan si pemilik mobilnya.”Orang-orang yang tengah berdiri di depan pintu masuk restoran, mengempas kesal setelah melihat mobil mewah yang dikendarai oleh William pergi dari lahan parkiran restoran. Seakan-akan, mereka kehilangan kesempatan yang sangat langkah, bisa berfoto dengan mobil mewah seperti itu. Lalu, mereka semua pun kembali masuk ke restoran dan kembali ke tempat duduk mereka masing-masing.   “Lho? Mengapa mereka semua terlihat kesal dan kembali duduk? Bukankah tadi mereka sangat bersemangat?” tanya Samuel sambil melihat kearah orang-orang itu.    “Hmm …, ah, mobil mewah tadi sudah pergi ternyata. Pantas saja mereka terlihat kesal karena tidak bisa berfoto dengan mobil itu, hahaha …,” jawab Angel sambil mel
last updateLast Updated : 2022-01-06
Read more

146: Hmm, William Mendez …

Sherly dan Hanny sudah berhasil dimasukkan ke dalam mobil si Pria itu. Karena pada saat itu, mereka berdua sudah terlihat lemas dan sudah tak berdaya untuk melawan. Bahkan, untuk membuka mata mereka saja, butuh usaha yang sangat keras. Berbeda dengan mereka, Camille masih terlihat bertenaga dan masih sanggup untuk sedikit memberontak.   “Heh! Tidak sopan kamu, ya! Kalau kamu sudah tak tahan lagi, jangan disini dong, Sayang ….”   “Yah … ish! Ini anak menjengkelkan sekali, sih! Hadeh, kotor jadinya, ‘kan!”William menarik paksa tubuh Camille dan tak sengaja menyentuh bagian dadanya. Camille pun langsung mendorong William hingga terduduk ke tanah. Setelan Jas mewah yang tengah dipakainya itu pun menjadi kotor. Setelah mendorong William hingga terduduk ke tanah, Camille pun berjalan pergi dengan sedikit sempoyongan menjauhi William.   Tap … tap … tap …  
last updateLast Updated : 2022-01-06
Read more

147: Woi, buruan, dong!

Mendengar itu, Petugas Keamanan itu pun langsung mengangguk dan tak berani melontarkan sepatah katapun pada William. Lalu, dia pun langsung berjalan sambil memapah Sherly yang sudah tak sadarkan diri itu. Namun, saat dia baru saja melangkahkan kakinya, tiba-tiba Michael menahan bahu kanannya,   “Maaf, Tuan, anda boleh jalan duluan. Pak Petugas Keamanan ini, biar jalan beriringan bersama saya mengikuti anda dari belakang,” kata Michael pada William.    “Lho? Kenapa harus saya yang jalan duluan?” tanya William kebingungan.    “Benar, Tuan Michael, kenapa harus …,”   “Eh, tapi kita ingin membahas masalah bisnis yang kemarin. Iya ‘kan, Pak?” potong Michael, melontarkan pertanyaan sambil mengedipkan sebelah matanya.    “Hah? Bisnis ap …,”   Graab!Tiba-tiba, Michael yang tadi tengah meletakkan telapak ta
last updateLast Updated : 2022-01-07
Read more

148: Kamu hamil, Sher?

“Apaan coba? Menahanku sampai larut malam begini, hanya untuk membahas hal-hal yang tidak jelas seperti itu? Huaahhh … ngantuk banget!”William merasa kesal mengingat kejadian tadi sambil mengemudi mobilnya, kembali ke rumah Angel dan tiba-tiba, ponselnya berdering,   Ding … ding … ding …   “Lho? Ponselku mana, ya? Asal suaranya kok tidak dari saku celanaku, ya?” Saat mendengar ponselnya berbunyi, William panik sembari meraba kedua saku celananya. Akan tetapi, saku celananya sama sekali kosong dan ponselnya tidak ada disana. Dia mencarinya ke sekeliling mobil dan ternyata, ponselnya berada di bawah tempat duduknya. Dia lupa kalau tadi, dia sempat meletakkan ponselnya tergeletak di atas tempat duduk sebelah kanannya dan tadi, dia meletakkan Camille di tempat duduk itu dan membuat ponsel miliknya terjatuh ke bawah tempat duduk. Kemudian, dia pun melihat ke arah ponselnya dan ternyata, itu ad
last updateLast Updated : 2022-01-12
Read more

149: Ada potongan harga tidak?

“Hamil? Gila kamu, ya! Ini hanya efek anggur tadi malam, lagian … bagaimana bisa aku hamil, sedangkan aku tidak pernah melakukan itu. Sudah lah, aku mau balik tidur lagi!”Sherly merasa sangat kesal mendengar pertanyaan Camille tadi. Secara, seharian penuh dia terus bersama dengan Camille dan Hanny dan tak pernah sekalipun melakukan hubungan yang dapat membuatnya hamil.   “Tidur? Hei, ini sudah pukul setengah tujuh pagi. Kamu tidak berangkat kuliah?” tanya Camille pada Sherly.   “Kuliah? Kamu yakin masih ingin pergi kuliah, setelah masalah yang kamu buat kemarin? Seluruh mahasiswa melihat kita, lho …,” jawab Sherly yang seketika menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Camille.Mendengar itu, Camille langsung terdiam dan tak menjawab sepatah katapun. Sherly menghela nafas dan berjalan kembali menuju tempat tidurnya dan langsung membaringkan tubuhnya.   “Had
last updateLast Updated : 2022-01-13
Read more

150: Tiga ribu dollar bagaimana?

“Hufffttt … aku lelah, Max. Sejak pukul setengah tujuh pagi hingga hampir pukul setengah sepuluh, belum ada satu pun orang pun yang berhasil kita dapatkan,” kata Hans sambil mendudukkan tubuhnya di tepi jalan dan menghela nafas.   “Sabar, dong. Ini ‘kan masih pagi, masak kamu sudah lelah. Yah, namanya juga usaha, ‘kan? Harus semangat, dong, tapi kamu ingin menjadi seperti ayahmu. Hadeh, bagaimana, sih?” tanya Max, berdiri di samping Hans sambil berusaha memberi semangat padanya.   “Hmm, mungkin benar apa yang dikatakan oleh wanita tadi. Kita harusnya membuat potongan harga, agar mereka tertarik untuk datang ke toko kita. Bagaimana menurut kamu, Max?” tanya balik Hans, sambil menatap kearah Max.    “Harusnya, itu sudah aku katakan sejak kamu ingin pergi mencetak brosur kemarin, tapi … kamu sudah keburu pergi. Yah sudah, aku pikir kamu sudah memikirkan itu. Eh, ternyata
last updateLast Updated : 2022-01-13
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
30
DMCA.com Protection Status