Home / Romansa / SamRann / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of SamRann: Chapter 1 - Chapter 10

33 Chapters

Bab 1 MOS SMA

 "Masa lalu itu indah ya Al, kalau diingat jadi kenangan," ucap Rann pada Alika saat keduannya tengah duduk santai di rooftop sekolah di jam istirahat.  Mengingat dimana pada saat itu ....  Titik-titik air hujan mulai menetes membasahi bumi. Suasana mendung dan hawa dingin menyelimuti pagi ini, seakan-akan ingin memeluk Rann dalam ketakutan, dag dig dug, senang, bingung, semuanya bercampur jadi satu. Ini adalah hari pertama bagi Rann dan teman-teman Anak Somplak mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS) di SMA Angkasa. Anak Somplak adalah nama dari sekumpulan cewek-cewek cantik nan cerdas yang beranggotakan 9 orang. Mereka adalah Alika si jenius, Viona si hitam manis berlesung, Safna si heboh, Inay si nyebelin, Rann si kulkas, Mey si tomboy pala batu, Tiara si bocil suara emas, Anna si bucin, dan Mom Willy si kesayangan. "Kenapa Lo Rann, pucet ba
Read more

Bab 2 ReyRann

 Kalau gak ada pertemuan lalu kapan adanya perpisahan. Rannia Krishna __________   Waktu menunjukkan pukul 15.30 wib. Waktu yang sudah cukup sore bagi Rann karena dia belum juga menyelesaikan hukumannya. Rasa takut mulai menguasai pikirannya. "Huh, kenapa juga gue yang harus kebagian nyari kak Reyhan sendirian gak ada temannya," gumam Rann yang terus berjalan melewati koridor kelas dengan kepala menunduk menatap bukunya tanpa memperhatikan jalan. "Brakk!!"  Tiba-tiba seorang menabraknya dan berhasil menjatuhkannya ke sesuatu yang begitu nyaman. Seorang cowok telah menabraknya secara tidak sengaja. Rann mendongak melihat wajah cowok itu. Kedua matanya berpapasan dengan netra coklat cowok itu. Untuk beberapa saat keduanya saling bertatapan dan tidak sadar posisi satu sama lain. "Ehmm!!"
Read more

Bab 3 Rasa

Gak tau kenapa dia bisa terbesit begitu saja tanpa adanya undangan. Mutiara Khasan.__________    Kegiatan MOS telah berlalu, Beberapa Minggu terakhir pelajaran sudah dimulai. "Al, menurut lo gimana kalau gue ikut ekskul musik?" tanya Tiara pada Alika yang tengah asyik mengobrol dikantin. "Bagus tuh, katanya Rann juga pengin ikutan," sahut Alika seraya menyeruput jusnya. "Yang benerr? kalo gitu sih gue jadi ada temennya dong, lo sendiri Al, gimana..?" "Gue gak tertarik." Alika memang si kutu buku. "Iya dehhh lo kan lebih tertarik keperpus daripada keruang musik," ledek Tiara. Alika dan Tiara sibuk membahas rencana keduanya setelah melepaskan diri dari kegiatan MOS beberapa Minggu lalu. keduanya asyik mengobrol dikantin sembari menyantap satu mangkok bakso dan es teh manis
Read more

Bab 4 Terkuak

Seetidaknya dalam hidup ini harus ada sedikit hal kecil yang tak perlu orang banyak tau. Rey R Lesmana_________________   "ting-tong .... " Suara bel rumah Rann berbunyi. Di sore itu, Rann tengah bersiap untuk menemani Rey pergi. Rann bergegas untuk membuka pintu dan terlihat seorang cowok yang tengah berdiri di depan pintu. "Rey, Silahkan masuk." Rann mempersilahkan Rey memasuki rumahnya. Rey hanya tersenyum dan melangkah memasuki rumah. Tiba-tiba dia mengulurkan sebuah paper bag pada Rann dan memberikan isyarat agar Rann memakainya. Gadis itu menerima dan bersedia memakainya walaupun dia tidak mengerti apa maksud Rey karena Rey yang tanpa sepatah kata pun. Tak lama setelah itu, Rann keluar dari kamar dengan jaket Hitam yang bermodel sama dengan yang Rey kenakan, dipadukan dengan jeans hitam panjang. Rey
Read more

Bab 5 pulang

 Kau menyukai keindahannya, tapi keindahannya itu jahat, bisa saja menyakitimu Rey R Lesmana________________ "Rann, hari ini ekskul?" tanya Viona saat berjalan dikoridor. "Ya nih, ikut yuk Vi," ajak Rann. "Sorry deh Rann, gue gak minat nih," tolak Alika. "Ya udah deh kalau gitu gue tinggal dulu," ucap Rann. Rann pergi meninggalkan Viona yang masih berdiri dikoridor. Rann berjalan menuju ruang musik. Seperti biasa, Rey sudah berada disana menunggu Rann. "2 menit, Nona terlambat 2 menit 10 detik" ucap Rey saat melihat Rann berdiri di depannya. "Loh, detiknya juga dihitung? Rajinnya." Rann justru meledek Rey. Keduanya melakukan hal seperti biasanya. Rann terlalu asyik memperhatikan jari jemari Rey memetik senar gitar. Tiba-tiba Rey berhenti dan mengejutkan Rann dengan sebuah agen
Read more

Bab 6 Hujan ku

 Kau menyukai keindahannya, tapi keindahannya itu jahat, dia bisa melukaimu. Reyhan R Lesmana.                         ___________________  Mereka pergi tanpa tau tujuan. Rann memegang erat pinggang Rey yang mengendarai motornya. Ketegangan tergambar jelas di wajah Rann. Untuk pertama kalinya Rann mengalami kejadian seperti ini, Rey bingung akan kemanakah mereka pergi. "Rey, mampir dulu yuk kerumah Allah, waktu Dzuhur sudah hampir habis nih," ucap Rann saat melihat bangunan indah bernuansa islami di tepi jalan. Mendengar hal itu membuat Rey terkejut. Rey tak menyangka dengan ucapan Rann. Rey sadar, sudah berapa lama dia melalaikan sang pencipta. Rey merasa seakan akan dirinya telah terjatuh kedalam jurang yang sangat dalam dan di pertemukan dengan cahaya yang menunjukkan kejalan yan
Read more

Bab 7 Rey

    Pagi ini dimulai dengan pelajaran olahraga. Semua siswa berkumpul di lapangan. Dibawah terik matahari pagi yang cukup baik untuk kesehatan.   "Ayo barisnya yang rapi, kalian sudah SMA masa urusan baris berbaris saja kalah sama anak SD," Ujar pak Budi guru olahraga, saat melihat barisan kami yang belum rapi dan masih ada anak cewek yang asyik mengobrol sendiri.   Pelajaran dimulai dengan pemanasan di lanjut dengan berlari mengelilingi lapangan sebanyak 10 kali. Dan itupun harus dengan benar-benar berlari. Bagi yang berjalan santai atau memotong jalur untuk memperpendek jarak maka akan ditambah 5 putaran lagi.   Pak Budi termasuk salah satu predator di SMA ini. Ooops ... Hehehe ...   ya, badannya kekar, dadanya bidang, dan tubuhnya bugar, suaranya lantang, dan setiap tindakannya selalu tegas, tak jarang para perusuh sekolah jadi sasaran ketegasan pak Budi. Tapi, beliau ora
Read more

Bab 8 Papa pulang

 "Assalamualaikum ... Mah, Issabell pulang," salam Rann saat membuka pintu rumah. Ya, Issabell. Di rumah Rann terbiasa dengan panggilan Issabell dan orang lain yang memanggilnya Bella adalah Rey. "Waalaikum salam, sayang. Tumben pulang cepet?" tanya Nia, mama Rann. "Biasa Mah, hari Sabtu, waktunya akhir pekan. Jadi ada saja alasannya buat jam kosong, daripada kosong lebih baik di isi yang lain." "Terus, kok bisa Issabell pulang jam segini? Oh, mama tau, ini karena papa yah?" ledek Nia. Mamanya tau aja kalau Rann pulang cepat karena Sang Papa sudah janji akan mengajaknya pergi hari ini. Rann berlari ke kamarnya, meninggalkan mamanya diruang Tv yang sedang duduk santai. Dan beberapa menit kemudian Rann turun dengan pakaian yang sudah rapi dengan jeans hitam yang dipadukan dengan hoddy berwarna pink yang membuatnya terlihat mani
Read more

Bab 9 kau di mataku

 Bel istirahat berbunyi, semua anak bersorak. Ada yang langsung berlari ke kantin, ada yang ini, ada yang itu, dan sebagainya. Begitu juga dengan Tiara. "Rann, kantin yuk," ajak Tiara yang sudah berdiri dari bangkunya. "Gak ah, gue mau keperpus," jawab Rann. Mengingat uangnya telah terpakai untuk membeli sarapan Melly pagi tadi. Dan sisanya akan dia tabung. Rann berjalan menyusuri koridor menuju perpustakaan. Rey yang melihatnya mengikuti dari belakang. Dia penasaran apa lagi yang akan dilakukan gadis itu. Langkahnya terhenti saat Rann memasuki ruangan. Perpustakaan, itulah kata yang tertera di sana. Dari kejauhan Rey melihat Rann asyik memilih buku-buku kemudian duduk dan membacanya bersama dengan Alika yang juga ada di sana. Tidak heran jika Alika yang berada di sana, karena Alika sendiri adalah anak yang cerdas dan rajin, boleh di bilang "si jeniusnya anak Somplak". Alika sering melua
Read more

Bab 10 Tanpa alasan

Sore itu, Rey mengajak Rann ke sebuah toko buku yang tempatnya tidak jauh dari sekolah. Kebetulan toko tersebut baru saja melaunchingkan beberapa buku terbaru. "Rey, tumben sih ngajak kesini? Ada apa?" "Hmmm, gak cuma sekedar pengin aja, kebetulan disini ada pelaunchingan beberapa buku terbaru." "Benarkah?" tanya Rann penuh rasa senang dan Rey membalasnya dengan senyuman kecil. Mereka berjalan memasuki toko, ada banyak buku yang berjejer tertata rapi. Keduanya sibuk memilih buku, baik buku yang berkaitan dengan pelajaran atau yang lainnya. "Rey, gue ambil yang ini aja deh." "Cuma itu? saya tau kamu anak cerdas, tapi gak buku pelajaran juga yang kamu ambil, kan bisa pinjam di perpustakaan sekolah." Rann hanya membalasnya dengan senyuman kecil dan berlalu meninggalkan Rey. Tak berselang lama keduanya kembali bertemu di meja kasir setelah be
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status