Home / Romansa / SamRann / Bab 3 Rasa

Share

Bab 3 Rasa

Author: Empit
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Gak tau kenapa dia bisa terbesit begitu saja tanpa adanya undangan.

Mutiara Khasan.

__________

Kegiatan MOS telah berlalu, Beberapa Minggu terakhir pelajaran sudah dimulai.

"Al, menurut lo gimana kalau gue ikut ekskul musik?" tanya Tiara pada Alika yang tengah asyik mengobrol dikantin.

"Bagus tuh, katanya Rann juga pengin ikutan," sahut Alika seraya menyeruput jusnya.

"Yang benerr? kalo gitu sih gue jadi ada temennya dong, lo sendiri Al, gimana..?"

"Gue gak tertarik." Alika memang si kutu buku.

"Iya dehhh lo kan lebih tertarik keperpus daripada keruang musik," ledek Tiara.

Alika dan Tiara sibuk membahas rencana keduanya setelah melepaskan diri dari kegiatan MOS beberapa Minggu lalu. keduanya asyik mengobrol dikantin sembari menyantap satu mangkok bakso dan es teh manis saat jam istirahat.

"Ok deh Al, siang ini juga gue bakal daftarin diri," ujar Tiara.

"Bagus tuh lebih cepat lebih baik," timpal Alika.

Bel berdering, seluruh siswa keluar dari kelas masing-masing begitu juga dengan Tiara. Dia bergegas menuju ruang musik.

"Tiara ...."

Terdengar suara seseorang memanggilnya. Tiarapun menolehkan badannya mencari yg memanggilnya diantara puluhan siswa yang sedang berlalu lalang di koridor.

"Rann, ada apa?" tanya Tiara setelah mendapati Rann di depannya.

"Tia lo mau kemana? Kok buru-buru banget?" tanya Rann dengan nafas terengah-engah karena berlari mengejar Tiara yang lebih dulu meninggalkan kelas sesaat setelah bel berbunyi.

"Gue mau keruang ekskul, lo mau ikut?" ujar Tiara mensejajarkan diri dengan Rann.

"Boleh, yuk gue juga pengen belajar gitar nihh," Rann begitu antusias menjawab seraya menarik tangan sahabatnya itu.

Keduanya sampai diruang ekskul dan terlihat Khan sedang berada di sana. Mereka tidak tau kalau Khan juga ikut aktif dalam ekskul musik.

"Khan, lo disini?" Rann bingung dengan adanya Khan di sana.

"Rann, iya nih gue ekskul juga disini," jawab Khan seadanya.

Rann dan khan asyik mengobrol membuat Tiara seakan tersisihkan. Tiara pergi meninggalkan Khan dan Rannia begitu saja. Melihatnya membuat keduanya saling bertukar pandang, ada apakah dengan Tiara.

Khan, Rann dan Tiara adalah teman satu kelas, karenanya mudah bagi mereka untuk mengakrabkan diri satu sama lain. Walaupun pada awalnya sikap Tiara pada Khan terlalu dingin,  namun tak butuh waktu lama, Khan bisa mencairkan suasana diantara keduanya.

Rann yang berminat pada alat musik gitar tak menyangka kalau yang akan mengajarinya adalah Rey. Orang yang pernah membuat kedua pipinya memerah merona karena malu beberapa Minggu yang lalu.

Rann begitu terkejut mengetahuinya dan seketika dia ingin mengundurkan diri, namun hasratnya untuk belajar musik dan jiwa keseniannya mencegahnya hingga dia memilih untuk mencoba bertahan.

*****

Hari-haripun berlalu, kedekatan Khan dan Tiara semakin terlihat. Tak jarang keduanya terlihat sedang duduk santai berduaan diruang ekskul. 

Suatu perasaan telah terbesit dihati keduanya. Rasa dimana keduanya merasakan kenyamanan jika sedang bersama dan kehilangan jika sedang jauh.

Begitu juga dengan Rann dan Rey, keduanya mulai saling memahami satu sama lain. Rann mulai merasa nyaman dengan sikap Rey.

Terkadang Rey menyanyikan lagu romantis untuk Rann. Sampai suatu ketika Rey pernah memprotes pada Rann. well, bukan protes tapi lebih kearah meminta agar Rey boleh memanggil Rann dengan panggilan Bella, nama belakang Rann. 

ya, Rannia Krishna Isabella. Cuma pengin beda aja sih katanya ...

"Bell, sore ini kamu ada acara?" tanya Rey.

"Kayaknya gak ada, kenapa?" tanya Rann balik.

"Kamu ikut saya ya." Rey menatap Rann, berharap Rann bersedia.

Logat Rey bukan Lo gue tapi saya kamu.

"Kemana?" tanya Rann tak mengerti.

"Saya ada acara kumpul bareng temen, tapi saya malas kalau datang sendirian, kamu ikut ya." Rey masih menatap manik indah itu.

"Ok, kalau lo jemput gue ikut," jawab Rann dengan senyum simpulnya.

Rey memang menggunakan saya kamu tapi Rann tetap dengan logat lo gue nya.

Percakapan diruang ekskul itu mengakhiri pertemuan mereka disiang ini. Rann pergi meninggalkan Rey yang masih berdiri terpaku disana. Rann pergi menemui Tiara yang masih duduk bersama Khan.

"Tiara pulang yuk, dah siang nih," ajak Rann pada Tiara yang masih saja duduk.

"Siappp bos," jawab Tiara dengan nada meledek dengan tangan diangkat memberi hormat.

"Khan pulang duluan yahh." Rann melambaikan tangan sambil berlalu.

"Hati-hati dijalan." Khan melepaskan Tiara pulang dengan Rann walaupun hatinya masih ingin menghabiskan waktu bersama.

Dalam lamunannya terdengar suara.

"Khan ... makasih atas waktunya." yg mengagetkannya. 

khan Sadar kalau suatu rasa telah singgah di hatinya dan tak dapat ia pungkiri kalau dia merasa nyaman dengan kehadiran Tiara.

Disepanjang jalan, Tiara tersenyum-senyum sendiri. Melihatnya membuat Rann penasaran dan Rann tak bisa menahan diri untuk tidak menanyakan apakah yang terjadi pada sahabat karibnya itu. Tiara yang merasa malu terus saja mengelak, namun akhirnya Tiara menyerah juga dan menceritakan tentang semua perasaan yang dimilikinya untuk Khan.

"Napa lo senyum-senyum sendiri?" Rann penasaran dengan tingkah temannya itu.

"Gak ada," jawab Tiara mengelak.

"Mau lo sembunyiin dimana lagi tuh kebenaran?" Rann tidak yakin dengan jawaban Tiara.

"Apaan sih Rann, jangan gitu deh," protes Tiara.

"Elehhh masih ngelak aja lo," decak Rann.

"Serius Rann," elak Tiara yang gemas karena Rann masih saja tak percaya dengannya.

"Udah ada gambaran tuh di muka lo," ucap Rann asal.

"Gambaran?? Serius lo??" Tiara refleks menyentuh kedua pipinya.

"Ck, gak percaya lo? Liat aja tuh di wajah lo penuh dengan bunga-bunga bermekaran setiap lo lagi mikirin Khan," ujar Rann datar.

Tiara yang asalnya serius kini hanya berdecak kesal karena berhasil di kerjai satu temannya itu.

"Ck, bisa-bisanya lo ngomong kayak gitu Rann," decak Tiara yang kesal dengan ke usilan Rann.

Sementara Rann hanya memasang wajah datar.

Seperti biasanya, Rann dan Tiara akan pulang naik bus, baik Rann maupun Tiara memang tergolong dari keluarga berada, tapi keduanya Tetap memilih transportasi umum dengan alasan malas mengemudi sendiri.

Kan bisa pakai supir atuh neng, hehe.

Selain itu juga karena dengan transportasi umum terkadang bisa mendapatkan banyak teman mengobrol walaupun awalnya tidak saling kenal. Jangan salah, bahkan banyak loh yang awalnya cuma teman ngobrol di angkot bisa jadi teman kencan romantis. Eaaa. 

Rumah Rann dan Tiara satu arah walaupun berbeda kompleks perumahannya. Dan itu juga yang mempermudah keduanya untuk pulang pergi sekolah bersama.

Sejak dari SMP keduanya sudah sama-sama bergabung di kumpulan anak Somplak. Kumpulan anak-anak dengan berbagai karakter itu mampu membuat anggotanya nyaman.

Tepat di halte depan komplek Tiara turun menyisakan Rann yang masih harus menuju halte berikutnya. 

                               *****

Related chapters

  • SamRann   Bab 4 Terkuak

    Seetidaknya dalam hidup ini harus ada sedikit hal kecil yang tak perlu orang banyak tau.Rey R Lesmana_________________"ting-tong .... "Suara bel rumah Rann berbunyi. Di sore itu, Rann tengah bersiap untuk menemani Rey pergi. Rann bergegas untuk membuka pintu dan terlihat seorang cowok yang tengah berdiri di depan pintu."Rey, Silahkan masuk." Rann mempersilahkan Rey memasuki rumahnya.Rey hanya tersenyum dan melangkah memasuki rumah. Tiba-tiba dia mengulurkan sebuah paper bag pada Rann dan memberikan isyarat agar Rann memakainya.Gadis itu menerima dan bersedia memakainya walaupun dia tidak mengerti apa maksud Rey karena Rey yang tanpa sepatah kata pun.Tak lama setelah itu, Rann keluar dari kamar dengan jaket Hitam yang bermodel sama dengan yang Rey kenakan, dipadukan dengan jeans hitam panjang. Rey

  • SamRann   Bab 5 pulang

    Kau menyukai keindahannya, tapi keindahannya itu jahat, bisa saja menyakitimuRey R Lesmana________________"Rann, hari ini ekskul?" tanya Viona saat berjalan dikoridor."Ya nih, ikut yuk Vi," ajak Rann."Sorry deh Rann, gue gak minat nih," tolak Alika."Ya udah deh kalau gitu gue tinggal dulu," ucap Rann.Rann pergi meninggalkan Viona yang masih berdiri dikoridor. Rann berjalan menuju ruang musik. Seperti biasa, Rey sudah berada disana menunggu Rann."2 menit, Nona terlambat 2 menit 10 detik" ucap Rey saat melihat Rann berdiri di depannya."Loh, detiknya juga dihitung? Rajinnya." Rann justru meledek Rey.Keduanya melakukan hal seperti biasanya. Rann terlalu asyik memperhatikan jari jemari Rey memetik senar gitar. Tiba-tiba Rey berhenti dan mengejutkan Rann dengan sebuah agen

  • SamRann   Bab 6 Hujan ku

    Kau menyukai keindahannya, tapi keindahannya itu jahat, dia bisa melukaimu.Reyhan R Lesmana. ___________________Mereka pergi tanpa tau tujuan. Rann memegang erat pinggang Rey yang mengendarai motornya. Ketegangan tergambar jelas di wajah Rann.Untuk pertama kalinya Rann mengalami kejadian seperti ini, Rey bingung akan kemanakah mereka pergi."Rey, mampir dulu yuk kerumah Allah, waktu Dzuhur sudah hampir habis nih," ucap Rann saat melihat bangunan indah bernuansa islami di tepi jalan.Mendengar hal itu membuat Rey terkejut. Rey tak menyangka dengan ucapan Rann. Rey sadar, sudah berapa lama dia melalaikan sang pencipta. Rey merasa seakan akan dirinya telah terjatuh kedalam jurang yang sangat dalam dan di pertemukan dengan cahaya yang menunjukkan kejalan yan

  • SamRann   Bab 7 Rey

    Pagi ini dimulai dengan pelajaran olahraga. Semua siswa berkumpul di lapangan. Dibawah terik matahari pagi yang cukup baik untuk kesehatan. "Ayo barisnya yang rapi, kalian sudah SMA masa urusan baris berbaris saja kalah sama anak SD," Ujar pak Budi guru olahraga, saat melihat barisan kami yang belum rapi dan masih ada anak cewek yang asyik mengobrol sendiri. Pelajaran dimulai dengan pemanasan di lanjut dengan berlari mengelilingi lapangan sebanyak 10 kali. Dan itupun harus dengan benar-benar berlari. Bagi yang berjalan santai atau memotong jalur untuk memperpendek jarak maka akan ditambah 5 putaran lagi. Pak Budi termasuk salah satu predator di SMA ini. Ooops ... Hehehe ... ya, badannya kekar, dadanya bidang, dan tubuhnya bugar, suaranya lantang, dan setiap tindakannya selalu tegas, tak jarang para perusuh sekolah jadi sasaran ketegasan pak Budi. Tapi, beliau ora

  • SamRann   Bab 8 Papa pulang

    "Assalamualaikum ... Mah, Issabell pulang," salam Rann saat membuka pintu rumah.Ya, Issabell.Di rumah Rann terbiasa dengan panggilan Issabell dan orang lain yang memanggilnya Bella adalah Rey."Waalaikum salam, sayang. Tumben pulang cepet?" tanya Nia, mama Rann."Biasa Mah, hari Sabtu, waktunya akhir pekan. Jadi ada saja alasannya buat jam kosong, daripada kosong lebih baik di isi yang lain.""Terus, kok bisa Issabell pulang jam segini? Oh, mama tau, ini karena papa yah?" ledek Nia.Mamanya tau aja kalau Rann pulang cepat karena Sang Papa sudah janji akan mengajaknya pergi hari ini.Rann berlari ke kamarnya, meninggalkan mamanya diruang Tv yang sedang duduk santai. Dan beberapa menit kemudian Rann turun dengan pakaian yang sudah rapi dengan jeans hitam yang dipadukan dengan hoddy berwarna pink yang membuatnya terlihat mani

  • SamRann   Bab 9 kau di mataku

    Bel istirahat berbunyi, semua anak bersorak. Ada yang langsung berlari ke kantin, ada yang ini, ada yang itu, dan sebagainya. Begitu juga dengan Tiara."Rann, kantin yuk," ajak Tiara yang sudah berdiri dari bangkunya."Gak ah, gue mau keperpus," jawab Rann. Mengingat uangnya telah terpakai untuk membeli sarapan Melly pagi tadi. Dan sisanya akan dia tabung.Rann berjalan menyusuri koridor menuju perpustakaan. Rey yang melihatnya mengikuti dari belakang. Dia penasaran apa lagi yang akan dilakukan gadis itu. Langkahnya terhenti saat Rann memasuki ruangan. Perpustakaan, itulah kata yang tertera di sana.Dari kejauhan Rey melihat Rann asyik memilih buku-buku kemudian duduk dan membacanya bersama dengan Alika yang juga ada di sana. Tidak heran jika Alika yang berada di sana, karena Alika sendiri adalah anak yang cerdas dan rajin, boleh di bilang "si jeniusnya anak Somplak". Alika sering melua

  • SamRann   Bab 10 Tanpa alasan

    Sore itu, Rey mengajak Rann ke sebuah toko buku yang tempatnya tidak jauh dari sekolah. Kebetulan toko tersebut baru saja melaunchingkan beberapa buku terbaru."Rey, tumben sih ngajak kesini? Ada apa?""Hmmm, gak cuma sekedar pengin aja, kebetulan disini ada pelaunchingan beberapa buku terbaru.""Benarkah?" tanya Rann penuh rasa senang dan Rey membalasnya dengan senyuman kecil.Mereka berjalan memasuki toko, ada banyak buku yang berjejer tertata rapi. Keduanya sibuk memilih buku, baik buku yang berkaitan dengan pelajaran atau yang lainnya."Rey, gue ambil yang ini aja deh.""Cuma itu? saya tau kamu anak cerdas, tapi gak buku pelajaran juga yang kamu ambil, kan bisa pinjam di perpustakaan sekolah."Rann hanya membalasnya dengan senyuman kecil dan berlalu meninggalkan Rey. Tak berselang lama keduanya kembali bertemu di meja kasir setelah be

  • SamRann   Bab 11 Kenyataan

    Dan semua tentang Rey itu hanya sekedar kenangan dimasa lalu yang kini ku ingat kembali....Rannia Krishna._______________Rann melirik arlojinya, kedua matanya melebar saat melihatnya. Waktu istirahat tinggal 5 menit. Dengan cepat dia berdiri menarik tangan Alika dan bergegas kembali ke kelas.Beberapa bulan berlalu, setelah Rey pergi jauh tanpa kabar apapun. Rann berusaha berdiri tegak kembali, melangkah meraih cita-cita yang telah di rajut sejak lama. Bersama 8 sahabat karibnya yang selalu setia menemani.Kali ini Rann bukan hanya aktif di ekskul musik tapi Rann juga telah bergabung di kepengurusan OSIS, dan ya, di kelas XI ini ada sedikit perbedaan. Dimana Rann hanya satu kelas dengan Tiara dan Alika tanpa Viona.Dikelas Xl ini Rann mulai sering unjuk diri. Dia mulai aktif di berbagai kegiatan sekolah. Tak jarang, untuk mengisi waktu luangnya Rann berlatih basket deng

Latest chapter

  • SamRann   Bab 33 surat Devano

    "Assalamualaikum."Terdengar salam dari lantai bawah, dan tak lama setelah itu terdengar percakapan beberapa orang. Rann yang penasaran pun memutuskan untuk keluar dari kamar dan melihat apa yang terjadi."Kak, siapa di bawah?" tanya Rann saat berpapasan dengan David di tangga, rupanya David juga penasaran."Kayaknya, Mama, Papa.""Sayang ...," teriak Nia saat melihat keduanya menuruni tangga."Mama ..,." pekik Rann seraya mengbambur kedalam pelukannya, tak lupa pula mencium takdim punggung tangan kedua orang tuanya."Oleh-olehnya mana??" tanya Rann dengan nada manjanya."Kamu ini," ucap Krishna yang gemas dengan putrinya.Untuk kesekian kalinya Krishna bisa melihat tingkah manja putrinya itu setelah kejadian beberapa waktu lalu.Nia mengeluarkan semua bar

  • SamRann   Bab 32 ikan dan piano

    Uap bakso masih nengepul menandakan betapa panasnya makanan tersebut. Kini Rann dan Samudra tengah duduk di sebuah kedai dengan semangkuk bakso yang membuat perut tambah konser."Gue kira, lo anak kafean atau restoran mahal," ujar Samudra yang masih mengaduk baksonya, menunggu sedikit lebih dingin agar bisa di makan."Enak aja, emang tampang gue anak orang kaya yang kayak gitu apa?" elak Rann tak terima. Rann menatap tajam ke arah Samudra."Ya, kan. Gue cuma mengira," ujar Samudra lagi."Kelihatan, ya?" Rann refleks menegakan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya pada Samudra.Samudra sedikit terkejut dengan kelakuan cewek di depannya. Cewek yang waktu pertama bertemu terlihat begitu dingin, cuek. Tapi kini dengan cepat keduanya akrab.Dalam waktu makan siang ini keduanya saling berbincang tentang banyak hal. Mulai dari p

  • SamRann   Bab 31 virus mungkin?

    "Hai, Baby." Awan yang baru saja datang, langsung menyapa Mey.Kehadiran Awan tak kalah Mengejutkan dari Rann dan Samudra, di tambah lagi dengan seseorang di belakangnya."Eh, sayang ... tumben banget kamu nyamperin aku disini? " ujar Mey seraya meraih tangan Awan agar duduk. Mey merasa ada yang aneh pada pacarnya itu.Bagaimana tidak, karena selama setahun pacaran, Awan sangat sulit untuk di ajak ke kantin.Ada saja ribuan alasan untuk menolak, terutama dengan banyaknya pandang mata yang menatapnya risih.Tapi jangan salah, karena setelah penolakan itu, Awan akan menggantinya dengan kencan romantis."Lo bawa siapa, Wan?" tanya Anna yang merasa tak asing dengan orang di belakang Awan."Sohib," jawab Awan singkat tanpa berniat memperpanjang."Beb, kemarin malam kamu di telpon ngomong apa sih

  • SamRann   Bab 30 Rann minta maaf

    Pagi ini Rann bangun seperti biasanya, kemudian bersiap untuk berangkat ke sekolah. Karena di hari senin dia harus berangkat lebih pagi dari hari biasanya.Rann keluar dari kamarnya, berjalan menuruni tangga menuju ruang makan untuk sarapan. Ada pemandangan berbeda pagi ini. David sudah siap menyantap makanannya dengan pakaian yang sudah rapi."Tumben banget, Kakak udah rapi sepagi ini? Biasanya juga, Issabell yang tarik Kakak dari kamar, kalau hari senin," ucap Rann heran dengan penampilan David."Ya, kan berubah dong, Bell," jawab David tak mau kalah."Ah, paling kebetulan aja, tadi ba'da subuh gak tidur lagi," elak Rann, seraya mendudukkan dirinya."Tau aja, Bell, jangan buka kartu dong." David hanya cengengesan menanggapi tuduhan sepupunya itu.Keduanya menikmati sarapan dengan lahap kemudian bersiap

  • SamRann   Bab 29 Kakak juga merasakannya

    David terbangun dari mimpi indahnya setelah bunyi nyaring alarmnya mengejutkannya. Waktu menunjukan pukul 04.05 WIB. David bergegas mengambil air wudhu kemudian mendirikan sholat tahajud.Malam ini terasa begitu cepat karena dia baru menyelesaikan tugasnya tepat pukul 00.05 WIB.Dibantu dengan Dafa dan Dimas yang menginap di sana, dengan maksud awal untuk menemaninya dan Rann. Karena ini adalah malam kedua mereka bermalam di rumah baru. Apalagi, kini mereka hanya tinggal berdua.David beranjak dari mihrabnya, bergerak menuju kamar Rann. Perlahan, tangannya mulai membuka pintu dan berhasil menampakan seorang gadis cantik dengan balutan kain putih panjang yang menambah keanggunannya.Gadis itu mengembangkan sudut bibirnya saat melihat David di ambang pintu."Kakak kira, belum bangun, Bell," ucap David padanya.David tau, tadi malam R

  • SamRann   Bab 28 TOD 2

    Benar, hidup memang akan selalu beriringan dengan kejujuran dan tantangan. Nayla kharisma. _______________ Viona mulai memutar botol kembali, kini botol itu berhenti tepat di depan Tiara. "Turut or dare?" dengan cepat pula Viona bertanya. "Dare deh," jawab Tiara ragu. "Suapin kak David satu potong martabak." Ucapan Rann sukses mengejutkan semua yang ada. Tak ada yang menyangka kegilaan yang dilakukan Rann. "Gila lo! Mau bunuh gue lo!" Bantah Tiara. "Eits ...bitu dare buat lo," timpal Anna tersenyum smirk. "Ayolah Tiara," lirih Alika dengan senyum simpulnya. "Ok, fine!" Tiara pasrah dan mulai beranjak untuk mendatangi kamar David. Tiara berjalan pelan dan sesekali menengok ke belakang.

  • SamRann   Bab 27 TOD 1

    Usai makan malam, mereka kemudian kembali ke kamarnya Rann, di lantai dua. Mereka kembali melingkar bersiap untuk bermain dengan kegilaan mereka. "Guys, main TOD yuk," ajak Mey, yang lain hanya mengangguk setuju. "Wait!!! tunggu-tunggu!" Anna heboh saat teringat sesuatu. "Nih, kumpul-kumpul gini, gak ada snacknya gitu?" Ucapan Anna sukses membuat yang lain melongo. "Kayaknya bener tuh, Na" timpal Alika saat sadar dengan hal itu. "Iya deh, iya, maunya apa?" Rann yang merasa tersindir akhirnya angkat bicara. Semua saling mengusulkan apa yang diinginkan. Setelah selesai berunding kemudian Rann keluar dari kamar, hendak pergi ke mini market terdekat. Saat tepat di depan kamar David, terbesit dalam fikirannya untuk mengajak David keluar menemaninya. Rann mengetuk pintu kamar Da

  • SamRann   Bab 26 Berkunjung

    Terkadang hidup itu butuh sedikit kejujuran agar lebih terasa, tapi juga butuh tantangan agar lebih menyenangkan.Meysha meylany ___________________Siang ini, sepulang sekolah mereka berkumpul di base camp mereka. Di sebuah butik yang didirikan dengan uang bersama yang mereka tabung dari sisihan uang jajan.Bangunan dua lantai dengan dekorasi cukup unik kreasi tangan sendiri. Ya, siapa lagi kalau bukan Meysha art. Merubah hal biasa jadi luar biasa. Memang tak terlalu luas karena hanya mengandalkan sisihan uang jajan sejak awal pertemuan mereka sewaktu SMP dan terealisasikan bangunan ini sewaktu masuk SMA."Tia, lo kenapa sih?" tanya Viona menepuk pundak sahabatnya.Kini mereka tengah duduk melingkar di ruangan yang tersedia di lantai dua dengan suguhan pemandangan kota karena letak butik yang cukup strategis."

  • SamRann   Bab 25 FaraKhan

    Semua sahabat Rann berkumpul di parkiran sekolah, tepat di samping mobil Mey, tengah menunggu kejelasan dari sahabat karib mereka.Mata mereka manyapu bersih semua pemandangan yang ada, namun tak ada tanda-tanda kedatangan Rann.Pandangan mereka tertuju pada satu mobil mewah yang baru saja terparkir di sana, mobil itu begitu asing bagi mereka.Sudah cukup lama mobil itu berhenti, tapi tak kunjung menunjukkan siapa yang ada di dalamnya."Woi, ada anak baru yah?" tanya Anna pada sahabatnya namun hanya mendapat angkatan bahu secara serempak."Eh, eh, liat tuh. Kayaknya ada yang mau keluar dari mobil mewah itu," ucap Safna seraya menunjuk kearah mobil tersebut dengan pintunya yang perlahan mulai terbuka.Pintu terbuka lebar, terlihat seorang gadis keluar darinya. Gadis cantik yang sukses membuat mereka melongo tak percaya.

DMCA.com Protection Status