Home / Romansa / SamRann / Bab 7 Rey

Share

Bab 7 Rey

Author: Empit
last update Last Updated: 2021-09-12 11:47:02

Pagi ini dimulai dengan pelajaran olahraga. Semua siswa berkumpul di lapangan. Dibawah terik matahari pagi yang cukup baik untuk kesehatan.

"Ayo barisnya yang rapi, kalian sudah SMA masa urusan baris berbaris saja kalah sama anak SD," Ujar pak Budi guru olahraga, saat melihat barisan kami yang belum rapi dan masih ada anak cewek yang asyik mengobrol sendiri.

Pelajaran dimulai dengan pemanasan di lanjut dengan berlari mengelilingi lapangan sebanyak 10 kali. Dan itupun harus dengan benar-benar berlari. Bagi yang berjalan santai atau memotong jalur untuk memperpendek jarak maka akan ditambah 5 putaran lagi.

Pak Budi termasuk salah satu predator di SMA ini. Ooops ... Hehehe ...

ya, badannya kekar, dadanya bidang, dan tubuhnya bugar, suaranya lantang, dan setiap tindakannya selalu tegas, tak jarang para perusuh sekolah jadi sasaran ketegasan pak Budi. Tapi, beliau orang yang paling depan dalam berpartisipasi dalam setiap kegiatan sekolah, terutama dalam prestasi.

Pelajaran selesai, anak-anak beristirahat sebelum nantinya kembali berganti seragam putih abu-abu. Rann duduk di tepi lapangan melepas lelah setelah berolahraga, ditemani Alika. Sementara Tiara pergi ke kantin membeli minuman.

"Capek ya? Ini minum." Tiba-tiba seseorang memberikan sebotol air mineral dingin pada Rann.

"Rey ...." Rann yang terkejut langsung menoleh disusul Alika yang juga terkejut dengan kehadiran Rey.

"Kak Rey, Kok ada disini?" Alika heran dengan keberadaan seniornya itu.

"Iya kok Lo ada disini, bukannya ini masih jam Pelajaran ?" Rannpun sama halnya dengan Alika.

"tadinya saya mau ke kelas, terus lihat kamu kayaknya capek banget, jadi saya mampir ke kantin dulu, lalu kemari," jelas Rey.

"Alika, maaf saya cuma bawa satu botol minum," ucap Rey saat menyadari kalau selain Rann masih ada temannya yang lain juga ada disana.

"Gak papa kok kak, lagian Tiara juga lagi beli minum," jelas Alika yang tak mau membuat Rey merasa tidak enak.

Rey tersenyum kemudian berdiri dan berjalan meninggalkan dua gadis itu yang masih duduk kelelahan di tepi lapangan. Rey melambaikan tangan dan berlalu.

"Rann, kayaknya suka tu si kakel sama lo," ledek Alika yang melihat sahabatnya itu masih memandangi punggung Rey hingga tak terlihat lagi.

"Sorry guys, gue telat," ucap Tiara dengan nafas tersengal.

"Gak juga, nih kita udah minum duluan," ucap Rann seraya menunjukkan botol air mineral pemberian Rey.

"Wahhh curang nih, gue capek-capek dari kantin berlari kesini, sampai-sampai gue sendiri belum minum, tapi lo berdua disini udah maen minum aja." Tiara mendengus kesal karena merasa dikerjai sahabatnya.

"Tapi, btw ini dari siapa?" Tiara mengambil botol air itu tangan Rann.

"Dari Rey," ucap Alika sekenanya.

"Rey ...?" Tiara terbelalak dan menyebutkan minumnya. Beruntung, Tiara tak menyembur wajah tanpa dosa kedua sahabatnya.

"Udahlah, lebih baik kita ganti baju, nanti ngobrolnya dilanjutkan dikantin saat istirahat." Rann berdiri lalu melangkah meninggalkan lapangan. Diikuti 2 sahabatnya yang berlari di belakangnya.

***** 

"Pak Budi, tegas boleh. Tapi jangan terlalu tegas dong ... Ish!" Tiara mendengus kesal.

Tiara masih memijat kakinya yang terasa pegal karena lari mengelilingi lapangan. Apalagi Tiara mendapat tambahan 5 putaran karena dia berjalan terlalu santai dan bukan berlari kencang.

"Kenapa lo Tia? Kayak emak-emak aja pijat kaki," ledek Mey saat tiba di kantin. 

"Iya, lo gak menempatkan, inikan tempat umum," sambung Anna yang melihat Tiara sedang duduk memanjangkan kaki diatas 3 kursi yang di jejer.

Tiara langsung menurunkan kakinya dari kursi saat geng perusuh datang dan menertawakannya. Sungguh malu Tiara yang terlihat seperti emak-emak kecapean. 

Geng perusuh itu bukan hanya dari kelas X atau XI saja tapi juga anak kelas XII yang sudah tinggal menunggu kelulusan saja masih terdaftar disana. Tempat mereka ada dipojok kantin dan biasanya duduk melingkar menyatukan beberapa meja. Kerja mereka selain jadi biang rusuh di kelas masing-masing, meminta uang jajan para si cupu sekolah juga jadi buronan para guru.

Hampir semua guru se-SMA ini pernah berhadapan dengan mereka semua.

Terutama Elang dan Ivan sang penerus.

Pembicaraan dikantin berakhir saat bel berbunyi. Dan dengan cepat semua anak yang ada di kantin bergegas ke kelas. Begitu juga dengan Rann dan kawan-kawannya yang berlari pergi dari kantin.

"Saf, cepetan!!" ucap Viona saat beranjak dari kursinya dan melihat sahabatnya masih menyeruput jusnya. Dan secepat kilat pula Safna berlari mengejar yang lainnya.

"Huh, hampir saja telat, mana gurunya monster lagi." Tiara mendengus.

Sesaat setelah memasuki kelas. Dengan nafas yang masih tak terkendali mereka duduk dengan rapi, seakan-akan kumpulan anak rajin yang selalu on time. Maklumlah, pelajaran matematika gurunya always on time.

Pelajaran berakhir, semua anak bersorak sesaat setelah guru keluar kelas. Kelas yang tadinya hening hanya terdengar suara guru menerangkan yang membuat mata berat untuk terbuka dan ingin rasanya terpejam, kini jadi gaduh seperti kapal pecah. Ditambah lagi dengan jam pelajaran yang kosong.

"Rajin banget sih lo, baca buku apa sih?" tanya Khan saat menghampiri Rann yang terlihat begitu serius dengan bukunya.

"Gak. Bukan buku apa-apa kok Khan." Rann menutup bukunya dan meletakkannya kembali ke tas.

Dia tidak ingin Khan tau kebiasaannya membaca buku-buku sejarah. Karena baginya itu hanya sekedar hobi. Ya, sekedar hobi belaka yang tak perlu diketahui orang banyak.

"Oh ya Khan,ada apa??" Rann berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Gak, gue cuma mau ajak lo sama Tiara ke ruang musik, mumpung ada jamkos jadi kita bisa latihan lebih cepat dan pulangnya juga lebih cepat."

"Ok, tapi, Rey-nya gimana ...?"

"Tenang saja, kan bisa sama yang lain."

Rann mengangguk dan bergegas bersama ke ruang musik, bergabung dengan yang lainnya di sana.

Ketiganya sudah cukup lama berada di ruang musik dan memainkan beberapa tangga nada. Ruangan sudah mulai ramai karena mulai banyak anak yang berdatangan. Ditengah keasyikan mereka, tiba-tiba Rey datang dan memecahkan candaan mereka.

"Rey," ucap Rann saat melihat Rey mendekat.

"Bell, kalian? oh ya Bell, sorry ya hari ini saya ada rapat OSIS, jadi gak bisa kemari untuk berlatih. Saya kesini cuma untuk memberi tau itu takutnya nanti kamu nyariin," jelas Rey dan Rann hanya mengangguk dan tersenyum.

Sesaat kemudian Rey pergi meninggalkan ruang musik dan pergi ke ruang OSIS. Sedangkan dari kelas Rann, ada Alika dan Verdi yang bergabung dengan organisasi OSIS.

"Guys, gue pulang duluan ya," ucap Rann sembari beranjak dari kursinya dan mengambil tasnya.

Rann teringat kalau hari ini Ayahnya baru saja pulang dari luar kota. Setelah satu Minggu bertugas. Katanya sih urusan bisnis.

"Tapi Rann, gue-" Belum selesai Tiara berucap, Rann lebih dulu memotong ucapannya.

"Udah, tenang aja Tia, gue bisa pulang sendiri kok. Lagian tadi gue udah pesen taxi, udah lanjutin aja," jelas Rann.

"Tapi, hati-hati jangan berduaan nanti yang ketiga setan," ucap Rann saat berlari meninggalkan ruangan.

****

Related chapters

  • SamRann   Bab 8 Papa pulang

    "Assalamualaikum ... Mah, Issabell pulang," salam Rann saat membuka pintu rumah.Ya, Issabell.Di rumah Rann terbiasa dengan panggilan Issabell dan orang lain yang memanggilnya Bella adalah Rey."Waalaikum salam, sayang. Tumben pulang cepet?" tanya Nia, mama Rann."Biasa Mah, hari Sabtu, waktunya akhir pekan. Jadi ada saja alasannya buat jam kosong, daripada kosong lebih baik di isi yang lain.""Terus, kok bisa Issabell pulang jam segini? Oh, mama tau, ini karena papa yah?" ledek Nia.Mamanya tau aja kalau Rann pulang cepat karena Sang Papa sudah janji akan mengajaknya pergi hari ini.Rann berlari ke kamarnya, meninggalkan mamanya diruang Tv yang sedang duduk santai. Dan beberapa menit kemudian Rann turun dengan pakaian yang sudah rapi dengan jeans hitam yang dipadukan dengan hoddy berwarna pink yang membuatnya terlihat mani

    Last Updated : 2021-09-13
  • SamRann   Bab 9 kau di mataku

    Bel istirahat berbunyi, semua anak bersorak. Ada yang langsung berlari ke kantin, ada yang ini, ada yang itu, dan sebagainya. Begitu juga dengan Tiara."Rann, kantin yuk," ajak Tiara yang sudah berdiri dari bangkunya."Gak ah, gue mau keperpus," jawab Rann. Mengingat uangnya telah terpakai untuk membeli sarapan Melly pagi tadi. Dan sisanya akan dia tabung.Rann berjalan menyusuri koridor menuju perpustakaan. Rey yang melihatnya mengikuti dari belakang. Dia penasaran apa lagi yang akan dilakukan gadis itu. Langkahnya terhenti saat Rann memasuki ruangan. Perpustakaan, itulah kata yang tertera di sana.Dari kejauhan Rey melihat Rann asyik memilih buku-buku kemudian duduk dan membacanya bersama dengan Alika yang juga ada di sana. Tidak heran jika Alika yang berada di sana, karena Alika sendiri adalah anak yang cerdas dan rajin, boleh di bilang "si jeniusnya anak Somplak". Alika sering melua

    Last Updated : 2021-09-14
  • SamRann   Bab 10 Tanpa alasan

    Sore itu, Rey mengajak Rann ke sebuah toko buku yang tempatnya tidak jauh dari sekolah. Kebetulan toko tersebut baru saja melaunchingkan beberapa buku terbaru."Rey, tumben sih ngajak kesini? Ada apa?""Hmmm, gak cuma sekedar pengin aja, kebetulan disini ada pelaunchingan beberapa buku terbaru.""Benarkah?" tanya Rann penuh rasa senang dan Rey membalasnya dengan senyuman kecil.Mereka berjalan memasuki toko, ada banyak buku yang berjejer tertata rapi. Keduanya sibuk memilih buku, baik buku yang berkaitan dengan pelajaran atau yang lainnya."Rey, gue ambil yang ini aja deh.""Cuma itu? saya tau kamu anak cerdas, tapi gak buku pelajaran juga yang kamu ambil, kan bisa pinjam di perpustakaan sekolah."Rann hanya membalasnya dengan senyuman kecil dan berlalu meninggalkan Rey. Tak berselang lama keduanya kembali bertemu di meja kasir setelah be

    Last Updated : 2021-09-16
  • SamRann   Bab 11 Kenyataan

    Dan semua tentang Rey itu hanya sekedar kenangan dimasa lalu yang kini ku ingat kembali....Rannia Krishna._______________Rann melirik arlojinya, kedua matanya melebar saat melihatnya. Waktu istirahat tinggal 5 menit. Dengan cepat dia berdiri menarik tangan Alika dan bergegas kembali ke kelas.Beberapa bulan berlalu, setelah Rey pergi jauh tanpa kabar apapun. Rann berusaha berdiri tegak kembali, melangkah meraih cita-cita yang telah di rajut sejak lama. Bersama 8 sahabat karibnya yang selalu setia menemani.Kali ini Rann bukan hanya aktif di ekskul musik tapi Rann juga telah bergabung di kepengurusan OSIS, dan ya, di kelas XI ini ada sedikit perbedaan. Dimana Rann hanya satu kelas dengan Tiara dan Alika tanpa Viona.Dikelas Xl ini Rann mulai sering unjuk diri. Dia mulai aktif di berbagai kegiatan sekolah. Tak jarang, untuk mengisi waktu luangnya Rann berlatih basket deng

    Last Updated : 2021-09-17
  • SamRann   Bab 12 Guru baru

    Ada guru baru, muridnya pun baru lama-lama gue juga ganti pacar baru ah ....Rannia Krishna.________________Pagi yang cerah, seperti biasanya Rann berangkat tepat waktu, dan seperti biasanya pula kondisi sekolah masih lumayan sepi. Hanya ada penjaga dan beberapa anak yang piket harian. Rann berjalan melewati koridor. Sampai di kelas hanya ada Alika yang sedang duduk di bangkunya menghadap buku bahasa yang lumayan tebal. Maklumlah, anak rajin yang selalu paralel satu sejak SD."Jend ... jangan terlalu rajin, nanti botak tu pala," ledek Rann saat berjalan memasuki kelas yang di sambut dengan senyuman manis Alika.Jenderal. Rann biasa memanggil Alika dengan sebutan jenderal sementara Alika balas dengan menyebut Rann Professor.Hari ini jam pelajaran pertama matematika. Rann dan Alika masih fokus pada papan tulis saat bel berbuny

    Last Updated : 2021-09-17
  • SamRann   Bab 13 kabar murid baru

    Pelajaran berakhir dan semua siswa bergegas keluar kelas."Tia, lo mau ke ruang musik?""Iya, emangnya kenapa Rann?" Tiara masih sibuk membereskan buku-bukunya."Bareng yah," ucap Rann yang sudah siap keluar kelas."Oh ya Al, lo seperti biasanya kan pulang bareng Inay?" tanya Rann saat melihat Alika yang masih duduk dengan tenang. Alika memang sering keluar kelas paling terakhir karena tidak mau berdesakan dengan yang lain."Tenang saja, kalau kalian mau pergi, pergi aja duluan, gue nanti aja nunggu agak tenang.""Ok." Rann menarik tangan Tiara keluar kelas. Keduanya berjalan diantara para siswa. Berjalan riang dengan sedikit dendangan kecil, satu bait yang terus diulang-ulang."Rann, Rann. Kalau cinta bilang aja kali." Tiara mendengus mendengar sahabatnya menyanyikan bait itu, bait yang dulu di nyanyikan Rey secara berulang

    Last Updated : 2021-09-19
  • SamRann   Bab 14 perasaan Alika

    "Vi, masih marah ?" tanya Rann saat keduanya berjalan dikoridor pagi itu."Gak. Gue gak marah, emangnya kenapa harus marah?" jawab Viona dengan wajah polosnya, tetapi dia masih saja berjalan tanpa mempedulikan Rann."Ya udah kalo Lo gak marah. Nanti pulang bareng ya, gue mau ngomong penting," ucap Rann dengan nada sedikit tinggi. Bisa di bilang teriak sih karena Viona masih tetap berjalan tanpa merespon ucapan Rann yang masih berdiri mematung memandang punggung Viona yang semakin jauh.Lagi-lagi Rann harus bersiap mendengarkan celotehan teman-temannya karena hari ini ada jam pelajaran si guru terlalu tampan. Dan seperti biasanya, seusai pelajaran akan ada obrolan membosankan tentang sang guru.Rann berusaha fokus pada pelajaran, namun dia tetap saja tidak bisa. Konsenterasinya terpecahkan oleh pesona si tampan yang sedang menerangkan di depan. Apalagi posisi duduknya ada d

    Last Updated : 2021-09-19
  • SamRann   Bab 15 Rumit

    Pelajaran berakhir, bel berbunyi dan seperti biasanya, kelas yang tenang jadi seperti kapal pecah karena kelakuan Ivan cs.Rann mengambil ponselnya berharap ada notifikasi pesan dari Viona. Dan benar saja, ada satu pesan masuk dari Viona dan Rann dengan segera membukanya."Gue tunggu lo di parkiran, jangan kecewain gue Rann."Rann membacanya dengan seksama, takut salah baca jadi fatal nantinya.Rasanya aneh kalau teman akrab jadi canggung hanya gara-gara cowok. ya, setidaknya itulah yang di rasakan Rann saat ini."Al, Tia, gue duluan ya. Ada janji sama Viona," ucap Rann seraya berjalan keluar kelas diantara kerumunan siswa yang hendak pulang.Rann berjalan di koridor, dengan jalan yang setengah berlari karena takut membuat Viona menunggu sampai langkahnya terhenti saat terdengar alunan lagu yang sangat familiar buat Ran

    Last Updated : 2021-09-21

Latest chapter

  • SamRann   Bab 33 surat Devano

    "Assalamualaikum."Terdengar salam dari lantai bawah, dan tak lama setelah itu terdengar percakapan beberapa orang. Rann yang penasaran pun memutuskan untuk keluar dari kamar dan melihat apa yang terjadi."Kak, siapa di bawah?" tanya Rann saat berpapasan dengan David di tangga, rupanya David juga penasaran."Kayaknya, Mama, Papa.""Sayang ...," teriak Nia saat melihat keduanya menuruni tangga."Mama ..,." pekik Rann seraya mengbambur kedalam pelukannya, tak lupa pula mencium takdim punggung tangan kedua orang tuanya."Oleh-olehnya mana??" tanya Rann dengan nada manjanya."Kamu ini," ucap Krishna yang gemas dengan putrinya.Untuk kesekian kalinya Krishna bisa melihat tingkah manja putrinya itu setelah kejadian beberapa waktu lalu.Nia mengeluarkan semua bar

  • SamRann   Bab 32 ikan dan piano

    Uap bakso masih nengepul menandakan betapa panasnya makanan tersebut. Kini Rann dan Samudra tengah duduk di sebuah kedai dengan semangkuk bakso yang membuat perut tambah konser."Gue kira, lo anak kafean atau restoran mahal," ujar Samudra yang masih mengaduk baksonya, menunggu sedikit lebih dingin agar bisa di makan."Enak aja, emang tampang gue anak orang kaya yang kayak gitu apa?" elak Rann tak terima. Rann menatap tajam ke arah Samudra."Ya, kan. Gue cuma mengira," ujar Samudra lagi."Kelihatan, ya?" Rann refleks menegakan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya pada Samudra.Samudra sedikit terkejut dengan kelakuan cewek di depannya. Cewek yang waktu pertama bertemu terlihat begitu dingin, cuek. Tapi kini dengan cepat keduanya akrab.Dalam waktu makan siang ini keduanya saling berbincang tentang banyak hal. Mulai dari p

  • SamRann   Bab 31 virus mungkin?

    "Hai, Baby." Awan yang baru saja datang, langsung menyapa Mey.Kehadiran Awan tak kalah Mengejutkan dari Rann dan Samudra, di tambah lagi dengan seseorang di belakangnya."Eh, sayang ... tumben banget kamu nyamperin aku disini? " ujar Mey seraya meraih tangan Awan agar duduk. Mey merasa ada yang aneh pada pacarnya itu.Bagaimana tidak, karena selama setahun pacaran, Awan sangat sulit untuk di ajak ke kantin.Ada saja ribuan alasan untuk menolak, terutama dengan banyaknya pandang mata yang menatapnya risih.Tapi jangan salah, karena setelah penolakan itu, Awan akan menggantinya dengan kencan romantis."Lo bawa siapa, Wan?" tanya Anna yang merasa tak asing dengan orang di belakang Awan."Sohib," jawab Awan singkat tanpa berniat memperpanjang."Beb, kemarin malam kamu di telpon ngomong apa sih

  • SamRann   Bab 30 Rann minta maaf

    Pagi ini Rann bangun seperti biasanya, kemudian bersiap untuk berangkat ke sekolah. Karena di hari senin dia harus berangkat lebih pagi dari hari biasanya.Rann keluar dari kamarnya, berjalan menuruni tangga menuju ruang makan untuk sarapan. Ada pemandangan berbeda pagi ini. David sudah siap menyantap makanannya dengan pakaian yang sudah rapi."Tumben banget, Kakak udah rapi sepagi ini? Biasanya juga, Issabell yang tarik Kakak dari kamar, kalau hari senin," ucap Rann heran dengan penampilan David."Ya, kan berubah dong, Bell," jawab David tak mau kalah."Ah, paling kebetulan aja, tadi ba'da subuh gak tidur lagi," elak Rann, seraya mendudukkan dirinya."Tau aja, Bell, jangan buka kartu dong." David hanya cengengesan menanggapi tuduhan sepupunya itu.Keduanya menikmati sarapan dengan lahap kemudian bersiap

  • SamRann   Bab 29 Kakak juga merasakannya

    David terbangun dari mimpi indahnya setelah bunyi nyaring alarmnya mengejutkannya. Waktu menunjukan pukul 04.05 WIB. David bergegas mengambil air wudhu kemudian mendirikan sholat tahajud.Malam ini terasa begitu cepat karena dia baru menyelesaikan tugasnya tepat pukul 00.05 WIB.Dibantu dengan Dafa dan Dimas yang menginap di sana, dengan maksud awal untuk menemaninya dan Rann. Karena ini adalah malam kedua mereka bermalam di rumah baru. Apalagi, kini mereka hanya tinggal berdua.David beranjak dari mihrabnya, bergerak menuju kamar Rann. Perlahan, tangannya mulai membuka pintu dan berhasil menampakan seorang gadis cantik dengan balutan kain putih panjang yang menambah keanggunannya.Gadis itu mengembangkan sudut bibirnya saat melihat David di ambang pintu."Kakak kira, belum bangun, Bell," ucap David padanya.David tau, tadi malam R

  • SamRann   Bab 28 TOD 2

    Benar, hidup memang akan selalu beriringan dengan kejujuran dan tantangan. Nayla kharisma. _______________ Viona mulai memutar botol kembali, kini botol itu berhenti tepat di depan Tiara. "Turut or dare?" dengan cepat pula Viona bertanya. "Dare deh," jawab Tiara ragu. "Suapin kak David satu potong martabak." Ucapan Rann sukses mengejutkan semua yang ada. Tak ada yang menyangka kegilaan yang dilakukan Rann. "Gila lo! Mau bunuh gue lo!" Bantah Tiara. "Eits ...bitu dare buat lo," timpal Anna tersenyum smirk. "Ayolah Tiara," lirih Alika dengan senyum simpulnya. "Ok, fine!" Tiara pasrah dan mulai beranjak untuk mendatangi kamar David. Tiara berjalan pelan dan sesekali menengok ke belakang.

  • SamRann   Bab 27 TOD 1

    Usai makan malam, mereka kemudian kembali ke kamarnya Rann, di lantai dua. Mereka kembali melingkar bersiap untuk bermain dengan kegilaan mereka. "Guys, main TOD yuk," ajak Mey, yang lain hanya mengangguk setuju. "Wait!!! tunggu-tunggu!" Anna heboh saat teringat sesuatu. "Nih, kumpul-kumpul gini, gak ada snacknya gitu?" Ucapan Anna sukses membuat yang lain melongo. "Kayaknya bener tuh, Na" timpal Alika saat sadar dengan hal itu. "Iya deh, iya, maunya apa?" Rann yang merasa tersindir akhirnya angkat bicara. Semua saling mengusulkan apa yang diinginkan. Setelah selesai berunding kemudian Rann keluar dari kamar, hendak pergi ke mini market terdekat. Saat tepat di depan kamar David, terbesit dalam fikirannya untuk mengajak David keluar menemaninya. Rann mengetuk pintu kamar Da

  • SamRann   Bab 26 Berkunjung

    Terkadang hidup itu butuh sedikit kejujuran agar lebih terasa, tapi juga butuh tantangan agar lebih menyenangkan.Meysha meylany ___________________Siang ini, sepulang sekolah mereka berkumpul di base camp mereka. Di sebuah butik yang didirikan dengan uang bersama yang mereka tabung dari sisihan uang jajan.Bangunan dua lantai dengan dekorasi cukup unik kreasi tangan sendiri. Ya, siapa lagi kalau bukan Meysha art. Merubah hal biasa jadi luar biasa. Memang tak terlalu luas karena hanya mengandalkan sisihan uang jajan sejak awal pertemuan mereka sewaktu SMP dan terealisasikan bangunan ini sewaktu masuk SMA."Tia, lo kenapa sih?" tanya Viona menepuk pundak sahabatnya.Kini mereka tengah duduk melingkar di ruangan yang tersedia di lantai dua dengan suguhan pemandangan kota karena letak butik yang cukup strategis."

  • SamRann   Bab 25 FaraKhan

    Semua sahabat Rann berkumpul di parkiran sekolah, tepat di samping mobil Mey, tengah menunggu kejelasan dari sahabat karib mereka.Mata mereka manyapu bersih semua pemandangan yang ada, namun tak ada tanda-tanda kedatangan Rann.Pandangan mereka tertuju pada satu mobil mewah yang baru saja terparkir di sana, mobil itu begitu asing bagi mereka.Sudah cukup lama mobil itu berhenti, tapi tak kunjung menunjukkan siapa yang ada di dalamnya."Woi, ada anak baru yah?" tanya Anna pada sahabatnya namun hanya mendapat angkatan bahu secara serempak."Eh, eh, liat tuh. Kayaknya ada yang mau keluar dari mobil mewah itu," ucap Safna seraya menunjuk kearah mobil tersebut dengan pintunya yang perlahan mulai terbuka.Pintu terbuka lebar, terlihat seorang gadis keluar darinya. Gadis cantik yang sukses membuat mereka melongo tak percaya.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status