Romi atau seluruh orang di rumah ini memanggilnya dengan sebutan Rasya Sebastian, tengah bersiap di dalam kamar. Pemuda itu mengambil pistol di dalam laci, lantas mengamati tampilan dirinya di depan cermin. Beralih ke balkon, Romi melihat Ramon yang tengah memberi intruksi kepada para bawahan. Pasukan sudah dipersiapkan sejak kemarin. Hampir kebanyakan dari mereka adalah para preman yang sengaja didatangkan dari luar kota.“Tuan,” panggil seseorang sembari mengetuk pintu kamar.Romi dengan cepat kembali ke kamar, lalu berkata, “Masuk.”Rendi membuka pintu, lantas berjalan mendekat. “Tuan Rudi ingin bertemu dengan Tuan.”“Ada masalah apa?” Romi memutar tubuh, membelakangi Rendi.“Saya tidak tahu, Tuan. Tuan Ramon juga diminta untuk ke ruangan yang sama,” jawab Rendi, “mari saya antar.”Romi mengangguk, lalu mulai membuntuti Rendi. Pandangannya sesekali memindai sekeliling
Read more