"Tolong berhenti berteriak, kepalaku sakit!” bentakku pada mereka. Kali ini aku tidak bisa meladeni keributan yang biasa mereka lakukan.“Maafkan kami, Lissa,” ucap Steein lirih.Setelah Steein, Karl juga mengimbuhkan, “Aku juga minta maaf, Lissa.”Aku tahu kalau mereka benar-benar menyesali tindakan mereka dari nada dan raut wajah mereka ketika berbicara, tetapi posisiku yang sudah nyaman mencegahku untuk keluar dari selimut. Jadi, dari balik selimut aku menjawab, “Ya, baiklah. Tidak apa-apa.”Karena aku menutup diri, aku tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi di luar selimutku, tetapi aku tidak ada mendengarkan suara apa pun.Ketika kesadaranku hampir tenggelam dan terbawa ke alam mimpi, akalku ditarik kembali ke kenyataan ketika Steein kembali berbicara. Ia bertanya, Lissa, apakah kamu ingat tentang tawaranku padamu untuk memanfaatkan aku kapan saja untuk membawamu pergi jauh, jika Raja Edgar melukai
Read more