Tadi aku tidak begitu merasakannya, tetapi pipiku bekas tamparan Rissa kini mulai panas dan berdenyut “Wah ...Rissa...! Aku sungguh terkejut! Aku tidak menyangka kamu bisa melakukan perlawanan dan bersikap tegas seperti itu!” seru Karl dengan menggebu-gebu untuk membahas peristiwa tadi. Aku pun hanya tersenyum untuk membalas pujian yang ia sampaikan. Akan tetapi, setelah selesai berbicara dengan bersemangat, Karl melihat ke arah pipiku dan berkata, “Pipi kamu sangat merah, Lissa. Apakah kamu baik,-baik saja?” Mendengar perkataan Karl, aku pun memegang pipiku yang memang sudah terasa seperti sedang terbakar. “Apakah memang begitu merah?” tanyaku untuk memastikan. “Itu sangat parah. Kemarilah, aku akan mendinginkan pipimu dengan sihir pendingin,” ucap Steein. Aku pun mendekatkan pipiku ke arah Steein, dan ia meletakkan tangannya di atasnya. Tangan Steein begitu dingin, berlawanan dengan pipiku yang terasa membara. Itu membuat denyutannya menjadi sedikit
Read more