Semua Bab Pejantan Tangguhku: Bab 201 - Bab 210

268 Bab

S2. Serumah Sama Bram

Bram menyoroti kaki Handoko yang di gyp, kemudian, dia berkata kepada pemiliknya. “Saya turut prihatin atas musibah yang dialami Pak Handoko. Maka dari itu, saya akan membantu untuk membiayai seluruh pengobatan Pak Handoko sampai sembuh nanti.” Handoko berbinar. Kedua tangan lemahnya langsung mengamit tangan kekar Bram. Kebahagiaan terungkap di mimik wajahnya yang sendu. Baginya, pria yang mengaku sebagai bos Catty ini sangat royal dan baik hati.  “Terima kasih banyak Pak Bram, saya tidak tahu lagi harus berkata apa dan bagaimana caranya saya membalas kebaikan bapak,” kata Handoko sambil terisak. Bram hanya tersenyum. Senyum picik lebih tepatnya. Dalam hatinya berkata, cara membalas kebaikanku dengan menyerahkan istrimu kepadaku. Meski itu mustahil untuk dia katakan untuk saat ini, tapi nanti. “Sungguh saya susah sekali. Saya tidak punya uang untuk membayar biayanya. Apalagi, setelah ini mungkin saya akan dipecat dari pekerjaan saya,” imbuh Hando
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-29
Baca selengkapnya

S2. Penthouse Panas

Sampailah di Penthouse Bram, Catty mengikuti Bram masuk ke dalam Penthouse. Mereka langsung disambut oleh nuansa penthouse yang luas dan elegan. Bram menunjukkan kelasnya sebagai orang terkaya. “Oh iya, nanti aku akan memesan pakaian untuk kamu,” Bram sesampainya di sebuah kamar yang memang ditujukan kepada Catty. Catty tidak segera menjawab. Dalam hatinya, dia merasa sangat istimewa bersama Bram. Diantar ke kamar langsung, padahal dia memiliki pembantu yang bejibun. Memenuhi semua kebutuhan. Tapi, sifat possesif-nya yang membuat Catty ilfeel. “Kamu istirahat dulu saja. saya mau mengecek proyek resort dulu,” kata Bram. Membuat Catty seolah tidak rela. “Lama enggak?” Bram terkekeh mendengar suara Catty manja. Dia mengucek-ucek rambut Catty yang menjuntai sebahu. Sebenernya bisa saja dia menyuruh asistennya untuk mengecek. Tetapi, karena proyek ini dikerjakan oleh rekan bisnis pentingnya. Makanya, mau tidak mau, dia harus terlibat.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-29
Baca selengkapnya

S2. Cerita Membahagiakan Andrew

“Andrew, kamu di sini?” Bram membuka pintu tak lama setelah dia membereskan pakaiannya dan meminta Catty untuk bersembunyi. Adrenalin Catty juga terpacu. Tidak menduga atas kedatangan Andrew. “Just give you surprise. Anyway, kenapa lama sekali buka pintunya. Ada cewek di dalam?” Jantung Catty serasa ditempa. Jangan sampai bertemu Andrew. Bisa-bisa semuanya berantakan. “Ah, mau tahu saja. Sudah yuk. Masuk.” Bram menjawab santai. Mempersilakan tamu agungnya masuk. Dari celah pintu, Catty bisa melihat dua pria bertubuh sama besar. Namun Andrew lebih kekar dan mantap pastinya. Serta kharisma pria itu yang semakin tajam padahal usianya sudah semakin matang. “Bukannya kamu bilang ada meeting, makanya menunda pertemuan kita di proyek?” Bram membuka percakapan. “Tadinya, sampai tiba-tiba klien itu membatalkannya. Jadi saya langsung ke sini saja, sebagai kompensasi karena aku mencancel pertemuan kita tadi.” Andrew duduk santai sambil satu kakin
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-29
Baca selengkapnya

S2. Terpaksa Bermain Sabun

Sepulang dari proyek, Bram langsung menuju penthouse. Baru sebentar meninggalkan Catty, dia sudah rindu sekali. Kemolekan tubuhnya benar-benar membayanginya. Membuatnya tidak fokus. Terlebih kata-kata Catty yang manja. Memintanya untuk tidak berlama-lama dan cepat pulang. Siapa lelaki yang tidak terlena dibuatnya. Memicu semangat kelaki-lakiannya yang sudah sangat matang di usianya sekarang. Baru saja sampai di parkiran, mendadak dia mendapatkan pesan dari Catty. Bram tersenyum melihat pesan yang begitu bejibun. Mungkin Catty sudah tidak sabar menunggu kepulangannya. Namun, senyumnya memudar tatkala melihat isi dari pesan itu. “Bram, tolong. Ada dua pria asing di depan.” Mata Bram terbelalak. Catty dalam bahaya! Segera Bram beringsut menuju ke lantai atas. Tidak lupa menghubungi sekuriti untuk datang meringkus. Benar saja, sesampainya di lantai atas, terlihat dua pria yang sedang mondar-mandir di depan penthousenya. Bram yang geram lan
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-30
Baca selengkapnya

S2. Kedatangan Miranda ke Penthouse

Bram  keluar dari kamarnya dengan wajah kuyu. Dia baru saja bangun tidur dan akan melakukan olahraga pagi yang sudah menjadi rutinitas. Meski bukan olahraga gym, hanya menggunakan barble seadanya dan juga berbagai gerakan kinestetik. Namun, itu sudah cukup membentuk body Bram dengan sangat sempurna. Juga membuatnya enerjik sepanjang hari. Baru saja akan melangkah menuju teras, dia mencium aroma masakan yang menggugah selera. Dia menggumam sambil meneguk saliva beberapa kali. Dia pun mengganti langkahnya menuju dapur. Sesampainya di dapur, dia tercenung saat mendapati sosok cantik yang sedang asik memasak sambil membelakanginya. Bram tersenyum. Pantas saja aroma masakannya lebih wangi, ternyata seorang bidadari yang tengah memasak untuknya. Catty yang tidak menyadari kehadiran Bram terlihat sedang memindahkan nasi goreng ke piring. Begitu dia akan membalikan badan, dia terhenyak saat melihat sosok gagah yang sedang memandangnya. Lagi-lagi Bram menatapnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-30
Baca selengkapnya

S2. Keputusan Mendadak

“Lebih baik kamu jujur. Daripada aku sendiri yang memergoki kebohonganmu, atau kamu mau aku hancurkan bisnismu yang tidak seberapa itu?” Tepat seperti dugaan Bram kalau Miranda akan memberikan ultimatum yang jelas sangat merugikannya. Namun, dia tahu kalau ini hanya sekedar gertakan sambal. Kalaupun Bram mengatakan sebenernya, bukankah hasilnya sama saja? “Kami sudah menelusuri seluruh penthouse ini, Nyonya, Namun, kami tidak menemukan wanita muda di mana-mana.” Tiga orang berpakaian bodyguard itu melaporkan diri. Mendengar hal itu, Miranda tidak terima. Dia langsung menoleh ke Bram. “Sudah jelas kan, kalau aku tidak menyembunyikan siapapun,” Bram membuka kedua telapak tangannya, seakan menunjukan bahwa tuduhan itu sama sekali tidak benar. “Kamu pasti menyembunyikannya di tempat yang lain?” sergah Miranda. Bram menghela nafas. Betapa dia harus banyak bersabar untuk menghadapi manusia batu seperti Miranda. Bram menatap ketiga bodyguard itu semb
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-30
Baca selengkapnya

S2. Kejar-kejaran Dengan Bus

Bram sedikit lega setelah mengantarkan Miranda pulang. Hanya dengan lamaran palsu, setidaknya bisa meredam amarah wanita berambut blonde itu. Dasar wanita, gampang sekali dibohongi pakai kata-kata manis. Bram langsung menuju ke ruang yang terletak di bawah tangga. Suara tangisan yang berasal dari sana cukup membuatnya penasaran. Namun, alangkah terkejutnya dirinya saat mendapati pintunya yang sudah terbuka. Bram yang resah mencarinya ke penjuru penthouse. Tak terkecuali kamar Catty. Namun, dia tidak menemukan siapapun. “Kemana Catty?” tanya Bram kepada  satu pelayan yang baru saja dia minta datang dari Mansion. “Kok diam?” “A-nu Tuan, sebenernya. Catty tadi berpesan untuk tidak mengatakannya kepada Mas Bram,” “Memangnya kemana Catty, Bik? Ayo katakan.” “Katanya mau pulang kampung Mas Bram.” “Emang Catty pergi naik apa, Bik?” “Sepertinya naik bis, Tuan. Soalnya dia bilang mau ke terminal.” sahutnya sambil me
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-30
Baca selengkapnya

S2. Fucking Liar

Catty menatap nanar. Sejujurnya bukan kalimat itu yang Catty ingin dengar. Tapi, apa mungkin dia bisa berharap lebih dari lelaki brengsek yang tiada berhenti menyakitinya ini?  Berulang kali dia mengelak saat tangan Bram berusaha menggapainya, sampai Bram terpaksa menggunakan cara yang kasar. Otomatis Catty langsung berteriak.  Semua penumpang yang melihat kejadian itu langsung melerai mereka. Berusaha melindungi Catty dan mengusir Bram. Awalnya Bram ngotot, tapi karena melihat semua penumpang yang geram, dia tidak berkutik. terpaksa turun dengan tangan hampa. Sekilas, dia sempat melihat raut sendu dari Catty yang mengiris batinnya. Seandainya dia bisa bebas mengungkapkan apa yang dia rasakan, tentu tidak akan terlihat Catty yang sesakit ini. Bram menggerakan mobil sportnya, memberikan jalan supaya bis yang membawa Catty itu bisa lewat. Dia menetap kepergian bis itu dengan perasaan kacau. Beberapa kali dia menghantam stang kemudi sambil berteriak ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-30
Baca selengkapnya

S2. Rencana Jahat

Menjelang pagi, Catty sudah sampai di kampung. Dinginnya hawa pegunungan yang khas segera menyergap tubuhnya. Sejuknya udara pagi memenuhi Handoko penciumannya. Sungguh suasana yang sangat dia rindukan. Sepagi itu, sudah ada angkot yang berjalan. Catty beruntung karena dia diantar sampai depan gapura desa. Terlebih dia merasa lega karena tidak bertemu dengan Siswanto. Sopir tua yang berkepribadian bejat yang sempat membuatnya was-was. Tiba-tiba, perasaan Catty tidak enak. Seperti ada yang mengikutinya semenjak dia turun di depan gapura. Tapi, setiap kali dia menoleh ke belakang, tidak ada seorang pun yang terlihat. Catty yang ketakutan lantas mempercepat langkahnya. Jarak antara gapura desa dengan pemukiman cukup jauh, sehingga sebisa mungkin dia harus sampai ke sana, sebelum sesuatu yang buruk menimpanya. Langkah Catty sampai di depan rumah Handoko, namun dia masih belum tenang kalau belum masuk ke rumah, sesekali dia menoleh ke belakang. Memastikan tidak ad
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-30
Baca selengkapnya

S2. Handoko Diculik!

 “Kamu ngapain pulang, Fatimah?” tanya Dewi sarkas. Wanita setengah baya itu tercenung karena ada ketukan pintu di subuh hari dan segera membukanya, dia menatap aneh kepada Catty yang mendadak pulang. Hati Catty sedikit nyeri dengan ucapan Ibunya, seakan kedatangannya sama sekali tidak diharapkan. Semenjak, Dewi mempergoki hubungan panasnya dengan Siswanto. Catty diminta untuk pergi menjauh, seolah dibuang dengan dalih bahwa itu demi kebaikan Catty. Namun tanpa sepengetahuan Dewi, kehidupan Catty jauh lebih hancur saat di kota. Itulah yang menjadi alasan kenapa dia memilih pulang kampung. “Saya rindu kampung halaman, Bu. Rindu Mas Handoko, Fauzan, dan juga Ibu,” sahut Catty dengan suara lirih. Namun, sCattyan dari Ibunya mengiris batin. “Sama Siswanto enggak rindu?” Hati Catty tertohok. Tidak ada yang tahu perjuangannya untuk lepas dari masa lalu. Dan sekarang Dewi mengungkitnya lagi, seakan imej wanita murahan terus bersemayam dalam dirinya dan tidak ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-30
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1920212223
...
27
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status