Semua Bab Pejantan Tangguhku: Bab 211 - Bab 220

268 Bab

S2. Fetish Aneh Arya

Catty terpekur lama di pinggir ranjang. Dia memandangi layar ponsel suaminya yang terpampang pesan dari sang penipu tadi. Rupanya, dia memancing Catty supaya bisa keluar dari rumah, setelah itu menculik Handoko. [Jika ingin suamimu selamat, maka datanglah ke jalan cendrawasih di pinggir kota kabupaten. Di sana ada bekas bangunan mewah. Ingat datang sendirian dan jangan kasih siapapun tentang hal ini, atau suami kamu merenggang nyawa dengan cara yang mengenaskan] Tidak ada yang bisa Catty lakukan sedari tadi karena ancaman dari pesan itu. Mau mengadu ke tetangga atau bahkan polisi, dia juga tidak berani. Yang menekan batinnya justru, Dewi dan Fauzan. Bagaimana perasaan mereka kalau tahu Handoko di culik. Justru kebencian mereka semakin menjadi-jadi karena tidak bisa becus menjaga Handoko. Airmata sudah tidak lagi keluar. Mentalnya seolah sudah ditempa untuk setiap permasalahan yang terjadi. Dia harus berani. Yakin bisa menghadapinya seorang diri. Maka, dia mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-30
Baca selengkapnya

S2. Bercinta Dengan Pria lain di Hadapan Suami

    Catty tergeragap dari tidurnya. Mendapati dirinya berada di sebuah ruangan pengap. Hanya genteng kaca yang menjadi sumber pencahayaan di ruang itu. Terbelenggu di kursi dalam keadaan terikat membuatnya memberontak dan berteriak. Yang lebih menyedihkan tubuh mulusnya yang tanpa busana. Kemudian, masuklah dua orang durjana yang seperti sedang menunggunya untuk bangun. “Bagaimana? Kamu siap main bertiga?” tanya Arya menawarkan. Catty memicingkan mata. Sampai kapanpun, dia tidak akan rela kalau sampai monster-monster itu menjamah tubuhnya lagi. Ludah melayang mengenai wajah Arya dan Siswanto. Catty tertawa melihat ekspresi mereka. Kedua monster itu meradang. Mungkin sebaiknya menganiaya Catty terus-terusan daripada mengajaknya bersenggama. Sebelum mereka mendekat, Catty bertutur dengan nada sarkas,”Percuma badan besar, tapi beraninya sama satu wanita yang diikat.” Sindiran itu jelas menohok mereka. Mereka yang semula
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-30
Baca selengkapnya

S2. Si Gentleman Bram

“Lihatlah istrimu, Handoko? Bagaimana perasaanmu kalau istri kamu seliar ini?” ujar Siswanto sembari menghentak-hentak Catty. Arya yang sedang memegangi kepala Handoko hanya terkekeh. Sementara, Catty hanya terisak. Bagaimana dia dipermalukan di depan suaminya yang sama sekali tidak mampu membelanya. Antara sadar atau tidak, Handoko hanya mengerang. Pengaruh obat bius membuatnya lemah. Pandangannya kabur melihat bayangan istrinya yang sedang dipaksa oleh tetangganya sendiri. Dia hanya menganggap ini sebagai mimpi buruk saja. Namun, karena wajahnya yaang ditampar secara terus menerus. Perlahan, Handoko membuka matanya dengan sempurna. Hal yang semula dia anggap sebagai mimpi buruk nyata adanya. Catty panik. Dia sangat takut Handoko mengalami serangan jantung yang tentu akan sangat membahayakan. Catty tidak sanggup melihat suaminya kenapa-napa. “Ayo katakan, Mbar! Katakan kepada suamimu kalau kamu menyukai keperkasaanku!” titah Siswanto. Catty hanya menggeleng-
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-30
Baca selengkapnya

S2. Meeting Besar

“Kalau memberi pelajaran dengan melakukan kekerasan fisik, saya tidak tinggal diam Bu, saya akan melindungi Catty dari siapapun yang berusaha menyakitinya.” Catty langsung menoleh ke Bram. Jengah dengan sikapnya yang sok menjadi pahlawan. “Sudahlah Bram, buat apa kamu membela aku? kenapa kamu tidak fokus dengan calon istrimu itu!” “Saya tidak pernah mencintai dia, Catty. Dia terlalu otoriter buatku.” “Oh ya?” terdengar sahutan suara lembut yang cukup familiar. Semua pandangan lantas tertuju ke sumber suara. Terlihat Miranda yang datang sembari membawa puluhan bodyguardnya. “Mau ngapain kamu di sini?” tanya Bram gusar. Miranda dengan gaya angkuhnya mendominasi keadaan. “Saya hanya ingin menjemput calon suamiku saja.” Bram masih berdiri tegak. Tangannya menggapai belakang. Memastikan bahwa Catty masih dalam lindungannya. Diam-diam, Catty cukup terkesima dengan sikap gentleman Bram. Ini yang dia harapkan sejak dulu. Walau
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-30
Baca selengkapnya

S2. Cabut Investasi, Siapa Takut?

 “Halo, Mr. Bram. How is it going?” tanya Pria berkebangsaan jerman itu sambil mengulurkan tangannya “Everything is good, Mr. Johnson like what you see.” Bram menyambut hangat jabatan tangannya. Lantas, pria bernama Johnson mempersilakan untuk duduk. Johnson adalah asisten pribadi dari Austin, pemilik dari Kingdom Group yang berpusat di eropa. Salah satu perusahaan hospitality terbesar di dunia. “Straight to the point, kedatangan saya ke sini atas permintaan dari Tuan Besar Austin. Sebenernya saya sedang berlibur di kapal pesiar. Namun tiba-tiba Tuan Austin menelfon saya. Meminta saya untuk bertemu dengan anda begitu kapal pesiar bersandar di kota ini,” tuturnya dengan nada yang santai namun penuh wibawa. Kalau dilihat secara penampilan, Johnson terlihat menggunakan pakaian casual biasa yang memang menandakan bahwa dia sedang berlibur. Berbeda sekali dengan Bram yang terlihat necis dengan pakaian formalnya. Namun meski begitu, Bram bisa merasakan
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-30
Baca selengkapnya

S2. Melupakan Pelan-Pelan

Setelah rapat umum pemegang saham, Bram mengantarkan Catty menuju rumah sakit. Di sana, terlihat Fauzan yang bahagia mendampingi ayahnya yang sadar. Walau kondisinya masih lemah. wajahnya pucat, namun dengan melihat Handoko membuka mata, sudah cukup membuat mereka bahagia. Catty bersembunyi di balik Bram dan Dewi.Masih terbayang kejadian menyeramkan kemaren dimana di depan Handoko, Catty bersenggama paksa dengan Siswanto. Catty sangat takut kalau kehadirannya di sana justru akan membuat Handoko semakin drop. “Catty,” panggil Handoko. Yang dipanggil tampak ragu mendekati brangkar sang suami. Dia merasa ada tatapan tajam yang menghunusnya. Fauzan dan juga Dewi. “Kamu tidak apa-apa kan?” tanya Handoko. Catty mengangguk pelan. Menunduk tanpa berani melihat Handoko. “Syukurlah, soalnya Mas semalam bermimpi melihat kamu dipaksa sama Siswanto dan satu pria asing,” jelas Handoko yang langsung menegakkan kepala Catty. Jadi Mas Handoko menganggap itu se
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-30
Baca selengkapnya

S2. Telepon Panas

Tidak terasa sudah seminggu, Catty di kampung. Dia merasakan kehampaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Apakah ini gara-gara dia yang jauh dari Bram? Satu hal yang membuat Catty sedih adalah dia harus menerima kenyataan pahit kalau sang suami tidak bisa berereksi lagi. Jelas ini sangat menganggu pikiran Catty. Apalagi Catty yang memiliki kapasitas hasrat yang cukup besar. Malam itu Catty cukup gelisah. Setelah semua orang tidur. Dia berjalan ke sana- kemari. Luapan hasrat mendadak memuncak malam itu. Sementara dia tidak mungkin untuk memintanya kepada Handoko karena itu jelas hal yang mustahil. Dia memutuskan untuk keluar rumah. Mungkin hawa dingin malam itu bisa menekan sedikit gairahnya. Namun kenyataannya, rasa dingin itu yang membuatnya ingin akan sebuah kehangatan yang membara dari seorang lelaki. Sekilas dia melirik ke arah rumah Siswanto. Dia teringat dengan memori kelam bersama Siswanto dan berniat untuk melupakannya. Terlebih, Pencul
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-30
Baca selengkapnya

S2. Rencana Jahat Lagi

Catty langsung menutup telfon. Tidak seharusnya dia melakukan hal itu. Dia sudah berkomitmen untuk menjaga kesetiaannya, Sekalipun nafsu yang sudah menggunung. Tapi, adakah seseorang yang kuat menahannya? Dia tercenung di dalam kamar mandi. Meletakan ponselnya di pinggir bak mandi. Tidak, ini tidak boleh diteruskan. Tidak mau kesalahan yang sama terulang lagi. Bram memang sangat mempesona. Dari suaranya saja sudah cukup membuat Catty kepanasan. Belum lagi kalau pria itu menggodanya lebih jauh. Bisa-bisa dia yang keteteran sendiri karena tidak ada pemuas sesungguhnya. Gatal yang luar biasa kembali terasa. Ah, kenapa tubuhnya tidak bisa diajak kompromi. Sedangkan ponsel terus bordering. Bram gencar menelfonnya seperti tahu bahwa Catty sedang ingin. Tangannya menyambar ponsel tersebut. Matanya membeliak saat melihat permintaan video call yang dilakukan oleh Bram. Catty menggigit bibir. Bayang-bayang tubuh yang gagah itu memutar di otaknya. Keperkasaan ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-30
Baca selengkapnya

S2. Hawa Jantan

Hari ini, Catty sudah mulai bekerja. Kedatangannya cukup menghebohkan karena membonceng Owner dari perusahaan. Catty cukup kikuk karena harus jalan di area perusahaan berdampingan dengan Bram. Semua mata tertuju kepada mereka, kasak-kusuk tidak terhindarkan. Berbanding terbalik dengan Bram yang  terlihat santai, meskipun berjalan dengan orang yang notabene tidak sepadan dengannya. Imej down to earth melekat pada dirinya. Persetan dengan prestise. Mereka berjalan menuju ruang kepala kebersihan. Melihat sang owner datang, kepala kebersihan sontak berdiri memberi hormat. “Perkenalkan ini Catty, Cleaning service baru di sini. Dia belum punya pengalaman kerja, jadi saya harap kamu bersedia untuk mengajarinya,” titah Bram dengan suara berwibawa. Catty terkesima. Dia menyadari kalau sosok Bram sangat berbeda kalau di perusahaan. Begitu disegani sekaligus dikagumi. Di usianya yang tergolong masih muda, dia mampu mengembangkan perusahan kopi orang tuanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-30
Baca selengkapnya

S2. Keperkasaan Bram

“Kok bengong?” ucap Bram menyentak lamunan Catty. Pria itu melempar pakaian itu, hingga Catty dengan sigap menerimanya. Bau asem menguar kuat di indra penciumannya. “Kamu cuci pakaian itu sekarang, setelah itu siapkan makanan buat saya,” titah Bram. Catty mengangguk pelan. Dia sedikit kikuk saat matanya tidak sengaja melihat rambut yang mengintip di balik boxer yang dikenakan oleh Bram. Warna boxer yang gelap tidak memungkinkan untuk melihat sesuatu yang besar di dalamnya. Bram memutar badan. Sedikit melakukan stretching, memperlihatkan ototnya yang kekar kecoklatan bagai tembaga. Mungkin kebiasaan Bram yang mandi matahari di pagi hari dan berolahraga, sehingga kulitnya yang cerah bisa berwarna sesexy itu. Bram sedikit menoleh ke belakang. Memergoki Catty yang memperhatikannya penuh kekaguman sedari tadi. Catty yang salah tingkah, buru-buru keluar. Tidak lupa menutup pintu. Wajah Catty memerah. Tidak. Dia tidak boleh kagum dengan lelaki manapu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-30
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2021222324
...
27
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status