Home / Romansa / Disangka Masih Hilang Ingatan / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Disangka Masih Hilang Ingatan: Chapter 61 - Chapter 70

97 Chapters

Bab 61

 Ada panggilan masuk dari Feri beberapa kali saat aku masih menelepon Tante Windy. Jangan-jangan terjadi sesuatu pada Tania."Ya sudah, syukurlah kalau Tante sama om baik-baik saja. Kalau gitu udahan dulu ya, Tan? Aurel juga udah agak ngantuk," pungkasku ada rasa khawatir pada Tania."Oh, oke. Thank you so much, Rel, Tante sama om, very-very fine." Tante Windy menanggapi dengan nada sumringah."Oke, bye Tante.""Bye ... love you, Rel.""Ya." Segera kuakhiri panggilan. Lalu aku balik menelepon Feri. Bathin ini terus saja merasa khawatir. Apa Feri gagal memberitahu Tania? Oh tidak.Tudt ...Tudt ...Feri langsung jawab panggilanku."Halo, Fer? Kok kamu teleponin aku? Apa Tania sudah keburu minum susu dari tante Windy?" Aku benar-benar khawatir."Hem ...." Feri malah men
Read more

Bab 62

  "Jangan masuk!" Tante Windy terus mencegah kami. Aku dan Feri terus berjalan menaiki tangga."Kamar Arjuna kamu tahu?" tanyaku pada Feri. Ia menggelengkan kepalanya beberapa kali. "Ish, aku pikir kamu tahu," ketusku. Ia masih memegangi lenganku supaya bisa jalan dengan cepat. Karena aku mungkin akan lelet kalau tak di tarik."Feri? Aurel?" Kalian mau Tante panggilkan security, hah?" ancam Tante Windy."Kenapa cuma mau jenguk Tante sampai ngancam kami? Aku curiga." Feri menanggapi ancaman Tante Windy sambil terus berjalan. Berati benar, Arjuna ada di kamar atas. Tante Windy terus mengejar kami.Sekitar beberapa meter dari tangga, kami meliputi beberapa kamar. "Yang mana?" tanyaku."Pasti yang itu. Yang ini kamar papa dulu." Dia menjawab dengan yakin menunjuk ke salah satu kamar. Tante Windy masih mengekori kami. Tak
Read more

63

  *** "Assalamualaikum, permisi!" Seorang wanita datang mengejutkanku dan Feri. Dia tampakkan senyuman hingga lesung pipinya terlihat. "Putri?" Feri beranjak dari kursi. Aku lumayan heran dan kaget. Feri menyebut nama wanita itu dengan sebutan Putri. Siapa dia? Pacar Feri kah? Dari raut wajah Feri, dia nampak sumringah sekali. Seperti terkesima. Pun dengan wanita itu. Aku ikut berdiri sambil terus menatap lekat raut wajah Feri dan Putri itu. "Mas Feri?" Wanita itu berjalan makin dekat sambil menyapa Feri dengan sebutan Mas. Ia hampiri kami. Wanita itu memakai pakaian setelan rapi sekali. Selendang tas kecil dengan rambut di ikat satu. Dia tinggi dan cantik. Sedikit lebih tinggi daripada aku. Apa wanita itu pacar Feri? "Putri? Apa kabar?" Wanita itu langsung berlari dan
Read more

Part 64

   ♥️♥️♥️PoV 3♥️♥️♥️"Selamat siang, Mas Arjuna?" Putri menyapa Arjuna yang baru saja terbangun dari tidurnya. Kini mereka berada di satu ruangan yang sama."Siang," jawab Arjuna lemas, tapi setidaknya itu lebih baik. Untuk mengedipkan bola mata pun susah sekali."Perkenalkan nama saya Putri. Saya adalah orang yang akan merawat Mas Juna. Sampai Mas Juna sembuh." Putri memperkenalkan diri. Juna hanya tersenyum tanpa bicara apapun. Sepertinya dia masih merasakan sakit dan lemas yang luar biasa."Mas Arjuna harus makan siang dulu, Mas. Setelah itu minum obatnya." Putri meraih wadah seperti piring dan sendok. Di piring itu sudah tersedia bubur bersama lauknya."Hem." Juna menggelengka
Read more

Part 65

  PoV 3****"Gimana kabar kamu, Juna?" tanya Bu Windy pada keponakannya. Ia datang bersama suami."Lumayan membaik, Tante." Arjuna menjawab di balik prasangka."Syukurlah kalau kamu lebih baik, Juna. Tante dan Om bawa perawat khusus buat kamu. Dia akan segera datang." Pak Idris berkata."Iya, dan dia akan memulihkan kondisi kamu, Juna. Biar lebih cepat kamu sembuhnya. Tante sudah hubungi perawat handal." Bu Windy menimpali. Mereka berdua belum tahu perihal keberadaan Putri, karena wanita yang di amanati olah Feri itu sedang pergi keluar sebentar."Gak usah, Tante, disini perawat 'kan sudah ada. Tante dan Om gak usah cari perawat lagi buat Juna." Jawaban Arjuna otomatis membuat Bu Windy makin memaksa."Enggak. Tante sudah siapin perawat buat rawat kamu sampai se
Read more

Part 66

 PoV 3***Di pagi hari yang tak begitu cerah namun bukan menandakan akan turun hujan, Aurel sudah duduk santai di balkon. Ia sambil menyeruput kopi susu masih terus membayangkan bagaimana ekspresi Om dan Tantenya bila nanti di seret oleh pihak berwajib.( Dering panggilan masuk )"Feri?" Aurel melihat gawai tipis miliknya yang sedari tadi ia bawa dan simpan di meja dekat secangkir kopi."Assalamualaikum, Fer?" Aurel mengangkat panggilan dengan lembut dan santun."Waalaikum salam, Rel. Ada hal yang ingin aku katakan sama kamu." Feri langsung menjawab salam dan jelaskan sesuatu."Iya, apa?" Kembali Aurel seruput kopi di tangannya itu. Lalu ia letakkan kembali di atas meja."Ada perawat baru yang menggantikan Putri. Dan itu suruhan tante Windy. Putri kemarin sore bilang
Read more

Part 67

  PoV 3***"Loh, kok kayak foto ... emmm." Aurel mengingat. Kertas foto yang ia temukan itu bergambarkan seorang wanita gadis berambut panjang. Kira-kira fotonya di ambil di usia sepuluh tahunan. Wajahnya yang tanpa rias makeup, menjadikan Aurel susah untuk mengenali wanita yang ada di foto itu. Kalaupun pakai makeup, belum tentu Aurel hafal."Kayak gak asing?" pikir Aurel. Dia berkali-kali memastikan kalau foto orang yang ia lihat itu benar-benar pernah bertemu dengannya.( Dering Panggilan Masuk )Aurel segera merogoh gawainya dari dalam tas. Foto yang tadi ia temukan sejenak di simpan ke dalam tas. Lalu ia angkat panggilan dari sekretaris kantor."Oh, oke. Saya lima belas menit lagi sampai." Aurel menjawab. Dia dengan tergesa-gesa memasukkan kembali gawai lalu berjalan cepat menuju mobil. Hari itu dia
Read more

Part 68

  PoV 3***"Kenapa badan gue jadi gak enak lagi?" ucap Arjuna dalam hati. Kelihatannya dia sedang berkeluh kesah mengenai kesehatan yang malah kembali memburuk."Sore, Mas Juna." Suster Neti datang. Ia seperti biasa tampakkan senyuman ramah.Tenggorokan Arjuna seperti sakit. Ingin bicara lagi agak susah. "Sus, minta minum!" Arjuna meminta segelas air putih pada perawat gadungan itu."Oh, baik, sebentar ya, Mas." Perawat itu memberikan segelas air putih untuk Arjuna konsumsi. "Ini, Mas," kata Neti sambil menyodorkan gelas yang di bubuhi sedotan. Nampaknya Juna agak kesulitan bangun."Mbak, tolong panggilkan dokter, kok badan saya jadi gak enakkan?" Arjuna menduga. Dan ia meminta di panggilkan dokter."Nanti saya panggil dokter ya, Mas.""Sekaran
Read more

Part 69

 PoV 3***Di sore hari yang istimewa dengan seokan angin kencang itu beberapa orang berbaju hitam sudah menunggu di depan pintu rumah Arjuna dan Tania. Mereka berjumlah empat orang. Tiga orang sudah sigap di depan pintu dengan perawakan gagah tinggi besar, dan satu orang menunggu di mobil."Teman si Juna siapa ya, Pah?" Windy dan Idris masih berjalan santai sambil berbincang-bincang menuruni tangga. Seakan hanya sesuatu hal baik saja yang akan mereka temui."Gak tahu. Pasti karib kerjanya. Mobilnya juga bagus. Atau dia dari luar negeri sengaja ingin bertemu Arjuna, Mah." Idris berkomentar. Mereka jalan berdampingan karena tangga lumayan lebar. Tangga lumayan panjang lebih dari empat puluh anak tangga itu menjadi saksi drama langkah dan tawa mereka."Eh, Pah, tadi si Neti tiba-tiba akhiri obrolan sama Mama. Pas di tel
Read more

Part 70

  PoV 3***"Loh? Kok innalilahi? Fer? Siapa yang meninggal?" Aurel bertanya-tanya dalam kekagetan. Berharap tidak terjadi apa-apa pada Arjuna. Karena kalau Putri yang menelpon, berarti ada kemungkinan besar urusannya adalah tentang Arjuna."Kak? Ini bukan soal Kak Juna, kan?" Tania kini yang bicara. Ada rasa khawatir menggerogoti pikiran Tania dan Aurel.Feri yang baru saja menutup panggilan pun mulai angkat bicara. Raut wajahnya mengiba. Dan itu makin membuat Aurel juga Tania kaget."Bukan soal Juna, tapi suster gadungan yang jaga Arjuna, yang suruhan tante Windy itu ... kejepit lift saat mau kabur. Kakinya kejepit dan harus di amputasi."Tiba-tiba Aurel dan Tania ikut lega. "Syukurlah, kalau bukan soal Arjuna.""Syukurlah kalau bukan soal kak Juna." Keduanya
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status