Home / Romansa / Disangka Masih Hilang Ingatan / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Disangka Masih Hilang Ingatan: Chapter 71 - Chapter 80

97 Chapters

Part 71

 Disangka Masih  Hilang Ingatan Part 71 PoV 3 "Juna," kata Feri saat setelah ia masuk bersama Aurel, Tania dan juga Putri. Namun Arjuna masih diam menatap langit-langit kamar rawat."Kak Juna?" Kini Tania yang bicara sambil mendekat. Wajahnya penuh dengan raut iba dan belas kasih.Arjuna hanya diam. Apalagi kini ia sudah tahu kalau om dan tantenya itu bukanlah orang yang baik."Kak Juna? Kakak udah baikan?" Tania bertanya. Meraba lengan kakaknya yang masih saja terbaring mematung."Bicara dong, Kak. Tania kesini mau jenguk Kaka Juna. Bukan di cue
Read more

Part 72

  *Flashback on* PoV Sandra "Hana idap penyakit serius, San," kata Mas Yudi tiba-tiba utarakan hal serius padaku. Dia memang habis pulang dari rumah sakit mengantar Mbak Hana periksakan keluhannya selama ini."Apa? Sakit, Mas?" Aku kaget. Ini bukan kaget belaka atau sebagai basa-basi seorang wanita yang di madu.Mas Yudi mengangguk."Sakit apa?" Aku benar-benar penasaran.Hela nafas Mas Yudi sejenak itu terdengar mengerikan. Seakan ada rasa kekacauan yang amat mendalam. Seakan ada rasa kekhawatiran dan kekecewaan yang menggelora jiwa. Kedipan bola mata pun mulai terlihat berat."Aku berniat cek kondisi kesehatannya. Tapi ... ternyata Hana idap kank
Read more

Part 73

Disangka Masih Hilang Ingatan Part 73 ♥️♥️♥️ PoV 3"Ada apa, Fer?" Aurel bertanya perihal Feri yang terburu-buru keluar hendak memanggil dokter. Dan kini dokter, pun suster telah masuk ke dalam ruangan Arjuna.Feri sangat khawatir. "Arjuna kejang-kejang. Entah kenapa." Saat Feri menjawab dokter telah masuk. Suster menyuruh mereka menunggu di luar. Termasuk Sandra yang di dalam pun sejenak di minta menunggu oleh suster."Kejang?" Aurel kaget."Kak Juna kejang-kejang?" Tania pun sama halnya."Ya Allah, selamatkanlah anak hamba." Sandra menangis meratapi kondisi Arjuna yang mengkhawatirkan. Mereka semu
Read more

Part 74

Disangka Masih  Hilang Ingatan Part 74 ❤️❤️❤️ PoV Arjuna***Kepalaku tadi sakit sekali. Pasti itu adalah efek dari racun yang telah masuk ke dalam tubuh. Saat aku mengingat memori dulu, sakit, otakku berfikir keras namun tak mampu menahannya. Ternyata aku sampai tak sadarkan diri. Dan kata suster, kini aku ada di ruang ICU. Apa keadaanku separah itu?Ternyata memang kini aku sudah terbaring di ruang intensif.Tadi pun mulutku di pasangi sungkup oksigen, tapi sekarang aku merasa lebih baik. Hingga kini aku sudah bisa bernafas normal perlahan. Memang ini masih mema
Read more

Part 75

    PoV Aurel***Kini sudah genap satu minggu sejak Arjuna berubah. Ia telah mulai mengakui kalau apa yang selama ini ia lakukan itu salah. Dia telah membenci orang yang sangat menyayangi dirinya dan juga Tania. Sosok Tante Sandra kini telah hadir sebagai sosok ibu bagi Arjuna.Sekarang Arjuna masih belum bisa pulih benar. Dia sudah lantang bicara, tapi pada saat berjalan, acap kali ia masih terkulai karena efek racun yang di berikan oleh Tante Windy. Dan sekarang, Arjuna sudah bisa pulang ke rumah. Tante Sandra dan Feri ikut menjaga dengan cara mereka tinggal bersama di rumah Arjuna. Sesuai keinginan Arjuna.Lalu Putri?Sejak saat itu, Putri pun tinggal di rumah mereka untuk bisa merawat Arjuna dengan intensif. Karena Putri juga seorang
Read more

Part 76

  "Tante, Juna, emm ... saya sama Feri mau izin bawa Tania untuk ikut sama kami. Rencananya Aurel sama Feri akan pergi ke rumah almarhum opa dan almarhumah oma. Apa boleh Tania ikut bersama kami?" tanyaku sedikit tak enak hati.Arjuna dan Tante Sandra heran."Memang ada apa? Kok kayak tiba-tiba?" tanya Tante Sandra. Putri pun ada di sekitar kami."Gini, Mah, rencananya Aurel mau tengok kampung halaman opa dan omanya. Sekalian ... kita juga akan cari tahu soal tante Windy yang adiknya papa Aurel itu. Ada sesuatu hal yang sedang kami selidiki, Mah." Feri menjelaskan."Soal tante Windy?" Arjuna lumayan terpancing untuk bicara kalau bahas soal mereka. Aku dan Feri manggut-manggut."Ada apa memangnya?" tanya Arjuna."Makanya kita mau cari tahu. Ada hal yang mungkin tidak di ceritakan oleh almarhum orang t
Read more

Part 77

  Apa yang telah di ceritakan oleh Simbok membuat aku dan Feri benar-benar kaget. Ternyata Tante Windy bukanlah adik kandung dari Almarhum Papa. Dia hanyalah anak angkat yang di temukan di teras rumah sejak usia Almarhum Papa masih balita. Usia Papa saat itu katanya baru lima tahun, dan Tante Windy, bayi yang malang itu dia ternyata baru lahir ke dunia dua bulan yang lalu.Lalu? Kenapa Simbok tahu? Padahal Tante Windy adalah anak yang di buang?Jelas saja, dan penjelasan dari rahasia ini yang makin membuatku kaget. Simbok sendiri yang menyimpan bayi itu. Dia pura-pura tak tahu, dan bayi itu adalah bayi dari tetangganya yang miskin. Karena takut kebutuhan si bayi tidak terpenuhi, jadinya bayi wanita itu sengaja di simpan di teras rumah Opa dan Oma. Karena Simbok bilang, Opa dan Oma adalah orang yang baik. Dia pasti mau merawat bayi asing. Apalagi bayinya seorang wanit
Read more

Part 78

  "Non sudah pulang?" tanya Simbok."Iya, Mbok. Aduh lelah sekali.""Si Non mandi dulu gih!" Suruh Simbok."Sebentar. Masih berkeringat," jawabku santai. Simbok belum pergi. Dia seperti ingin bercerita sesuatu."Ada apa, Mbok?" tanyaku lalu meraih gelas di isi air mineral yang sudah terhidang di meja."Non, ada kabar dari rumah sakit jiwa!"Setelah beberapa menit aku duduk santai, tiba-tiba Simbok memberiku kabar seperti apa yang ia katakan barusan."Rumah sakit jiwa? Soal apa, Mbok?" Aku belum ngeuh. Alisku saling bertaut menyelidik."Iyo, Non. Katanya ... em, itu ... mantan Ibu mertua Non sekarat."Deg!"Ibu sekarat? Loh, sekarat apanya, Mbok?" tanyaku super kaget dan mengiba."Si Non te
Read more

Part 79

 "Itu Ibuku, Rel?" Mas Andri dengan raut wajah iba bicara. Dia dalam pengawasan pihak kepolisian. Alhamdulillah dia dapat izin untuk menemui Ibunya."Iya, Mas. Kamu masuk saja. Dia pasti sangat merindukan kamu sebagai anaknya, Mas." Aku kembali angkat bicara. Dalam situasi dan kondisi seperti ini sejenak rasa kesal dan amarah pada Mas Andri tersingkirkan.Feri dan aku saling menoleh. Mas Andri mulai berjalan memasuki ruangan Bu Lasmi. Wajahnya lusuh sekali. Pakaian khas Rutan sudah beberapa bulan ini melekat di badannya. Netra pria itu seperti berkaca-kaca. Sontak tenggorokan ini malah tercekak hebat. Aku seakan ingin menangis ketika melihat seorang anak dan Ibu baru saja akan bertemu. Bahkan dalam kondisi seperti ini. Ibu berada di rumah sakit jiwa, anak ada di dalam jeruji besi. Yang kini hanya akan berjumpa dalam batasan waktu.Nampak Feri juga menghela nafas panjang de
Read more

Part 80

 "Ada apa, Pak Heru?" Mas Andri bertanya. Kami memang heran, ada apa Heru memanggil kami yang baru saja akan segera pergi?"Mas Andri, ibu anda ... arkh, ayok kita masuk lagi. Pak Polisi, tolong izinkan kembali tahanan melihat kondisi ibunya." Heru meminta dengan sangat pada kedua orang polisi. Mereka saling memberi tanggapan."Ada apa sebenarnya?" Mas Andri makin penasaran. Raut wajah Heru menampakkan kegelisahan yang amat mendalam."Bu Lasmi membenturkan kepalanya. Dan dia sekarang sedang di evakuasi. Pendarahannya tak henti juga. Ayok!""Apa?" Aku dan Feri kaget."Ayok!" Heru mengajak kami dengan tergesa-gesa."Ibu!" Mas Andri berteriak. "Pak, tolong buka lagi borgol saya sebentar, Pak. Saya mau lihat ibu saya, Pak!" Dengan sangat Mas Andri memohon. Kedua polisi saling pandang lagi."Baiklah, lepas. Kit
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status