Semua Bab Sebentuk Hati untuk Jingga: Bab 51 - Bab 60

86 Bab

Chapter 51 - Tingkah Ulfa

“Baiklah. Kali ini, lakukanlah apa yang kamu pandang baik, Jingga. Aku akan menunggu.”.“Terima kasih. Maafkan aku karena melakukan ini. Tapi, aku nggak ingin jadi korban lagi. Aku tidak mau memakai perasaanku seratus persen. Aku lelah disakiti. Bagaimanapun, perbuatanmu yang kemarin-kemarin itu menyakitiku. Mulai kamu mencurigaiku ada hubungan dengan Miko, sampai aku melihatmu makan berdua dengan mantanmu. Tidakkah menurutmu itu terlalu menyakitkan?”Angkasa hanya terdiam mendengar keluhan Jingga. Dia sangat merasa bersalah karena membuat Jingga begitu sakit. Andai saja saat itu dia lebih realistis dan tidak memperbesar rasa cemburunya, mungkin Jingga tidak akan seperti saat ini.“Jingga, maafkan aku.”“It’s oke. Aku sudah memaafkanmu, Angkasa. Tapi, bukan berarti aku telah melupakannya. Tidak! Aku masih mengingatnya hingga detik ini. Aku sungguh mi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Chapter 52 - Nindy Terhasut

Semenjak kejadian penolakan Angkasa di kafe tersebut, Ulfa semakin membenci Jingga. Dia memikirkan segala cara untuk memberi hukuman kepada gadis yang dianggapnya centil dan kurang bersyukur itu. Sudah bisa mendapatkan hati Angkasa, tapi malah memutuskannya. Sangat tidak bersyukur, berkali-kali Ulfa berpikir bahwa Jingga adalah manusia yang tidak bisa berkaca. Sudah putus dari Miko, dapat Angkasa, eh diputusnya lagi, sedangkan dia? Mau mendekati Angkasa malah justru hinaan yang didapatnya. Bahkan Angkasa tidak memberikannya waktu untuk menjelaskan semuanya. Ulfa melihat Jingga memasuki pabrik, perasaannya sangat muak, terlebih dia juga merasa sangat dendam terhadap Angkasa. Jadi, untuk melampiaskan dendamnya, dia akan menyerang Jingga terlebih dahulu. Bukankah kata orang tua dulu, lebih baik melihat orang yang kita cintai bahagia bersama orang lain, daripada melihat orang yang kita cinta bersedih. Maka Ulfa berencana akan membuat Ji
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Chapter 53 - Konfrontasi

"Dia benar-benar sedang mencari muka kepada pengawas. Lihat itu, hampir semua kerjaan teman yang lain, dia kerjakan sendiri," kata Nindy kepada Ulfa. "Aku udah no komen, Ndy. Aku kan sudah bilang sama kamu. Selain itu, aku juga dengar sendiri bagaimana dia menjelek-jelekan kita kepada pengawas," sahut Ulfa. "Kalau memang benar begitu adanya, hal ini nggak bisa dibiarkan. Kita harus beri dia pelajaran. Semua orang di sini sudah tahu bagaimana seharusnya bersikap kepada senior," ucap Nindy menahan marah. "Aku sama Jingga masuk kerja nggak begitu jauh jaraknya, kalau aku yang mau negor dia, bisa dibalikin semua kata-kataku. Beda sama kamu yang beneran udah senior." Ulfa kembali memanasi Nindy dengan raut wajah sedih. Dia juga kembali mengatakan bahwa Jingga memang tak boleh dibiarkan. Melihat sifat liciknya, Jingga pasti tidak akan merasa bersalah.  "Dia pasti akan terus mengelak dan berlagak sok
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Chapter 54 - PDKT via Nindy

Setelah kejadian pelabrakan oleh Nindy tersebut, Jingga menjadi seorang yang lebih pendiam. Dia tak mau apa yang dituduhkan oleh Nindy dianggap nyata oleh teman-temannya. Namun, sekeras apapun usaha Jingga, sebagian temannya di pabrik memilih untuk menjauhinya. Mereka seolah membenarkan seluruh ucapan Nindy sebelumnya. Selain itu, dibandingkan dengan Jingga, Nindy memang jauh lebih senior dan dihormati di pabrik tersebut. Ditambah lagi Ulfa yang selalu menjelek-jelekkan Jingga di belakangnya. Jingga kini merasa benar-benae sendiri. Hampir tiap hari semenjak kejadian tersebut, tidak ada yang mau menyapanya meski hanya sekadar basa basi belaka. Jingga merasa semakin sedih tatkala waktu istirahat tiba. Kini tidak ada yang mau pergi ke kantin ataupun duduk dan memakan bekal bersamanya. Nindy sudah benar-benar berhasil membuat seluruh teman kerja Jingga menjauhinya bagai seorang pesakitan. Ulfa merasa sangat bahagia dengan apa yang terjadi terhadap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Chapter 55 - Curhat Kepada Nila

"Kenapa mukanya ditekuk gitu, Mbak?" tanya Nila sambil duduk di samping Jingga."Bete banget. Ternyata di dunia kerja juga ada perundungan, ya," jawab Jingga sambil menatap sang adik lekat."Lha, apaan?" tanya Nila tak mengerti."Beberapa hari ini Mbak sebenarnya ada masalah yang cukup serius. Mbak bersinggungan sama Nindy," jelas Jingga."Mbak Nindy, sepupunya Mas Angkasa?""Iya.""Wah, gimana bisa, Mbak?"Jingga akhirnya menceritakan semua yang terjadi di pabrik tempatnya bekerja. Selama beberapa hari ini, Jingga sebenarnya sungguh merasa berat dan terbebani. Tidak ada teman yang bisa dia ajak curhat dan berbagi perasaan. Di kala seperti ini, Jingga benar-benar sangat merindukan Angkasa. Namun, harga diri dan gengsi membuatnya enggan menghubungi lelaki tersebut."Setahu aku, Mbak Nindy bukan tipe orang yang jahat, deh, Mbak," kata Nila kemudian."Mbak juga mikirnya gitu. Mbak rasa ada orang lain yang sengaja memperkeruh suasana," lanjut Jingga."K
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Chapter 56 - Ambil Cuti

Jingga yang merasa kesepian akhirnya memutuskan untuk mengambil cuti dan pergi ke rumah sang Nenek. Dia memutuskan pergi ke Banyuwangi, menenangkan diri sekaligus mencari hiburan. Gadis cantik itu sadar tak bisa terus terpuruk dalam kesedihan.Mengambil cuti selama seminggu dianggap Jingga cukup untuk menata hati, serta membangun kembali semangatnya. Dia harus bisa kembali menjalani setiap aktifitasnya dengan ceria dan semangat. Jingga tahu, pelukan hangat serta nasihat-nasihat sang Nenek pasti bisa membuatnya bangkit kembali. Selain itu, tentu saja di sini tidak akan ada yang menganggunya. Jingga bahkan memilih untuk mematikan data seluler di ponselnya demi menenangkan diri.Satu hal yang membuat Jingga semakin terpuruk adalah perlakuan Ulfa, Jingga tak habis pikir mengapa rekan satu pekerjaannya itu kini harus menjadi rivalnya? Jingga menyadari beberapa waktu belakangan ini dia sangat merindukan Angkasa, tetapi gadis itu masih merasa gengsi. Walau bagaimanapun dia sendir
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Chapter 57 - Disusul Nila

Ketika Jingga hendak memasukkan pisang goreng yang ketiga dalam mulutnya. Terdengar suara seseorang memanggil namanya dari luar. Jingga tahu betul siapa pemiliki suara tersebut. Dia dan sang Nenek hanya bisa saling memandang. Dalam hati Jingga merutuk, bagaimana bisa pemilik suara itu sampai di sini.Baru saja hendak berdiri dan menyambut keluar, terdengar kembali suara salam di depan pintu. Sang Nenek menggeleng dan tersenyum kepada Jingga sambil memberi kode untuk membukakan pintu."Entah apa lagi, dia ini," kata Jingga kesal.Dia segera beranjak dari duduknya dan bergegas membuka pintu. Setelah pintu terbuka, benar saja tebakannya tadi. Nila, sudah berdiri dengan penuh semangat dan tersenyum lebar. Di punggungnya terdapat sebuah tas ransel yang diduga Jingga pasti berisi berlembar-lembar pakaian milik Nila."Kamu ngapain ke sini?" tanya Jingga penasaran."Lho, kenapa? Ini kan rumah nenekku. Memangnya hanya Mbak Jingga yang boleh ke sini? Aku juga boleh, dong. I
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Chapter 58 - Hadirnya Angkasa

"Ngapain berdiri di situ? Sana ikut ngobrol," ucap sang Nenek mengangetkan Jingga."Nggak! Aku cuma haus dan pengen ngabisin pisang goreng ini," kilah Jingga cepat.Tentu saja gadis cantik itu gengsi mengakui bahwa dia sedang berusaha menguping pembicaraan antara Angkasa, Nila, dan juga sang Nenek. Mendengar suara Nenek dan juga kakaknya, Nila segera menoleh dan tersenyum usil."Ciye, yang penasaran. Dia nguping," kata Nila dengan nada meledek."Nguping apaan, sih? Nggak ada kaya gitu ya," sahut Jingga berusaha cuek dan kembali menyomot pisang goreng yang tersisa."Ya, sudah, terserah kamu saja, Nduk. Tapi, saran Nenek, coba kamu temui Nak Angkasa. Kasihan lho dia sudah datang jauh-jauh ke mari cuma ingin bertemu denganmu," saran sang Nenek lembut."Jingga nggak nyuruh dia ke mari, kok.""Meski begitu, setidaknya kamu temui dia sebentar. Kalian berdua sepertinya butuh waktu berdua untuk bicara," lanjut sang Nenek bijak.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Chapter 59 - Ungkapan Angkasa

Nila kemudian mendorong Angkasa sambil berbisik, "Buruan Mas, mumpung dia di sini, cepat ajak ngobrol, atau usaha kita akan sia-sia."Angkasa segera mengangguk dan bangkit berdiri, Nenek juga mengangguk dan tersenyum seolah memberikan semangat dan dorongan bagi Angkasa. Tanpa banyak bicara lagi, Angkasa segera menarik tangan Jingga dan mengajaknya ke depan."Eh, apa-apaan, ini? Lepas, nggak?!" teriak Jingga kesal."Kita harus bicara, Jingga. Ada banyak hal yang sebenarnya ingin sekali aku bicarakan," kata Angkasa tegas."Kalau mau ngomong, ya, ngomong aja. Nggak usah pakai narik tangan kaya gini. Sakit!" kilah Jingga sambil menarik tangannya."Maaf, sekarang bagaimana kalau kita duduk di sini dan membicarakan semua tentang kita," lanjut Angkasa."Memangnya apa lagi yang akan kita bicarakan?" tanya Jingga sambil duduk di kursi."Banyak. Banyak banget yang ingin aku bicarakan sama kamu. Terutama, aku ingin kita bisa balika
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Chapter 60 - Kembali Pulang

Selama berlibur di rumah sang Nenek, Jingga bukannya merasa nyaman dan tenang, tetapi dia mendapatkan sikap permusuhan dari Nila. Sang Adik sepertinya sangat kecewa dengan sikap Jingga terhadap Angkasa kemarin. Nila menganggap kakaknya tersebut terlalu membesarkan gengsi dan tak mau mengalah barang sedikit saja kepada lelaku yang sangat mencintainya itu."Mbak itu egois, tahu, nggak. Untung aja aku ini bukan tipe pelakor kaya si Ulfa itu, coba kalau aku genit kaya dia, mending aku embat sendiri Mas Angkasa buatku," ucap Nila berapi-api sesaat setelah Angkasa berpamitan dan memilih pulang waktu itu.Jingga memilih diam dan tak membantah sang Adik karena apa yang dikatakan oleh Nila itu memang ada benarnya. Kemudian setelah itu, Nila memasang sikap tak bersahabat dan mulai memasang wajah yang memusuhi sang Kakak. Nila sepertinya merasa sangat kecewa, dia tahu betul bagaimana perasaan Angkasa terhadap kakaknya. Bagi Nila, tidak ada lelaki lain yang pantas menjadi pend
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status