All Chapters of Ksatria Pengembara Season 2: Chapter 311 - Chapter 320

2578 Chapters

108. Bagian 10

“Ugghhh!”Lenguhan pendek terdengar dari dalam sebuah gubuk pemburu yang ada ditengah badai salju. Bila kita menilik kedalamnya, terlihat isi dalam gubuk tersebut yang sangat sederhana, sebuah tempat tidur dan tempat masak disudut ruangan. Tapi bukan itu yang menjadi perhatian kita saat ini, melainkan sesosok tubuh yang berada diatas pembaringan. Didekatnya tampak duduk sosok prajurit Atlas Warrior bertopeng yang tak lain adalah Bintang, sedangkan sosok yang terbaring diatas pembaringan yang baru saja tersadar dari keadaannya tak lain adalah Letnan Rucnk.Letnan Rucnk tampak membuka kedua matanya dan sosok pertama yang dilihat olehnya adalah sosok Bintang yang masih menyamar menjadi prajurit Atlas Warrior.“Kau!” ucap Letnan Rucnk dengan mata membelalak seraya langsung bangkit dari rebahannya, tapi baru saja bangkit, Letnan Rucnk sudah memegangi dadanya yang masih terasa nyeri.“Tenanglah Letnan. Luka dalammu cukup parah&rdqu
Read more

108. Bagian 11

“Sandiwara! Apa maksudmu ha!” bentak Letnan Rucnk lagi. “Katakan apa yang sebenarnya terjadi dan dimana Putri Maera berada saat ini?” ucap Bintang lagi tegas. “Aku tak mengerti maksudmu. Putri Maera sudah diculik oleh para pemberontak” ucap Letnan Rucnk lagi tak kalah keras. “Aku bukan orang bodoh Letnan. Sandiwaramu terlalu mudah diketahui kebohongannya” ucap Bintang lagi sehingga membuat wajah Letnan Rucnk berubah. “Kau sengaja hanya pergi berdua dengan Putri Maera dan merencanakan semua ini” ucap Bintang lagi. “Berani kau menuduhku tanpa dasar!” “Aku menuduhmu bukan tanpa dasar. Di lokasi pemakaman tempat Putri Maera menghilang, tidak ada sedikitpun bekas pertarungan yang terjadi, padahal Putri Maera bukan orang yang tidak memiliki kemampuan, ditambah lagi dia pergi bersamamu” ucap Bintang lagi hingga membuat Letnan Rucnk terdiam. “Dilokasi badai salju tempat aku menemukanmu. Aku juga tidak menemukan jejak apapun. Kalau memang kau mengejar para penculik itu. Pasti ada jejak p
Read more

108. Bagian 12

Sebuah pemukiman penduduk yang letaknya cukup tersembunyi karena berada disebuah lembah yang dipenuhi oleh hutan belantara yang sangat lebat pepohonannya. Permukiman tersembunyi inilah yang dicari oleh orang-orang Istana Atlas City, karena ini merupakan tempat tinggal Jendral Saxon Draig dan para pengikutnya yang sudah dicap sebagai pemberontak oleh Raja Agung Atlas.Saat ini Jendral Saxon Draig tengah mengadakan rapat diantara para perwira prajuritnya untuk membahas hal-hal yang bersangkutan dengan persiapan mereka untuk menyerang Atlas City. Pertemuan itu terhenti sejenak saat seorang dara berparas cantik jelita tampak memasuki ruangan tersebut dengan sedikit tergesa-gesa.Sosok gadis yang mengenakan pakaian perak beralur putih, berwajah cantik, bermata biru, berkulit putih bersih, dengan bibir pink merona. Rambutnya berwarna keperakan ditambah untaian permata yang melingkar dibelahan rambut dikeningnya, sungguh suatu sosok yang menawan sekali.&ldquo
Read more

108. Bagian 13

Sebuah kamar yang cukup mewah, dimana didalamnya tampak sosok Putri Maera berada. Putri Maera yang menyadari kalau dirinya telah tertangkap tampak memperhatikan keadaan disekelilingnya, berusaha untuk mencari jalan keluar dari tempat itu, sayang kemampuan Amblas bumi yang Bintang ajarkan padanya belum sempurna, jika tidak, tentu sudah digunakannya sejak tadi untuk meloloskan diri dari tempat itu.Tanpa sepengetahuan Putri Maera, sesosok tubuh tampak tengah memperhatikan apa yang dilakukannya dari balik sebuah cermin besar yang ada dikamar tersebut. Dia adalah Jendral Saxon Draig. Cermin yang hanya terlihat dari satu sisi ini tak disadari oleh Putri Maera. Entah sudah berapa lama Jendral Saxon Draig berada ditempat itu memperhatikan sosok Putri Maera.Tok !! Tok !! Tok !!Terdengar suara ketukan dari luar.“Masuk!” ucap Jendral Saxon Draig tegas.Seorang prajurit berpangkat kapten tampak masuk, lalu menjura hormat dihadapan Jend
Read more

108. Bagian 14

“Maksud tuan! Bruce Wayne, putra Letnan Bruce dan nyonya Sarah Wayne?” tanya Jendral Saxon Draig lagi, kali ini Bintang yang terkejut mendengarnya.“Dimana? Dimana nyonya Sarah sekarang tuan ? kami sudah mencari kemana-mana, tapi tidak menemukannya” ucap Jendral Saxon Draig lagi. Bintang tetap terdiam mendengarnya.“Kami semua yang ada disini berhutang nyawa dengan Letnan Bruce tuan. Kalau bukan karena Letnan Bruce... kami takkan selamat keluar dari wilayah Atlas City” ucap salah satu perwira lagi hingga mengejutkan Bintang yang mendengarnya.“Tolong katakan kepada saya tuan. Di mana nyonya Sarah sekarang berada, biarkan kami menjemput dan menjaga nyonya Sarah dan putranya. Di sini mereka lebih aman” ucap Jendral Saxon Draig lagi.“Kami mohon tuan!” ucap para perwira langsung menjura berlutut dihadapan Bintang. Hal ini semakin membuat Bintang tak enak.“Baiklah. Aku akan memberitahu
Read more

108. Bagian 15

Malam itu, Sarah Wayne datang bersama utusan Jendral Saxon Draig, Sarah yang percaya karena mereka adalah utusan Jendral Saxon Draig, Sarah mengenal beberapa diantaranya, apalagi utusan itu mengatakan kalau Bintang yang menyuruh mereka untuk menjemputnya, maka tanpa menunggu waktu lagi, Sarah segera pergi bersama utusan tersebut menuju tempat persembunyian Jendral Saxon Draig dan para prajuritnya. Kedatangan Sarah Wayne tentu saja disambut dengan suka cita oleh Jendral Saxon Draig dan para prajurit yang lain. Karena memang, Letnan Bruce, suami Sarah Wayne memang sangat berjasa menyelamatkan nyawa mereka semua dari hukuman mati Raja Agung Atlas, Letnan Bruce mengorbankan dirinya demi menyelamatkan mereka semua, karena itulah Jendral Saxon Draig dan para prajurit yang lainnya sangat berhutang budi pada Letnan Bruce. Sementara Sarah Wayne sendiri sangat gembira melihat kehadiran Bintang ditempat itu, kalau saja tidak ada orang ditempat itu, mungkin Sarah Wayne sudah memeluk Bintang.
Read more

108. Bagian 16

Sementara itu ditempatnya, Bintang hanya memperhatikan jalannya pertarungan, Jendral Saxon Draig yang berada disebelah Bintang tampak sesekali melihat kearah Bintang untuk melihat bagaimana reaksi Bintang memperhatikan jalannya pertarungan. Tapi bukan saja Jendral Saxon Draig yang terus memperhatikan Bintang, Sarah Wayne juga ikut memperhatikan Bintang.“Bagaimana menurut tuan?” tanya Jendral Saxon Draig kepada Bintang tiba-tiba. “Apa Jendral?”“Mengenai pertarungannya” jelas Jendral Saxon Draig. Bintang kembali mengalihkan pandangannya kearah pertarungan yang berjalan.“Hebat! Sungguh luar biasa teknologi alat yang digunakan” ucap Bintang lagi.“Oh ya Jendral. Saya dengar, Raja Agung Atlas akan menyerang Olympus dalam waktu dekat ini” ucap Bintang.“Ya saya juga sudah mendengar hal itu”“Apa Jendral juga setuju dengan hal ini?” tanya Bintang, Jendral Saxon D
Read more

108. Bagian 17

Putri Maera tampak terbaring pasrah diatas pembaringan, matanya menatap liar kamar yang menjadi tempat peristirahatannya, sudah dicobanya dicari kesana kemari, tapi tetap tidak ditemukan jalan keluar yang bisa digunakannya untuk meninggalkan tempat itu.Kreaaakk !!!Terdengar suara pintu kamar terbuka, Putri Maera dengan cepat bangkit berdiri dari pembaringan sambil menatap kearah pintu. Sesosok tubuh tampak muncul dari balik pintu.“Jendral Saxon Draig...” ucap Putri Maera dengan wajah berubah saat melihat sosok yang baru saja muncul tersebut.Putri Maera langsung bersikap waspada melihat kemunculan orang yang menjadi musuh nomor 1 di Atlas City.“Bagaimana keadaanmu putri?” tanya Jendral Saxon Draig dengan lembut.“Tak perlu basa basi Jendral penghianat. Apa yang kau inginkan dariku?” tanya Putri Maera dengan keras. Jendral Saxon Draig hanya tampak terdiam dan menarik nafas panjang melihat sikap keras Pu
Read more

108. Bagian 18

Sore itu Jendral Saxon Draig tengah berbincang-bincang dengan Bintang. “Saya sudah memberitahu Putri Maera kalau dia adalah putriku tuan Bintang” ucap Jendral Saxon Draig.“Terus bagaimana reaksinya Jendral?” tanya Bintang mulai tertarik.“Dia masih bingung tuan”“Ya, saya bisa mengerti Jendral. Hal ini pasti akan membuat Putri Maera syok. Untuk sementara biarkan saja Putri Maera menenangkan diri dulu Jendral” ucap Bintang lagi hingga membuat Jendral Saxon Draig mengangguk.“Lalu apa rencana selanjutnya mengenai Putri Maera ini tuan Bintang?” tanya Jendral Saxon Draig lagi kepada Bintang.“Menurut saya lebih baik kita lepaskan Putri Maera lebih cepat lebih baik Jendral. Saya khawatir, hal ini akan memancing Raja Agung Atlas mengerahkan seluruh prajuritnya untuk mencari keberadaan Putri Maera. Saat ini kekuatan kita belum cukup mampu untuk berperang dengan Raja Agung Atlas” ucap
Read more

109. Prahara Istana Atlas

Malam itu, di camp kediaman Jendral Saxon Draig. Bulan tampak bersinar redup malam itu, awan hitam bergerombol tampak memenuhi kaki langit, Bintang -Bintang pun tak ada yang menampakkan dirinya malam itu. Anginpun terasa berhembus sedikit kencang, butiran-butiran salju sudah mulai turun.Sesosok wanita berusia mapan, berwajah cantik keibuan tampak berjalan dengan membawa sebuah pedang ditangannya, sesekali wajahnya menatap ke kiri dan kanan, seolah keberadaan dirinya tak ingin diketahui oleh orang lain. Didepan sebuah pintu kamar, langkahnya terhenti.Tok ! Tok !Pintu kamarnya itu ketuknya dengan sangat pelan.Kreaakk !Tak lama, pintu kamar itu terbuka, dari baliknya muncul sosok lelaki muda tampan tanpa pakaian atas hingga memperlihatkan tubuhnya yang kekar dan berotot.“Tuan...” terdengar suara lembut wanita itu menyapa.“Sarah.” ucap sosok lelaki tampan itu menyebutkan satu nama, rupanya sosok wanita yang
Read more
PREV
1
...
3031323334
...
258
DMCA.com Protection Status