All Chapters of Ksatria Pengembara Season 2: Chapter 291 - Chapter 300

2578 Chapters

107. Bagian 5

Sebuah api unggun yang cukup besar untuk menghangatkan tubuh telah dibuat Bintang untuk kenyamanan mereka dimalam itu, Sarah yang sudah menjatuhkan dirinya berbaring menghadap kearah Bintang yang sudah tenggelam dialam meditasinya, tapi sebenarnya Sarah tidaklah tidur, mana mungkin Sarah bisa tidur membayangkan kengerian kalau saja tiba-tiba beruang salju itu menyerang mereka. Berkali-kali dicobanya untuk memejamkan mata saat mendengar penjelasan Bintang kalau para beruang-beruang salju itu tidak akan menganggu mereka, tapi tetap saja sulit bagi Sarah untuk memejamkan matanya malam itu.Sarah hanya terus memperhatikan sosok Bintang yang sudah tenggelam dialam meditasinya, banyak pertanyaan dibenak Sarah tentang siapa sosok Bintang sebenarnya, mengalahkan Atlas Warrior dengan mudah dan kini menundukkan para beruang salju dengan sangat mudah pula.“Siapa sebenarnya tuan Bintang ini?” batin Sarah seraya terus memperhatikan sosok Bintang dengan seksama.
Read more

107. Bagian 6

“Raja Agung Atlas dan para penduduk negeri Atlas City adalah keturunan para titan yang sejak ribuan bahkan ratusan tahun yang lalu sudah bermusuhan dengan orang-orang negeri para dewa” ucap Sarah lagi menceritakan tentang sejarah permusuhan antara para dewa dengan para titan. Sementara Bintang mendengarkannya dengan penuh seksama.“Bangsa titan itu apa nona Sarah?” tanya Bintang bingung.“Bangsa Titan adalah para penguasa bumi sebelum para dewa Olympus. Pemimpin mereka bernama Kronos yang nantinya akan digulingkan oleh Zeus. Titan mengalami perang besar dengan para dewa Olympus yang disebut Titanomakhia, mayoritas Titan akan terlibat dengan perang ini. Dalam perang ini Titan mengalami kekalahan....” Sarah terus menceritakan asal muasal bangsa titan dimuka bumi sehingga membuat Bintang mengerti.“Jadi nona Sarah ini juga berasal dari bangsa titan?” tanya Bintang. Sarah terlihat mengangguk.“Bagi bangsa
Read more

107. Bagian 7

Pagi datang, tapi sinar matahari tak terlalu terang bersinar, karena tebalnya salju yang terbentuk, tapi cukuplah untuk menerangi seisi goa yang menjadi tempat menginap Bintang, Sarah dan gerombolan beruang salju. Terlihat Bintang dan Sarah baru saja keluar dari goa tersebut, kini dihadapan mereka jalan sudah tampak tertutupi oleh salju tebal.“Sepertinya untuk sementara kita harus berjalan kaki nona Sarah” ucap Bintang yang memperhatikan tebalnya salju yang menutupi tempat itu, akan sulit bila menggunakan kuda.“Terserah tuan, saya ikut saja” ucap Sarah tersenyum. Wajah bening dan segar terpampang didepan mata Bintang, Sarah memang cantik, walaupun lebih tua usianya dari Bintang, tapi kejelitaan dan keibuan diwajahnya terlihat dengan jelas.Dengan menggunakan mantel, Bintang dan Sarah segera melanjutkan perjalanan, tak jarang Bintang harus mengenggam tangan Sarah karena Sarah sedikit kesulitan untuk melewati jalan bersalju yang tebal ter
Read more

107. Bagian 8

Senja itu, disuatu tempat yang cukup jauh tepatnya didaerah bersalju tebal, terlihat kilatan cahaya putih yang menyambar cepat diatas jalan bersalju. Bila kita lihat lebih jelas, ternyata sosok kilat menyambar cepat itu adalah sosok Bintang, dipondongan Bintang tampak sosok Sarah yang masih memejamkan matanya. Sarah masih tetap merasakan kalau sosoknya seperti tengah dibawa terbang seseorang dan Sarah meyakini kalau dirinya telah mati dan nyawanyalah yang dirasakannya terbang melayang. Cukup lama Bintang berkelebat menembus badai salju yang cukup dahsyat berhembus. Tak lama kemudian, Sarah dapat merasakan tubuhnya berhenti melayang dan Sarah mulai dapat merasakan hawa dingin menerpa dirinya. “Apakah aku benar-benar sudah mati” batin Sarah lagi. “Sarah!” tapi tiba-tiba saja sebuah suara lembut terdengar diteliganya, suara yang ama tdikenal oleh suara, suara itu adalah suara Bintang. Dengan cepat Sarah membuka kedua matanya dan betapa terkejutnya Sarah menyadari kalau saat ini dirinya
Read more

107. Bagian 9

Pagi datang saat Sarah baru saja terbangun dari tidurnya, Sarah bingung saat menyadari kalau dirinya hanya sendiri diatas peraduan tersebut, tidak ditemukannya Bintang disisinya, tubuhnya yang telanjang tampak tertutup oleh sebuah jubah biru yang dikenalinya sebagai milik Bintang. Sarah yakin Bintang sedang berada diluar gubuk. Maka Sarah kembali menjatuhkan kepalanya diatas kasur empuk yang telah menjadi saksi bisu pergulatan birahi mereka malam tadi. Sarah terlihat kembali memejamkan matanya dan mencoba membayangkan apa yang telah terjadi tadi malam. Bagaimana mereka bercumbu dan bercinta hingga pagi datang menjelang. Hingga akhirnya Sarah terkapar tak berdaya mengakui kejantanan Bintang yang luar biasa perkasanya, bibir Sarah terlihat tersenyum mengingat semua itu.Setelah puas menikmati kesendiriannya, Sarah lalu bangkit berdiri, lalu mengenakan pakaianya kembali. Sarah terlihat berjalan kearah pintu.Kreaakk!Wuueesss !!Saat pintu terbuka hawa dingi
Read more

107. Bagian 10

Malam itu badai salju kembali terjadi, dari dalam gubuk, suasana terdengar begitu hening, hanya desau angin yang terdengar dari arah luar gubuk. Di dalam gubuk, terlihat Bintang tengah berbaring, didadanya tampak Sarah yang tengah ikut merebahkan kepalanya. Keduanya tampak hanya diam saja, sibuk dengan pikirannya masing-masing.Tangan Bintang tampak hanya mempermainkan rambut panjang dan indah milik Sarah, sedangkan Sarah tampak begitu menikmati suasana saat itu, memejamkan mata walaupun tidak tertidur, pikirannya melayang jauh.“Sarah” terdengar suara lembut Bintang, membuat Sarah membuka kedua matanya. Lalu mengangkat wajahnya menatap kearah Bintang.“Ada apa tuan?”“Kira-kira berapa jauh lagi jarak menuju Atlas City?”“Kalau menggunakan kuda, mungkin 3-4 hari lagi tuan” jawab Sarah lagi, Bintang terdiam mendengar hal itu.“Sarah percaya sama saya?” tanya Bintang.“Te
Read more

107. Bagian 11

Pagi itu, Bintangpun berpamitan dengan Sarah, sebelum pergi, Sarah memeluk erat tubuh Bintang dan menumpahkan kesedihan bercampur kebahagiaannya.“Sarah akan selalu menunggu tuan disini” ucap Sarah sebelum Bintang berkelebat pergi meninggalkan tempat itu.Bintang berkelebat cepat meninggalkan gubuk itu semakin jauh. Tak lama Bintang sudah tiba diujung tempat bersalju tersebut, kini salju yang ada tidak lagi setebal sebelum-sebelumnya, dan Bintang menghentikan langkahnya.Bintang sudah memiliki rencana untuk menyusup masuk ke Atlas City.Wuuuttt!Sebuah sinar merah melesat keluar dari tangan Bintang, melesat tinggi keudara. Bintang sendiri tampak kini sudah berdiri dengan tenang.Tak lama bibir Bintang tersenyum saat melihat titik-titik hitam dilangit dari kejauhan.Weesshh! Weesshh! Weesshh!Enam Prajurit Atlas Warrior kini sudah berdatangan dan langsung turun dengan sangat ringannya dihadapan Bintang, sayap yang me
Read more

107. Bagian 12

Siang itu, disalah satu taman yang ada di istana Atlas City. “Hyattttt!” Tranggg !! Tranggg !! Tranggg !! Tranggg !! Terdengar suara beradunya senjata yang berasal dari dua orang yang tengah berlatih tanding. Sosok jelita Putri Maera berhadapan dengan salah seorang Prajurit Atlas Warrior. Pertarungan keduanya terlihat berlangsung sengit, Putri Maera terlihat begitu semangat melancarkan serangannya. Tranggg! Dagggg !! Serangan pamungkas Putri Maera berhasil mengenai dada lawannya hingga Prajurit Atlas Warrior itupun terjengkang dan jatuh berguling-guling ditanah. “KAU !! KAU !! KAU!” Berikutnya Putri Maera menunjuk tiga orang Prajurit Atlas Warrior sekaligus untuk menghadapi latih tandingnya. Ketiga Prajurit Atlas Warrior inipun terlihat saling pandang satu sama lain. “Bersungguh-sungguhlah kalian, atas racunku akan membunuh kalian!” ucap Putri Maera lagi seraya memperlihatkan gelang besar ditangan kirinya, gelan
Read more

107. Bagian 13

Malam baru saja datang, bulan sabit tampak bersinar terang malam itu, puncak patung raksasa bukit Atlas City yang tinggi menjulang bila dilihat dari jauh tampak hampir menggapai bulan sabit yang bersinar terang malam itu. Ratusan orang Prajurit Atlas Warrior tampak berjaga-jaga disepanjang wilayah Atlas City, terutama disepanjang jalan menuju puncak istana Atlas City. Istana Atlas Citypun tampak berdiri megah di perut patung raksasa, kemegahan bagaikan istana-istana dari dunia khayalan. Dengan segala fasilitas mewah dan kecanggihannya, bahkan desain struktur kota Atlas Citypun seperti kota-kota dimasa depan. Tapi bukan hal ini yang menjadi perhatian kita saat ini, didalam istana tampak seorang Prajurit Atlas Warrior yang berjalan mengendap-endap seperti takut kalau keberadaannya diketahui oleh orang lain. Bergerak cepat diantara keremangan malam, dari satu tempat ketempat yang lain. Hingga disuatu kesempatan, sosok Prajurit Atlas Warrior ini menghentikan langkahnya, dan terl
Read more

107. Bagian 14

Hanya beberapa detik saja lagi, tangan Putri Maera berhasil merenggut topeng tersebut, tiba-tiba saja wajah Putri Maera berubah, karena tangannya hanya menangkap angin. “Dimana dia?” batin Putri Maera terkejut karena kehilangan lawannya. “Tolong jangan paksa saya putri” ucap Prajurit Atlas Warrior itu lagi mengejutkan Putri Maera yang langsung berpaling kearah kirinya, wajah Putri Maera semakin berubah saat melihat sosok Prajurit Atlas Warrior yang tadi disergapnya telah berdiri disana. Seeerrrrr! Tanpa banyak bicara, Putri Maera kembali berkelebat cepat kearah Prajurit Atlas Warrior tersebut. Kali ini Prajurit Atlas Warrior tidak menghilang seperti tadi, tapi hanya memiringkan sedikit tubuhnya ke kanan, tangan Putri Maera lewat begitu saja didepannya, hal ini lagi-lagi membuat Putri Maera terkejut, karena Prajurit Atlas Warrior tersebut bisa mengimbangi kecepatannya. Putri Maera tak membiarkan begitu saja tangkapannya lolos, kembali tangan Pu
Read more
PREV
1
...
2829303132
...
258
DMCA.com Protection Status