All Chapters of Ksatria Pengembara Season 2: Chapter 1651 - Chapter 1660

2578 Chapters

171. Bagian 21

Serrrr...! Serrrr...!Panglima Hang Azim dan Panglima Hang Adly segera ikut berkelebat kedepan, kini ketiganya langsung melancarkan serangan mereka secara beruntun dari tiga arah yang berbeda, sepertinya ketiga panglima Kesultanan Malaka ini memang sudah terbiasa bertarung bertiga sehingga saling melengkapi serangan satu sama lain, tapi bukan Bintang  namanya kalau sampai tak bisa menghadapi ketiganya, dengan ‘langkah ajaib’nya Bintang  bergerak lincah menghindari serangan ketiganya.Tapi lama kelamaan, perpaduan serangan ketiga panglima Kesultanan Malaka ini mulai merepotkan Bintang.“Ayo, tingkatkan serangan!” teriak Panglima Hang Embara dengan keras kearah kedua panglima lainnya, Panglima Hang Embara dapat melihat bagaimana lawan mereka mulai kewalahan menghadapi serangan mereka bertiga.Bintang  yang terus bergerak lincah ; “Sepertinya memang harus kuberi pelajaran” batin Bi
Read more

171. Bagian 22

“Jurus apa itu, Tuan hamba?!” tanya Panglima Hang Embara penasaran.“Muka Dua” ucap Bintang  tersenyum.“Jurus Muka Dua” ulang Panglima Hang Embara dengan heran, karena nama jurus yang sangat unik sekali.“Jurus Muka Dua” bahkan Panglima Hang Azim dan Panglima Hang Adly ikut mengulangi nama itu.“Apa nama keris ditangan Tuan hamba itu?!” tanya Panglima Hang Embara lagi dengan rasa penasaran.“Keris kyai guntur” jawab Bintang  dengan singkat pula“Keris kyai guntur...!” ulang Panglima Hang Embara dengan wajah berubah. Bahkan Panglima Hang Azim dan Panglima Hang Adly juga ikut mengulang nama keris kyai guntur yang disebutkan Bintang.“Sebaiknya hentikan pertarungan yang sia-sia ini panglima!” ucap Bintang  dengan penuh wibawa.“Ini sudah menjadi tugas kami Tuan
Read more

171. Bagian 23

Ledakan terus terjadi disekitar pertarungan keduanya. Keduanya terus bertarung dengan jurus-jurus tingkat tinggi. Tempat di sekitar pertarungan sudah porak-poranda. Debu mengepul ke angkasa menghalangi pandangan mata. Tiba-tiba saja tubuh Panglima Hang Embara melenting keluar dari pertarungan. Begitu menjejakkan kakinya ketanah, Panglima Hang Embara langsung menancapkan keris lidah petir merah ditangannya ketanah.Wrrr...!Dhuar..! Dhuar..! Dhuar..!Ledakan beruntun terjadi didepan keris lidah petir merah yang ditancapken oleh Panglima Hang Embara ketanah, dan ledakan tu terus merengsek kearah Bintang  berdiri.Hupp...!Tubuh Bintang  dengan cepat melenting cepat ke udara, diudara Bintang  juga langsung melepaskan kekuatan ‘cakra petir’nya dari keris kyai guntur ditanganya, hingga ;Zzgggghhh.....! Zzgggghhh.....!Kilatan lidah petir keluar dari keris kyai guntur dan menyambar cepa
Read more

171. Bagian 24

Zzgggghhh.....! Settt...!Kilatan lidah petir putih keluar dari keris kyai guntur dan ikut melesat dengan sangat cepat kearah depan.Cratt...!Percikan bunga api muncrat dengan kuat saat kedua kilatan lidah petir berbeda warna itu bertemu ditengah-tengah, dan ;Blegaaar...!Benturan maha dahsyat tercipta diiringi gemuruh yang menerbangkan benda apapun dalam radius depa. Sungguh maha dahsyat dampak yang terjadi disekitar tempat itu, kekuatan gempuran kedua belah pihak membuat tempat itu menjadi luluh lantah.Kedua panglima Kesultanan Malaka terlihat terkapar ditanah, entah pingsan entah tewas, keris mereka terlihat terjatuh tak jauh dari hadapan mereka, sementara Panglima Hang Embara masih terlihat tersadar, walaupun sudah jatuh terduduk dengan wajah bersimbah penuh darah. Bintang  sendiri tampak masih berdiri dengan gagah tanpa kurang satu apapun, bahkan kini Bintang  sudah tampak kembali menyarungkan keris ky
Read more

171. Bagian 25

Perketat penjagaan di ibukotaraja Jonggrang!” ucap Gusti Prabu Blambang Sewu kepada sosok Jonggrang yang ada dihadapannya. “Aku tak ingin kita kecolongan lagi”“Pasti Gusti Prabu, pasti!”“Lalu bagaimana kabar mata-mata yang kita kirimkan ke Setyo Kencana? apakah sudah ada berita yang penting?!”“Desa Jati Wangi kini sudah menjadi kadipaten Gusti Prabu, sepertinya Gusti Prabu Bintang  menginginkan Jati Wangi menjadi garda terdepan bila terjadi peperangan dengan Blambang Sewu” jelas Jonggrang lagi. “Tapi hamba juga sudah mengirimkan beberapa orang mata-mata ke kotaraja Setyo Kencana untuk terus memantau situasi disana”“Lalu bagaimana dengan surat undangan kita ke kerajaan-kerajaan tetangga?”“Semua undangan telah disebarkan Gusti Prabu, Jonggrang yakin dalam waktu dekat ini, beberapa kerajaan negara tetangga akan segera memberikan tan
Read more

171. Bagian 26

Selain karena bentuk tubuh, Bintang  juga meyakini kalau keduanya adalah wanita dikarenakan harum semerbak yang tercium dipenciuman Bintang, maka ;“Ehemm”Sebuah suara deheman, membuat kedua wanita yang tengah membelakangi Bintang  ini terperanjat kaget, seketika saja sosok keduanya langsung berbalik kebelakang, dan ;“Ahhh.” betapa terkejut keduanya saat melihat sosok melihat sosok Bintang  yang kini sudah berdiri tersenyum dibelakang mereka. Bukan karena sosok Bintang  yang tiba-tiba saja muncul dibelakang mereka, melainkan sosok Bintang  yang ada dibelakang mereka dengan bertelanjang dada. Inilah yang membuat keduanya terperanjat kaget.“Glek” hampir bersamaan keduanya menelan ludah melihat sosok setengah telanjang Bintang. Sementara itu, Bintang  yang kini dapat melihat keduanya tampak mengerutkan keningnya, karena Bintang  merasa seperti mengenali sosok kedua wanita yang mengenak
Read more

171. Bagian 27

Bintang  sendiri kini terlihat sudah mengambil duduk disebuah batu besar yang ada didekat situ.“Mari silahkan duduk” ucap Bintang  mempersilahkan keduanya juga untuk duduk dibatu-batu yang ada disekitar situ, kedua murid Mahaguru Ummi Ayu pun segera mencari tempat duduk yang ada dihadapan Bintang.“Kalian ini kesasar atau memang sengaja datang ke wilayah ini, atau apa?” tanya Bintang  kemudian.Lagi-lagi kedua murid Mahaguru Ummi Ayu ini saling pandang satu sama lain.“Kami diutus oleh Mahaguru Ummi Ayu untuk mengundang Tuan pendekar ke Padepokan Dharma Semesta” ucap Ayu Qilla lebih dulu membuka suara.“Ada hajat apakah kira-kira?”“Mahaguru Ummi Ayu akan mengadakan acara perayaan hari lahir Padepokan Dharma Semesta.” ucap Ayu Mayrissa menjawab pertanyaan Bintang.“Mahaguru Ummi Ayu sangat berharap Tuan pendekar bisa datang” ucap Ayu Mayrissa
Read more

171. Bagian 28

Sementara itu diluar, hujan mulai turun dengan derasnya, seiring dengan semakin kuatnya tangis yang terdengar dari dalam kamar Syima Parameswari. Untunglah gemerisik hujan diluar membuat suara tangisan itu tidak terdengar sampai keluar.Tanpa Syima Parameswari sadari, seberkas cahaya terlihat memasuki jendela kamar itu dan kini cahaya itu sudah terbang berputar-putar dihadapan Syima Parameswari yang masih tak menyadari hal itu.Isak tangis itu terus terdengar semakin menyayat hati. Hingga ;“Syima” sebuah suara lembut membuat tangisan Syima Parameswari terhenti, tapi Syima Parameswari tetap tak mengangkat wajahnya seakan merasa kalau suara lembut yang baru saja didengarnya itu hanyalah ilusi angannya saja.“Syima...!” untuk kedua kalinya Syima Parameswari mendengar namanya disebut. Kali ini Syima Parameswari langsung mengangkat wajahnya yang bersimpuh dilantai. Kedua mata indah Syima Parameswari terlihat membesar saat melihat sepas
Read more

171. Bagian 29

“Bagus dong... Syima pasti sudah rindu dengan kampung halaman”“Syima kira... tidak akan bisa bertemu Abang lagi sebelum Syima pulang” ucap Syima Parameswari dengan tertunduk sedih. Bintang  tersenyum kembali mendengar dan melihat hal itu.Dengan lembut Bintang  mengulurkan tangannya untuk menyentuh dagunya yang lembut seolah tidak ada tulang di dagunya itu dan mengangkatnya kembali hingga keduanya kembali saling menatap.“Maaf... Abang baru sempat menemui Syima, Abang merasa tidak enak atas apa yang terakhir terjadi kemarin” ucap Bintang. “Abang tidak bermaksud membohongi Syima dengan menyembunyikan jati diri Abang” sambung Bintang  lagi.“Iya, Syima mengerti Abang, tapi Syima tak perduli siapa jati diri Abang... urusan Abang sama Blambang Sewu, bukan sama Syima pribadi”“Iya.. Terima kasih atas pengertian Syima sama Abang.. kenapa Syima ingin bertemu abang? apa Syima
Read more

171. Bagian 30

“Bolehkah Syima bertanya sesuatu yang sangat pribadi sama Abang”“Tanyakan saja Syima, pasti Abang akan menjawabnya”“Syima tau, waktu perjumpaan kita belum lama... tapi adakah sedikit saja dari hati Abang... ada perasaan suka sama Syima?” tanya Syima Parameswari dengan sedikit berani, Syima Parameswari merasa tak perlu lagi untuk menahan perasaannya, karena malam ini adalah malam terakhir baginya bisa bersua dan bersama Bintang. Dia harus tau bagaimana perasaan Bintang  kepadanya agar tidak ada penyesalan dikemudian hari kelak bagi dirinya.Sementara Bintang  tampak menatap Syima Parameswari dengan tatapan yang penuh arti.“Kau cantik Syima... Abang yakin, semua lelaki yang pernah bertemu dengan Syima, pasti menyukai Syima”“Syima tak menanyakan orang lain Abang... Syima hanya menanyakan sama Abang, tentang perasaan Abang sama Syima”“Apakah itu penting Syima? bukan
Read more
PREV
1
...
164165166167168
...
258
DMCA.com Protection Status